Kamis, 2 Oktober 2025
Berlabuh Pada Kristus - Rabu, 2 Oktober 2025
Rabu, 1 Oktober 2025
NYANYIAN
PEMBUKA
https://youtu.be/6MJVVGurcwU?si=DK9dnyc8uD2q9DIL
Hanya Dekat Allah Saja Aku Tenang
hanya dekat Allah saja aku tenang
daripadaNya
lah keselamatanku
hanya
Dia gunung batuku
hanya
Dia kota bentengku
aku
tidak akan goyah selama - lamanya
DOA
PEMBUKA
Dipimpin
oleh salah satu anggota keluarga
BACAAN
ALKITAB
Mazmur 62
Hosea 12: 2-14
Matius 19: 16-22
RENUNGAN
kita diajak
untuk merenungkan sebuah pertanyaan, di manakah sebenarnya hati kita
berlabuh? Dalam Injil Matius, kita berjumpa dengan seorang muda yang kaya yang
datang dengan pertanyaan yang tepat, "Guru, perbuatan baik apakah yang
harus kuperbuat untuk memperoleh hidup yang kekal?" Namun, Yesus melihat
bahwa di balik pertanyaan yang saleh itu, terdapat sebuah hati yang terikat
erat pada pelabuhan yang lain, yaitu kekayaannya. Ketika Yesus mengetuk pintu
hatinya dengan undangan, "Juallah segala milikmu... kemudian ikutlah
Aku," sang pemuda itu pergi dengan sedih. Ia menginginkan hidup kekal
sebagai sebuah tambahan, tanpa harus melepaskan tuhan sejatinya, yaitu harta
yang menjadi sandaran dan identitasnya. Ia ingin memiliki dua pelabuhan. Namun, Yesus menawarkan satu saja
yang sanggup menahan badai kehidupan, yaitu Dia sendiri.
Kisah pemuda
kaya ini bukanlah cerita yang terisolasi. Nabi Hosea menggemakannya dalam skala
yang lebih besar, yakni sebuah bangsa. Tuhan melalui Hosea menegur Israel,
keturunan Yakub yang dahulu bergumul dalam ketergantungan penuh pada Allah.
Namun, setelah menjadi makmur, mereka berkata, "Semakin kayaku, semakin
banyak dosaku." Mereka telah berpaling. Kesuksesan dan kekayaan mereka
telah membuat mereka lupa diri, mengandalkan kekuatan sendiri, politik kotor,
dan persekutuan yang curang. Hati bangsa itu telah berlabuh pada berkat, dan
bukannya pada Pemberi Berkat itu sendiri. Mereka, seperti pemuda kaya itu,
telah mengganti kemuliaan yang tidak fana dengan yang fana, meninggalkan
kesetiaan mereka yang pertama.
Lalu, di tengah
kebingungan antara keinginan rohani dan ketergantungan duniawi, Mazmur 62 hadir
bagai es kelapa muda yang menyejukkan. Daud, seorang yang juga kaya dan
berkuasa, berseru dengan keyakinan yang bulat, "Hanya dekat Allah saja aku
tenang, dari pada-Nyalah keselamatanku. Hanya Dialah gunung batuku,
keselamatanku, kota bentengku, aku tidak akan goyah." Kata kuncinya adalah
"hanya." Daud tidak berkata "terutama" atau
"sebagian," tetapi "hanya." Dia dengan tegas menolak untuk
meletakkan harapannya pada kekayaan atau manusia, yang semuanya digambarkannya
sebagai embusan nafas dan tipu daya. Dalam ketenangan imannya, Daud menemukan
jawaban atas kegelisahan pemuda kaya dan dosa bangsa Israel: bahwa ketenangan
sejati hanya ditemukan ketika jiwa kita berlabuh secara eksklusif pada Sang
Gunung Batu yang tidak tergoyahkan.
