KASIH DI ATAS SEGALANYA - 27 Agustus 2025

 

Tataibadah Harian

Rabu, 27 Agustus 2025

 

KASIH DI ATAS SEGALANYA

 

Saat teduh

Umat berdiam diri sekitar 30 detik, merenungkan segala bentuk kebaikan Tuhan yang sudah diterimanya

Nyanyian Umat          

NKB 73 – Kasih Tuhanku Lembut

 

Kasih Tuhanku lembut! Pada-Nya ‘ku bertelut
dan ‘kudambakan penuh: Kasih besar!
Yesus datang di dunia, tanggung dosa manusia;
bagiku pun nyatalah: Kasih besar!

Kasih besar! Kasih besar!
Tidak terhingga dan ajaib benar: Kasih besar!

 

Ditolong-Nya yang penat dan yang berbeban berat
juga orang yang sesat, Kasih besar!
Walau hatimu cemar, kasih-Nya lebih besar
dan membuat ‘kau benar, Kasih besar!

 

Bacaan I: Yehezkiel 20.33–44

Pesan yang penting dalam perikop ini

Manusia berdosa butuh pimpinan dan tuntunan Allah agar bisa kembali hidup dalam persekutuan yang indah dengan-Nya. Akan tetapi manusia punya kecenderungan menyukai jalan yang berbeda dengan jalan yang diajarkan dan ditentukan-Nya. Terhadap hal ini, Allah menunjukkan bahwa Ia tetap menegaskan diri-Nya sebagai raja yang berdaulat, terlepas dari manusia menolak dipimpin oleh-Nya. Allah bersikeras menunjukkan bahwa manusia perlu berada dalam arahan dan panduan-Nya, supaya mereka selamat. Ini memperlihatkan kasih-Nya yang besar bagi kita.

 

Doa Pembuka

Dipimpin seorang anggota keluarga

 

Mazmur 109.21-31

Bacalah bagian ini dengan beberapa cara

1.    Seorang membacanya, sementara anggota keluarga lain mendengarkan

2.    Seorang membaca bagian yang mengarah ke kiri, sementara yang lain membaca bagian yang mengarah ke kanan

3.    Kaum laki-laki membaca bagian yang mengarah ke kiri, sementara kaum perempuan membaca yang mengarah ke kanan

 

Bacaan II: Lukas 6.6-11

Pesan melalui perikop 

 

Yesus menyembuhkan orang di hari Sabat. Hal ini kerap ditentang, terutama oleh pemuka agama dan ahli Taurat. Bagi mereka, perbuatan Yesus menentang ketentuan yang sudah disepakati. Padahal sebetulnya peraturan tentang hari Sabat dibuat demi kebaikan hidup manusia. Hari Sabat sejatinya merupakan perayaan kehidupan, yang tentunya menjunjung tinggi semangat menjalani hidup dalam kebahagiaan yang utuh.

 

Tentang hal ini, mari kita merefleksikannya melalui 3 sisi hidup kita, yakni sisi nalar (kognitif), sisi rasa (afektif), serta sikap atau tindakan (motoris).

Secara nalar, kita diajak mengkritisi hal-hal berikut:

·      Apakah bagi kita peraturan dibuat untuk menyenangkan pembuatnya? Jika tidak, sebetulnya untuk apa ia dibuat?

·      Ketika kita sudah menyadari bahwa ketentuan atau peraturan dimaksudkan demi kebaikan manusia – melalui ketertiban dan keteraturan – maka kita perlu mengutamakan hakekat aturan tersebut, sebagaimana dipraktekkan oleh Yesus dalam perikop ini. Manusia serta hidup seluruh ciptaan lebih penting daripada aturan!

Selain itu, kita juga diajak mengembangkan perasaan berikut:

·      Bagaimana perasaan kita melihat orang yang tadinya sakit kemudian sembuh?

·      Yesus lebih bergembira melihat harkat hidup manusia didahulukan ketimbang menaati aturan secara kaku. Bagaimana dengan kita? Apakah kemanusiaan dirasakan lebih penting dan utama daripada pemberlakuan ketetapan, apalagi yang didahulukan demi kepentingan dan keinginan orang tertentu?

 

Kedua sisi itu tentu akan memengaruhi tindakan kita, yang diharapkan bisa dilakoni secara etis. Setidaknya, kita bisa mengukur apakah hidup kita sudah dijalani seperti ini:

·      Ibadah sejati dilakukan bukan hanya lewat sikap menaati peraturan formal, melainkan dengan kasih yang tulus.

·      Dalam ibadah dan pelayanan, mari kita utamakan nilai penjabaran kasih di atas prosedur, agar hidup dipulihkan, bukan membuat orang terbebani.

 

Doa Bersama

Dipimpin seorang anggota keluarga, dengan pokok doa:

·      Kesatuan gereja, khususnya GKI, sebagai implementasi hidup beriman

·      Semangat gereja hidup dalam kasih Kristus dan menjalankannya di atas segalanya

 

Nyanyian Umat

KJ  396 – Yesus Segala-galanya

 

Yesus segala-galanya,
Mentari hidupku.
Sehari-hari Dialah
Penopang yang teguh.
Bila ‘ku susah, bekesah,
aku pergi kepada-Nya:
Sandaranku, Penghiburku,
Sobatku.

 

Yesus segala-galanya,
Temanku terdekat;
pada-Nya aku berserah
sekarang dan tetap.
Hidupku indah mulia,
bersama-Nya bahagia,
hidup kekal, kar’na kenal
Sobatku.

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Rumah Bagi Tuhan - Kamis, 18 Desember 2025

Kamis, 11 Desember 2025