Tanggapannya Kok Begitu Sih?

(Senin, 7 Juli 2025)

 

Saat Teduh

 

Nyanyian Pembuka 

 

BISIKKANLAH T'RUS DOAMU

NKB 136

 

Bisikkanlah t'rus doamu,

di pagi dan petang,

di malam pun jangan ragu;

hatimu 'kan tenang.


Allah menjawab doamu

di pagi dan petang,

siang dan malam selalu;

hatimu 'kan tenang.


Pembacaan Kitab Mazmur 119: 73-80

(dibaca secara berbalasan dengan anggota keluarga)


Doa Pembuka dan Firman

(dipimpin oleh salah satu anggota keluarga)


Pembacaan Alkitab

Perjanjian Lama   : Yeremia 6: 10-19

Perjanjian Baru    : Kisah Para Rasul 19: 21-27


Renungan 

    Pernahkah Anda melakukan sesuatu yang baik, tetapi tidak ditanggapi dengan baik oleh orang yang lain? Perasaan seperti apa yang muncul dalam diri Anda pada waktu itu? Mungkin sebagian kita menjadi kecewa, sedih, marah, dan tidak mau lagi melakukan atau meneruskan kebaikan itu kepada orang yang menanggapi dengan tidak baik. Perasaan semacam ini tentu merupakan perasaan yang dialami oleh banyak orang ketika mereka mengalami pengalaman yang sama. Sebab ketika kita melakukan kebaikan dalam kehidupan kita, yang kita harapkan adalah orang dapat menanggapinya dengan baik pula. Beda cerita kalau kita melakukan hal yang tidak baik. Mungkin kita akan lebih bisa menerima ketika orang lain memberikan tanggapan yang tidak baik.

    Tanggapan orang lain atas apa yang kita lakukan terkadang sangat mempengaruhi kita dalam melanjutkan apa yang sudah kita mulai. Jika kita mendapatkan tanggapan yang baik, maka hal itu akan memberi semangat untuk kita meneruskan perbuatan itu dalam kesempatan-kesempatan berikutnya. Demikian pula sebaliknya, tatkala kita mendapatkan tanggapan yang tidak baik, maka hal itu biasanya akan menjadi pertimbangan bagi kita dalam meneruskan atau tidak perbuatan baik kita di kesempatan-kesempatan berikutnya. 

    Ambil contoh: ketika kita melayani orang dan orang yang kita layani memberikan tanggapan yang baik kepada kita dengan berbagai apresiasi yang mereka tunjukkan, maka kita akan bersemangat untuk meneruskan pelayanan itu. Namun, ketika kita sudah capek-capek melayani, tetapi yang kita layani justru menunjukkan sikap yang tidak menghargai pelayanan kita, maka dalam situasi seperti ini terkadang semangat kita menjadi turun dan bahkan kita cenderung enggan untuk melanjutkannya. Apakah sikap seperti ini dapat dibenarkan?

    Jika kita memperhatikan dua bacaan kita hari ini, maka kita melihat bagaimana Yeremia dan Paulus pernah mengalami situasi yang seperti itu dalam pelayanan mereka. Dalam kitab Yeremia 6: 10-19, kita melihat bagaimana kegeraman Yeremia atas sikap yang ditunjukkan umat Tuhan yang dilayaninya. Yeremia telah berusaha untuk memberitakan kebenaran Tuhan kepada mereka, namun mereka justru menanggapinya dengan sikap yang tidak baik. Mereka tidak mau mendengar dan bahkan menjadikan firman TUHAN sebagai bahan cemoohan bagi mereka, karena mereka tidak menyukainya. Mereka tidak memperhatikan apa yang disampaikan TUHAN melalui Yeremia. 

    Demikian juga yang dialami oleh Paulus dalam karyanya memberitakan Injil di tengah lingkungan orang-orang Asia. Dalam Kisah Para Rasul 19: 21-27 diungkapkan bahwa Paulus menghadapi tanggapan yang tidak baik dari Demetrius, yang merasa bahwa apa yang telah dilakukan Paulus membawa kerugian bagi usahanya. Bahkan karena itu, maka Demetrius kemudian menimbulkan huru-hara dengan mempengaruhi orang lain yang ada di sekitarnya. Ia menggerakkan orang-orang untuk melakukan perlawanan terhadap Paulus, sehingga seluruh kota menjadi kacau. Alih-alih menyadari kesalahannya, Demetrius justru menempatkan Paulus sebagai pihak yang telah menyebarkan pengaruh buruk bagi orang-orang yang tinggal di Asia.

    Belajar dari pengalaman dua pelayan Tuhan ini, kita dapat belajar bahwa tidak selalu usaha kita membawa mereka kepada kebenaran ditanggapi dengan sikap yang baik oleh orang lain. Bisa saja ada di antara mereka yang justru menunjukkan sikap yang memusuhi kita dan tidak menghargai usaha yang kita lakukan buat mereka. Namun, demikian, kita tidak boleh berhenti dalam berbuat baik dan menuntun orang pada jalan yang benar. Tanggapan orang lain atas kebaikan dan kebenaran yang kita lakukan tidak seharusnya membuat kita menjadi lemah dalam berbuat baik dan benar di tengah kehidupan ini. 

    Jadikanlah tanggapan yang tidak baik itu sebagai tantangan untuk kita tetap tekun melakukan yang baik dan benar dalam kehidupan kita. Yeremia dan Paulus menjadi teladan bagi kita dalam meneruskan karya kebaikan dan kebenaran di tengah kehidupan ini. Memang terkadang tidak selalu mendapatkan tanggapan yang baik dari orang lain, namun jangan menyerah dan melemah! Teruslah lakukan kebaikan dan kebenaran dalam hidup kita, supaya semakin banyak orang mengenal-Nya! Tuhan memberkati. Amin.

    

Doa Syafaat dan Penutup

Berdoalah agar masyarakat mengurangi pemakaian botol plastik dengan membawa botol sendiri dalam beraktifitas di berbagai tempat.


Nyanyian Penutup

 

'KU UTUS 'KAU

NKB 210

 

'Ku utus 'kau mengabdi tanpa pamrih,

Berkarya t'rus dengan hati teguh,

Meski dihina dan menanggung duka,

'Ku utus "kau mengabdi bagiku.


'Ku utus 'kau tinggalkan ambisimu,

padamkanlah segala nafsumu,

namun berkaryalah dengan sesama.

'Ku utus 'kau bersatulah teguh.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Rumah Bagi Tuhan - Kamis, 18 Desember 2025

Kamis, 11 Desember 2025