Oleh karena
itu, firman Tuhan hari ini adalah undangan yang lembut namun tegas untuk
melakukan pemeriksaan batin. Apakah kita, seperti pemuda itu, hidup dalam
ketegangan antara mengikut Yesus dan melekat pada harta kita? Apakah kita,
seperti Israel, perlahan-lahan menjadikan kesuksesan dan keamanan kita sebagai
berhala, sambil melupakan kasih karunia Tuhan yang adalah sumber segala
sesuatu? Mari kita menanggapi undangan kasih ini untuk memutuskan tali yang
mengikat hati kita pada pelabuhan-pelabuhan semu yang rapuh, dan membiarkan
seluruh hidup kita berlabuh hanya pada Kristus, Sang Gunung Batu Kekal. Hanya
dekat Dia, jiwa kita menemukan ketenangan yang sesungguhnya, keselamatan yang
kekal, dan hidup yang berkelimpahan. Amin. @vals.13
DOA
SYAFAAT
Dipimpin
oleh anggota keluarga atau dapat dibagi pada masing-masing anggota keluarga
- Kehidupan pribadi agar tetap berpusat pada Kristus
- Kehidupan keluarga
agar terus dapat saling menguatkan
- Kesehatan fisik,
mental dan spiritual orang-orang terkasih
- Perdamaian dan
keadilan di dunia
NYANYIAN
PENUTUP
https://youtu.be/xwnBvaqC8DM?si=INsJ8insSBn1W1uQ
Satu-Satunya Yang ku Andalkan
Engkau Tuhan yang setia
Waktu-Mu s'lalu yang terbaik
Engkau Tuhan sandaranku
Dan ku hanya kan berharap pada-Mu
Satu-satunya yang kuandalkan
Satu-satunya yang kupercaya
Engkau sumber kekuatan
Sumber pengharapan, sumber kedamaian
Satu-satunya yang kuandalkan
Satu-satunya yang kupercaya
Engkau Tuhan memberkati
Tuhan penyembuhku, Tuhan pemulihku
KENYAMANAN YANG TUMPULKAN NURANI - Selasa, 30 September 2025
Selasa, 30 September 2025 – KENYAMANAN YANG TUMPULKAN NURANI
NYANYIAN PEMBUKA
KJ 260 – Dalam
Dunia Penuh Kerusuhan
Syair dan
lagu: H. A. Pandopo, 1980
Dalam dunia
penuh kerusuhan,
di tengah
kemelut permusuhan
datanglah
KerajaanMu;
di Gereja
yang harus bersatu,
agar nyata manusia
baru,
datanglah
KerajaanMu!
Refrein:
Datanglah,
datanglah,
datanglah,
KerajaanMu!
Memerangi
gelap kemiskinan,
menyinarkan
terang keadilan
datanglah
KerajaanMu;
di lautan,
di gunung, di ladang
dan di
bandar, di pasar, di jalan
datanglah
KerajaanMu! Refrein:
DOA PEMBUKA
BACAAN
ALKITAB
Yakobus 5:1-6
RENUNGAN
Memiliki kenyamanan dan ketentraman
adalah dambaan semua orang. Berbagai hal diusahakan dan diperjuangkan untuk
mendapatkanya. Menjadi nyaman tentu menenangkan dan membahagiakan. Namun ada
bahaya yang mungkin jarang disadari. Hidup dalam kenyamanan bisa membuat kita
lalai. Lalai untuk bersyukur, lalai berbagi, lalai untuk melihat hak orang lain
untuk hidup layak, dan lalai untuk tetap mengusahakan dengan cara yang benar. Karena
upaya dan hasrat berlebihan untuk mendapatkan kekayaan, bisa saja menjadi ketidakadilan dan membuat hak orang lain tercabut. Hal inilah yang bisa
menumpulkan nurani, dan empati yang pelan-pelan mati.
Surat Yakobus 5:1-6 adalah teguran
keras bagi orang kaya yang hanya mencari kenyamanan diri sendiri, menimbun
harta, hidup dalam kemewahan dan menahan upah pekerja. Yakobus menggambarkan
harta mereka sudah berkarat, pakaian mereka dimakan ngengat, dan teriakan
pekerja sudah sampai di telinga Tuhan. Dosa mereka adalah kelalaian untuk
bertindak adil. Kegagalan mereka adalah tidak peduli. Mereka lebih sibuk
menumpuk harta untuk diri sendiri daripada memperhatikan hak hidup orang lain. Mereka
mengamankan posisi nyaman namun membiarkan ketidakadilan terus berlangsung.
