Kamis, 12 Juni 2025
NYANYIAN PEMBUKA
https://youtu.be/FqNjQZyhoIY?si=m1yHQtLtKs_1z46V
DOA PEMBUKA
RENUNGAN
Dalam kehidupan yang serba cepat dan penuh tantangan di masa kini, kita sering kali dihadapkan pada pilihan-pilihan yang membingungkan. Dunia menawarkan berbagai "hikmat" yang seringkali bersifat sementara dan semu: kekayaan instan, popularitas di media sosial, atau kesuksesan materi yang diukur dari standar dunia. Ayat ini mengingatkan kita bahwa ada sesuatu yang jauh lebih berharga daripada semua itu, yaitu hikmat yang dari Tuhan.
Amsal dengan jelas menyatakan bahwa hikmat "melebihi keuntungan perak, dan hasilnya melebihi emas. Ia lebih berharga dari pada permata; segala yang kauinginkan tidak dapat menyamainya." Di era digital ini, mudah sekali bagi kita untuk terjebak dalam perlombaan mengumpulkan harta benda, mengejar status, atau mencari validasi dari orang lain. Namun, hikmat yang berasal dari Tuhan memberikan nilai yang tak ternilai. Hikmat ini bukan sekadar pengetahuan intelektual, melainkan kemampuan untuk memahami kehendak Tuhan, membuat keputusan yang benar, dan menjalani hidup sesuai dengan prinsip-prinsip ilahi.
Bagi orang percaya, hikmat ini memampukan kita untuk melihat melampaui kesulitan sesaat dan fokus pada janji-janji kekal. Ini membantu kita membedakan yang benar dari yang salah di tengah gelombang informasi yang membingungkan, dan menuntun kita pada jalan yang membawa damai sejahtera.
Ayat 16-18 lebih lanjut menggambarkan berkat-berkat yang menyertai hikmat: "Umur panjang ada di tangan kanannya, di tangan kirinya kekayaan dan kehormatan. Jalannya adalah jalan penuh bahagia, segala jalannya sejahtera semata-mata.
Ini bukan berarti bahwa setiap orang yang memiliki hikmat akan kaya raya secara materi atau hidup selamanya di dunia ini. Sebaliknya, "umur panjang" dapat diartikan sebagai kehidupan yang bermakna, penuh dengan tujuan ilahi, dan memiliki perspektif kekal. "Kekayaan dan kehormatan" dapat merujuk pada kekayaan rohani, kehormatan di mata Tuhan dan sesama, serta keberlimpahan dalam segala hal yang baik.
"Jalan penuh bahagia" dan "sejahtera semata-mata" mengindikasikan bahwa hikmat Tuhan membawa kedamaian batin, sukacita, dan kepuasan yang tidak dapat diberikan oleh dunia. Di tengah tekanan hidup modern, hikmat ilahi adalah jangkar yang menjaga kita tetap stabil. Hikmat ini memungkinkan kita untuk menghadapi kekecewaan, kehilangan, dan ketidakpastian dengan keyakinan bahwa Tuhan memegang kendali dan bahwa rencana-Nya adalah yang terbaik.
Terakhir, hikmat disebut sebagai "pohon kehidupan." Ini adalah gambaran yang kuat tentang sumber kehidupan yang sesungguhnya. Sama seperti pohon kehidupan di Taman Eden yang memberikan kehidupan kekal, hikmat Tuhan menuntun kita pada kehidupan yang berkelimpahan di bumi dan kehidupan kekal bersama-Nya.
Di masa kini, di mana nilai-nilai dunia seringkali bertentangan dengan nilai-nilai Kristus, memegang teguh hikmat Tuhan adalah kunci untuk menjalani kehidupan yang berarti, penuh damai sejahtera, dan memuliakan nama-Nya. Mari kita mengejar hikmat sejati ini lebih dari apapun, karena di dalamnya terdapat kehidupan yang berkelimpahan. Amin.
DOA SYAFAAT DAN PENUTUP
- Kaum muda yang kritis dalam berpikir dan bertindak
- Kesehatan orang-orang terkasih
Tidak ada komentar:
Posting Komentar