Kamis, 24 Juli 2025
NYANYIAN PEMBUKA
https://youtu.be/61-mjslI42s?si=6NwpvhsXuw-hxVKV
DOA PEMBUKA
RENUNGAN
Kisah Para Rasul 1:15-20 mencatat sebuah momen penting setelah kenaikan Yesus ke surga, di mana para murid berkumpul dan Petrus memimpin mereka dalam sebuah keputusan krusial: memilih pengganti Yudas Iskariot. Dalam perikop ini, kita bisa melihat dengan jelas bagaimana rencana manusia berinteraksi dengan, atau mungkin lebih tepatnya, mencoba memahami dan menanggapi rencana Tuhan.
Petrus, dipenuhi dengan Roh Kudus (meskipun Roh Kudus dicurahkan secara penuh pada hari Pentakosta, benihnya sudah ada dalam diri para murid), mengutip dari Kitab Mazmur untuk menjelaskan apa yang terjadi pada Yudas. Ia menunjukkan bahwa pengkhianatan Yudas telah dinubuatkan, dan bahwa jabatannya harus diambil oleh orang lain. Ini adalah respon manusia terhadap sebuah peristiwa yang telah terjadi sesuai dengan ketetapan ilahi. Mereka tidak mencoba mengubah masa lalu, melainkan mencari cara untuk melangkah maju sesuai dengan kehendak Tuhan yang telah dinyatakan.
Para murid kemudian mengajukan dua nama: Yusuf yang disebut Barsabas (juga dikenal sebagai Yustus) dan Matias. Mereka berdoa dan meminta Tuhan untuk menunjukkan siapa di antara kedua orang ini yang telah dipilih-Nya. Ini adalah tindakan ketergantungan manusia pada pimpinan ilahi. Mereka tahu bahwa ini bukan sekadar keputusan organisasi, melainkan sebuah penunjukan yang harus sesuai dengan kehendak Tuhan untuk meneruskan pekerjaan Injil.
Akhirnya, mereka membuang undi, dan undi itu jatuh kepada Matias, sehingga ia ditambahkan kepada kesebelas rasul. Menggunakan undi mungkin terlihat aneh bagi kita di era modern, tetapi pada zaman itu, ini adalah cara yang diterima untuk mencari kehendak Tuhan dalam situasi di mana petunjuk langsung tidak tersedia. Ini menunjukkan upaya manusia untuk menggunakan metode yang tersedia bagi mereka untuk mengkonfirmasi rencana Tuhan.
Dari perikop ini, ada beberapa poin penting yang bisa kita renungkan: Pertama, tentang kedaulatan Tuhan. Meskipun Yudas melakukan pengkhianatan yang mengerikan, perbuatan itu sendiri telah dinubuatkan dan digunakan dalam rencana keselamatan Tuhan. Ini mengingatkan kita bahwa bahkan dalam kegagalan dan kejahatan manusia, rencana Tuhan tetap tegak dan tidak tergoyahkan. Kedua, tentang tanggung jawab manusia dalam menanggapi rencana Tuhan. Para murid tidak pasif. Mereka aktif mencari pemahaman tentang apa yang telah terjadi (tentang Yudas) dan bagaimana mereka harus melangkah maju. Mereka mengambil inisiatif untuk mengisi kekosongan yang ada, tetapi dengan ketergantungan pada Tuhan.
Ketiga, betapa pentingnya doa dan mencari pimpinan Tuhan. Sebelum membuat keputusan, mereka berdoa dan meminta Tuhan untuk menunjukkan pilihan-Nya. Ini adalah teladan yang kuat bagi kita. Dalam setiap keputusan, besar maupun kecil, kita harus menyerahkannya dalam doa kepada Tuhan, mengakui bahwa hikmat-Nya jauh melampaui hikmat kita. Terakhir, menggunakan hikmat dan sumber daya yang ada. Para murid menggunakan metode yang relevan pada zaman itu (membuang undi) untuk mencari kehendak Tuhan. Ini mengajarkan kita untuk menggunakan hikmat, akal budi, dan sumber daya yang Tuhan berikan kepada kita, tetapi selalu dalam konteks ketergantungan pada pimpinan Roh Kudus.
Seringkali, kita merasa cemas dan gelisah tentang masa depan, bertanya-tanya tentang rencana kita sendiri dan bagaimana itu akan terwujud. Kisah Para Rasul 1:15-20 mengajak kita untuk mengingat bahwa rencana Tuhan adalah yang utama, dan rencana kita haruslah selaras dengan-Nya. Kita dipanggil untuk menjadi responsif terhadap pimpinan-Nya, setia dalam doa, dan berani melangkah dalam iman, bahkan ketika kita hanya bisa melihat sebagian kecil dari gambaran besar yang sedang Tuhan kerjakan.
Bagaimana renungan ini mendorong Anda untuk lebih mengandalkan rencana Tuhan dalam kehidupan Anda hari ini?
DOA SYAFAAT
- Kaum muda yang kritis dalam berpikir dan bertindak
- Kesehatan keluarga dan orang terkasih
- Perdamaian dunia
Tidak ada komentar:
Posting Komentar