Yakobus mengingatkan bahwa harta adalah alat. Kekayaan dan kenyamanan adalah
kesempatan untuk menegakkan keadilan dan damai sejahtera bersama. Tentu pesan
ini bukan hanya ditujukan kepada “orang kaya” secara harafiah, tetap kepada
siapa saja yang menggunakan posisi dan sumber daya untuk kepentingan diri
sendiri, sambil mengabaikan penderitaan orang lain.
Yakobus mengajak kita berefleksi:
1. Kelalaian apa yang terjadi pada saya
yang membuat orang lain menderita?
2. Apakah memilih bersuara atau berdiam
ketika melihat ketidakadilan atas hak orang lain yang direnggut?
3. Apa bentuk kepedulian saya bagi
kebutuhan orang lain?
DOA SYAFAAT
·
Bersyukur untuk setiap berkat Tuhan yang dipercayakan dan belajar untuk
memperhatikan kebutuhan orang lain.
·
Para buruh, karyawan, pedagang UMKM, guru honorer, tukang ojek yang
berjuang untuk keluarga namun seringkali mendapatkan ketidakadilan.
·
Gereja dan masyarakat bekersama
menghadapi masalah lingkungna.
NYANYIAN
PENUTUP
PKJ 103 –
Carilah Dahulu Kerajaan Allah
Syair dan
lagu: Seek Ye First, Karen Lafferty, berdasarkan Matius 6:33; 7:7,
Terjemahan:
Yamuger, 1998
Carilah
dulu Kerajaan Allah
beserta
kebenaranNya,
maka semua
ditambah padamu.
Haleluya,
Haleluya!
Mintalah,
Tuhan pasti memberi,
carilah kau
pasti dapat.
Pintu
dibukaNya bila kau ketuk.
Haleluya,
Haleluya!
Bukan
makanan saja kau perlu;
paling
perlu firman Allah
yang
merupakan jaminan hidupmu.
Haleluya,
Haleluya!
Allah Kok Marah Sih
(Senin, 29 September 2025)
Saat Teduh
Nyanyian Pembuka
MARILAH KITA SIAPKAN HATI KITA
(PKJ 22: 1-2)
Marilah kita siapkan hati kita
menghadap Allah, Tuhan semesta alam,
kar’na besarlah perbuatan tanganNya.
Muliakan Allah dengan puji-pujian.
Refrain:
Mari bernyanyi memuji Maha kuasa,
puji kasihNya sekarang dan s’lamanya.
Bersorak-sorailah, hai seluruh dunia,
mazmurkanlah kemuliaan namaNya.
Keajaiban serta perbuatanNya
sungguh benar dan besar tak terucapkan.
(kembali ke refrain)
Pembacaan Kitab Mazmur 62
(dibaca secara berbalasan dengan anggota keluarga)
Doa Pembuka dan Firman
(dipimpin oleh salah satu anggota keluarga)
Pembacaan Alkitab
Perjanjian Lama : Amos 6: 8-14
Perjanjian Baru : Wahyu 3: 14-22
Renungan
Jika Anda punya pemahaman iman bahwa karena kasih--Nya yang besar kepada umat-Nya, maka Allah tidak pernah bisa marah kepada umat-Nya. Maka ini sebuah kekeliruan besar. Kasih Allah tidak serta merta menghilangkan dimensi ketegasan Allah terhadap umat-Nya. Sekalipun Allah penuh kasih, bukan berarti Allah tidak bisa marah kepada umat-Nya. Yohanes Calvin (1509-1564), salah seorang teolog reformasi, berpandangan bahwa kemarahan Allah merupakan ekspresi keadilan-Nya terhadap dosa dan kejahatan. Kemarahan itu menunjukkan sifat-Nya yang kudus dan menjamin bahwa tidak ada kejahatan yang akan dibiarkan tanpa penghukuman. Kemarahan Allah berfungsi sebagai peringatan bagi manusia bahwa setiap kejahatan akan dipertanggungjawabkan. Allah tidak mentolerir dosa dan kemarahan-Nya adalah bukti bahwa Dia tidak akan membiarkan kejahatan berlalu tanpa hukuman.
