Hidup yang Menyerahkan Diri kepada Allah

Sabtu, 28 Juni 2025

SAAT TEDUH

 

PUJIAN PEMBUKA

KJ. 370 - 'Ku Mau Berjalan dengan Jurus'lamatku 

 

'Ku mau berjalan dengan Jurus'lamatku di lembah
berbunga dan berair sejuk. Ya, ke mana juga aku mau
mengikutNya. Sampai aku tiba di neg'ri baka.

 

Reff:

Ikut, ikut, ikut Tuhan Yesus; 'ku tetap mendengar dan
MengikutNya. Ikut, ikut, ikut Tuhan Yesus; ya, ke mana
Juga 'ku mengikutNya!

 

'Ku mau berjalan dengan Jurus'lamatku di lembah gelap,
di badai yang menderu. Aku takkan takut di bahaya apa pun,
bila 'ku dibimbing tangan Tuhanku.

 

PEMBACAAN KITAB MAZMUR 16

(dibaca secara berbalasan dengan anggota keluarga)

 

DOA PEMBUKA DAN FIRMAN

 

PEMBACAAN ALKITAB

Ul. 32: 15-27, 39-43 Luk. 9: 21-27 

 

RENUNGAN

"Hidup yang Menyerahkan Diri kepada Allah"


Bayangkan dua orang yang menempuh perjalanan ke gunung tinggi. Yang satu membawa banyak barang—pakaian, makanan, gadget, bahkan kursi lipat. Yang lain hanya membawa perlengkapan yang penting. Di tengah perjalanan yang menanjak dan berat, yang membawa banyak barang akhirnya tertinggal dan kelelahan, sementara yang ringan beban sampai ke puncak dengan selamat.

Kadang kita terlalu penuh dengan hal duniawi—ambisi, keinginan, kesenangan—hingga kita sulit berjalan di jalan Tuhan. Firman hari ini mengajak kita untuk menyerahkan diri sepenuhnya kepada Tuhan, melepaskan beban dunia dan mengikuti Yesus, bahkan jika itu berarti memikul salib.

 

Mazmur 16 – Hidup dalam Perlindungan dan Sukacita Tuhan

Pemazmur menyatakan kepercayaannya yang penuh kepada Tuhan:

"Engkau menunjukkan kepadaku jalan kehidupan; di hadapan-Mu ada sukacita berlimpah-limpah." (ayat 11)

Mazmur ini adalah nyanyian iman dan pengandalan penuh pada Allah.

Ia menolak allah lain dan hanya berpaut pada Tuhan (ayat 4).

Dalam hidup yang menyerahkan diri kepada Tuhan, ada jaminan perlindungan, hikmat, dan sukacita kekal.

 

Ulangan 32:15–27, 39–43 – Peringatan Akan Penyimpangan dari Allah

Israel dilukiskan sebagai bangsa yang menjadi gemuk, puas, dan akhirnya meninggalkan Allah:

"Yesyurun menjadi gemuk, menendang—engkau menjadi gemuk, gendut, tambun—lalu ia meninggalkan Allah yang telah menjadikannya." (ayat 15)

Ketika diberkati, bangsa itu malah berpaling dan menyembah allah lain.

Tuhan memperingatkan mereka bahwa penyimpangan itu membawa kehancuran.

Namun di bagian akhir (ayat 39–43), Tuhan tetap menyatakan kedaulatan dan rencana pemulihan-Nya:

"Akulah yang mematikan dan menghidupkan, Aku telah meremukkan dan Aku yang menyembuhkan."

 

Lukas 9:21–27 – Mengikut Yesus adalah Jalan Salib

Yesus menubuatkan penderitaan dan kematian-Nya. Namun yang mengejutkan adalah ajakan-Nya:

"Setiap orang yang mau mengikut Aku, ia harus menyangkal dirinya, memikul salibnya setiap hari dan mengikut Aku." (ayat 23)

Mengikut Yesus bukan soal berkat duniawi, tapi penyerahan total, bahkan sampai mati.

Orang yang berusaha menyelamatkan hidupnya (dengan cara dunia), justru akan kehilangan hidup sejati.

Tapi yang kehilangan hidup karena Kristus, akan mendapatkannya.

 

Renungkanlah:

1.       Apakah kita benar-benar sudah menyerahkan hidup kepada Tuhan?

2.      Apakah kita seperti Yesyurun, yang setelah diberkati justru melupakan Allah?

3.      Apakah kita siap memikul salib dan menyangkal diri, mengikuti Yesus dalam jalan penderitaan  dan pengorbanan?

 

Hidup yang diserahkan kepada Allah adalah hidup yang penuh perlindungan dan sukacita sejati (Mazmur 16), sekaligus hidup yang terus mawas diri agar tidak jatuh dalam penyimpangan (Ulangan 32), dan rela menanggung salib sebagai tanda kasih dan kesetiaan kepada Yesus (Lukas 9).


Seekor kupu-kupu tidak bisa terbang tanpa perjuangan keluar dari kepompong. Jika seseorang membantunya keluar dengan memotong kepompong, kupu-kupu itu tidak akan pernah bisa terbang, karena otot sayapnya tidak cukup kuat.

 

Demikian juga dengan kita. Mengikuti Kristus bukan jalan mudah, tapi itulah jalan yang membentuk kita. Dalam penderitaan dan pengorbanan, kita dilatih untuk kuat, setia, dan pada akhirnya mengalami kehidupan sejati dalam Tuhan.

DOA SYAFAAT DAN PENUTUP
Keluarga yang mengasihi dan bersedia mengampuni. 

NYANYIAN PENUTUP

KJ. 370 - 'Ku Mau Berjalan dengan Jurus'lamatku 

 

Bersama Jurus'lamat hatiku teguh dilembah dan bukit yang
perlu kutempuh. Tuhanku membimbing aku pada jalanNya
yang menuju rumah Allah yang baka.

 

Reff:

Ikut, ikut, ikut Tuhan Yesus; 'ku tetap mendengar dan
MengikutNya. Ikut, ikut, ikut Tuhan Yesus; ya, ke mana
Juga 'ku mengikutNya!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

“Dipulihkan, Diberkati, dan Dikuatkan oleh DIA”

Sabtu, 20 Desember 2025 SAAT TEDUH   PUJIAN PEMBUKA NKB. 143 _ Janji Yang Manis   Janji yang manis: ” ‘Kau tak ‘Ku lupakan”, tak terombang-a...