Dalam kitab Amos 6: 8-14, nabi Amos menyatakan: kemarahan Allah dipicu oleh tindakan umat yang mengubah "keadilan menjadi racun" dan "hasil kebenaran menjadi ipuh" (ay.12). Gambaran tindakan yang tidak menghargai keadilan dan kebenaran dalam hidup. Selain itu, mereka juga menunjukkan keangkuhan diri dan tidak menghargai peran serta Allah dalam perjalanan hidup mereka (ay.8, 13). Meminjam pemikiran Calvin, maka kita dapat menilai bahwa tindakan yang tidak menghargai keadilan dan kebenaran, serta keangkuhan diri dan melupakan peran serta Allah dalam hidup merupakan tindakan yang dipandang jahat di mata Allah. Sebab itu, Ia tidak akan membiarkan itu berlalu tanpa penghukuman. Hal ini tentu menjadi sebuah peringatan bagi kita yang hidup sebagai umat Allah di masa sekarang ini.
Kita hidup di tengah tantangan zaman. Kita berhadapan dengan godaan mengandalkan materialisme dalam hidup. Tanpa kita sadari, kita terjebak menjadi manusia yang merasa tidak lagi membutuhkan Allah. Kita mengesampingkan pentingnya hubungan kita dengan Allah. Kita sibuk mengejar kekayaan yang menurut kita bisa memberi jaminan hidup. Kita menghalalkan segala cara sehingga tidak lagi menghargai keadilan dan kebenaran. Kita melakukan korupsi, mengambil keuntungan berlebih dari yang sewajarnya, dan mengekploitasi orang yang bekerja bersama kita. Ketika kita mulai nyaman dengan semua itu dan makin terseret ke dalamnya, maka peringatan ini menjadi hal yang sangat penting untuk kita perhatikan.
Peringatan ini diberikan bukan untuk membuat kita takut. Peringatan ini diberikan sebagai wujud nyata kasih Allah kepada kita, sebagaimana dinyatakan dalam Wahyu 3: 19, "Barangsiapa Kukasihi, ia Kutegor dan Kuhajar, sebab itu relakanlah hatimu dan bertobatlah!" Karena itu, jangan bersedih jika Allah menyatakan peringatan-Nya dengan keras tentang kemarahan-Nya. Semua diberikan-Nya, karena Ia mengasihi kita. Dia tidak mau kita terjerembab ke dalam lobang kesalahan dan kejahatan yang mungkin saja terjadi dalam kehidupan kita. Kalau Dia masih bisa marah kepada kita, itu berarti Dia masih mengasihi kita.
Doa Syafaat dan Penutup
Berdoalah untuk masyarakat Indonesia agar dimampukan untuk gigih memperjuangkan kesejahteraan hidup dengan cara-cara yang berkenan kepada Allah.
Nyanyian Penutup
SEMUA ORANG INGINKAN KEBENARAN
(PKJ 279: 1, 3)
Semua orang inginkan kebenaran
berada di pihaknya,
namun sedikit yang sungguh mau
berada di pihak kebenaran.
Semua orang seakan-akan tampil
menjunjung kebenaran,
namun sedikit yang sungguh mau
berkorban membela kebenaran.
Semua orang yang cari kebenaran
menjadi salah jalan;
tak tahu lagi harus pilih yang mana,
semuanya serupa.
Setiap hari semuanya berubah,
oh sungguh membingungkan;
hanyalah Yesus terang dan kebenaran
yang tak pernah berubah.
Kerendahan Hati Jalan Menuju Hidup
Sabtu, 27 September 2025
SAAT TEDUH
PUJIAN PEMBUKA
NKB. 164 – Kidung yang Merdu di Hatiku
Kidung yang merdu di hatiku, Yesus membisikkannya.
“Jangan takut, ‘Ku bersamamu dalam kancah dunia.”
Reff
Yesus nama Yesus indah dan merdu,
memberikan kidung yang mengisi hidupku.
Nada-nada sumbang dan sendu disebabkan dosaku;
Yesus sudah menggantikannya jadi kidung yang merdu.
Riang atas limpah rahmatNya, dalam kasihNya teduh,
sambil t’rus memandang wajahNya ‘ku nyanyikan kidungku.
PEMBACAAN KITAB MAZMUR 146
(dibaca secara berbalasan dengan anggota keluarga)
DOA PEMBUKA DAN FIRMAN
PEMBACAAN ALKITAB
Ams. 28: 11-28 Luk. 9: 43-48
RENUNGAN
Kerendahan Hati Jalan Menuju Hidup
Dunia sering mengukur keberhasilan dari harta, status, dan kekuasaan. Namun, Firman Tuhan hari ini mengingatkan bahwa ukuran Allah berbeda dengan ukuran manusia. Tuhan berkenan kepada orang yang rendah hati, setia, dan percaya kepada-Nya. Sementara itu, kesombongan dan ketidakadilan membawa kebinasaan. Yesus pun mengajarkan murid-murid bahwa yang terbesar justru adalah yang mau merendahkan diri seperti seorang anak kecil.
Renungan yang bertemakan “Kerendahan Hati Jalan Menuju Hidup”, sangatlah tepat untuk direnungkan agar kehidupan yang dijalani menjadi kehidupan yang sesuai dengan kehendak-Nya. Oleh sebab itu bacaan-bacaan hari ini memberikan pedoman sebagai berikut:
Mazmur 146 – Allah Penolong Sejati
Pemazmur menegaskan bahwa berbahagialah orang yang berharap kepada Tuhan, bukan kepada manusia. Tuhan menegakkan keadilan, memberi roti kepada orang lapar, membebaskan orang yang tertindas, dan menjaga orang asing, janda, serta anak yatim.
Amsal 28:11–28 – Kebijaksanaan dan Kesombongan
Amsal memperingatkan bahwa orang kaya yang sombong sering kali buta terhadap kebenaran, tetapi orang miskin yang mengerti kehendak Tuhan lebih berharga. Kesombongan, ketidakadilan, dan penyembunyian dosa membawa kejatuhan, tetapi orang yang rendah hati, jujur, dan takut akan Tuhan akan mendapat kasih setia-Nya.
Lukas 9:43–48 – Siapa yang Terbesar?
Murid-murid masih sibuk membicarakan siapa yang terbesar di antara mereka. Yesus menegaskan: yang terbesar adalah yang mau menerima anak kecil, simbol kerendahan dan ketidakberdayaan. Artinya, jalan menuju kebesaran di mata Allah adalah kerendahan hati dan pelayanan, bukan kekuasaan.
Adapun aplikasi yang dapat direnungkan agar kehidupan semakin menyenangkan hati Tuhan sebagai berikut:
1. Percaya hanya kepada Tuhan → Jangan andalkan manusia, harta, atau diri sendiri, tetapi andalkan Tuhan yang menegakkan keadilan dan memelihara hidup.
2. Hidup rendah hati dan jujur → Dunia menghargai kesombongan dan keberhasilan, tetapi Tuhan menghargai hati yang tulus, jujur, dan takut akan Dia.
3. Belajar melayani seperti Yesus → Ukuran kebesaran bukan seberapa tinggi kedudukan kita, melainkan seberapa rendah kita mau melayani orang kecil, lemah, dan tak berdaya.
Firman hari ini mengajak kita untuk hidup dalam kerendahan hati, menjauhi kesombongan, dan selalu menaruh pengharapan hanya kepada Tuhan.
DOA SYAFAAT DAN PENUTUP
Keluarga yang saling terbuka dan percaya kepada Tuhan.
NYANYIAN PENUTUP
NKB. 164 – Kidung yang Merdu di Hatiku
Bila ‘ku dirundung kemelut, pencobaan yang berat;
hatiku tak takut dan kecut, kar’na Tuhanku dekat.
Reff
Yesus nama Yesus indah dan merdu,
memberikan kidung yang mengisi hidupku.
Nanti Dia ‘kan menyambutku dalam kerajaanNya;
‘ku bersama-sama Tuhanku memerintah s’lamanya.
TATA IBADAH HARIAN
Jumat,
26 September 2025
Pujian Pembukaan
NKB 212 : 1 – 2 – SUNGGUH INGINKAH ENGKAU LAKUKAN
Sungguh
inginkah engkau lakukan hal besar?
Jangan
tunggu tiba saatnya.
Kini
tugasmu kerjakan dengan baik benar.
Jadilah
suluh dunia!
Refrein :
Jadilah suluh dunia! Jadilah suluh dunia!
Mungkin ada yang terhibur karena sinarnya;
Jadilah suluh dunia!
‘Kau
pun dapat mengenyahkan awan yang gelap
bagi
hati susah dan resah.
‘Kan
dirasakannya penghiburan yang sedap.
Jadilah
suluh dunia!
PEMBACAAN Mazmur
Salah Seorang anggota persekutuan membacakan Mazmur
146
Doa Pembukaan dan Perenungan
Firman
Oleh
Salah
Seorang Anggota
Persekutuan
Pembacaan dan perenungan Firman
·
Amsal 28:3-10
·
Efesus 2:1-10
Lakukan
Perbuatan Baik
Penulis kitab Amsal menulis suatu kesia-siaan yang
justru terjadi dalam kehidupan manusia;
Orang miskin yang menindas orang-orang yang lemah
adalah seperti hujan deras, tetapi tidak memberi makanan. (Amsal 28:3 (TB))
Padahal umat diajak untuk selalu memiliki hikmat
dan didikam sehingga mereka melakukan kebajikan dalam hidup.
Orang yang mengabaikan hukum memuji orang fasik,
tetapi orang yang berpegang pada hukum menentangnya. Orang yang jahat
tidak mengerti keadilan, tetapi orang yang mencari TUHAN mengerti segala
sesuatu. Lebih baik orang miskin yang bersih kelakuannya dari pada orang yang
berliku-liku jalannya, sekalipun ia kaya. Orang yang memelihara hukum adalah
anak yang berpengertian, tetapi orang yang bergaul dengan pelahap mempermalukan
ayahnya. (Amsal 28:4-7 (TB))
Amsal-amsal di atas adalah suatu lagu yang mengajak
orang melakukan kebenaran dalam Tuhan.
Tuhan adalah tempat bersandar yang tak akan goyah
sebaliknya jika bersandar kepada manusia akan rapuh.
Haleluya! Pujilah TUHAN, hai jiwaku! Aku
hendak memuliakan TUHAN selama aku hidup, dan bermazmur bagi Allahku selagi aku
ada. Janganlah percaya kepada para bangsawan, kepada anak manusia yang
tidak dapat memberikan keselamatan. (Mazmur 146:1-3 (TB))
Paulus mengingatkan dan menegaskan hal itu. Kuasa
Tuhanlah, bukan manusia yang menyelamatkan dunia (Ef. 2:4-7).
Sebab karena kasih karunia kamu diselamatkan oleh
iman; itu bukan hasil usahamu, tetapi pemberian Allah, itu bukan hasil
pekerjaanmu: jangan ada orang yang memegahkan diri. (Efesus 2:8-9 (TB))
Oleh karena itu unat diajak untuk mewartakan kasih
Allah dalam hidup dengan karya di dunia dalam kehidupannya.
Karena kita ini buatan Allah, diciptakan dalam
Kristus Yesus untuk melakukan pekerjaan baik, yang dipersiapkan Allah
sebelumnya. Ia mau, supaya kita hidup di dalamnya. (Efesus 2:10 (TB))
Mari, sebagai umat diajak untuk mengerjakan bagian
kita; perbuatan baik yang disiapkan untuk umat lakukan.
SAAT HENING
Doa syafaat dan Penutup
Berdoa
untuk :
·
Pemerintah yang menjamin kebebasan berpendapat.
· Kesehatan keluarga
· (Bisa ditambahkan sendiri oleh
anggota keluarga)
· Penutup
Pujian Penutup
NKB 212 : 3 – SUNGGUH INGINKAH ENGKAU LAKUKAN
Tiap
talentamu pasti ada artinya
bila
mencerminkan kasih-Nya.
Barang
yang kecil pun sungguh ada gunanya;
Jadilah
suluh dunia!
Refrein :
Jadilah suluh dunia! Jadilah suluh dunia!
Mungkin ada yang terhibur karena sinarnya;
Jadilah suluh dunia!
Rumah Bagi Tuhan - Kamis, 18 Desember 2025
Kamis, 11 Desember 2025
-
Sabtu, 18 Oktober 2025 SAAT TEDUH PUJIAN PEMBUKA KJ. 318 _ Berbahagia Tiap Rumah Tangga Berbahagia tiap rumah tangga, di mana Kaulah Tam...
-
Tataibadah Harian Rabu, 2 Juli 2025 IKUT TUHAN TIDAK SELALU MUDAH, NAMUN … Saat teduh Umat berdiam diri sekitar 30 detik...
-
Sabtu, 5 Juli 2025 SAAT TEDUH PUJIAN PEMBUKA NKB. 206 – Mercusuar Kasih Bapa Mercusuar kasih Bapa memancarkan sinarNya. Namun suluh yang...