Daging vs Roh - Kamis, 5 Juni 2025

Kamis, 5 Juni 2025

NYANYIAN PEMBUKA

https://youtu.be/WWXtttxrJCw?si=5Lsx6LKdlu3Ylege


DOA PEMBUKA


BACAAN ALKITAB    Galatia 5: 16-25


RENUNGAN

Galatia 5:16-25 adalah bagian yang sangat penting dalam Alkitab, yang menggambarkan pergumulan batiniah yang dialami setiap orang percaya. Rasul Paulus memaparkan dua kekuatan yang saling bertentangan dalam diri kita: "daging"dan "Roh". Di tengah pergumulan ini, doa dan pengharapan menjadi penopang yang tak tergantikan.

Untuk memahami lebih jelas, mari kita definisikan kedua istilah ini dalam konteks bahasa Indonesia dan maknanya dalam perikop ini:

Daging: Dalam konteks Galatia 5 ini, "daging" (Yunani: sarx) secara harafiah mengacu pada tubuh jasmani manusia. Namun, dalam konteks teologis, ia melambangkan sifat dasar manusia yang cenderung kepada dosa dan keinginan duniawi. Ini adalah kecenderungan alami kita untuk hidup berdasarkan insting, hawa nafsu, dan keegoisan, terlepas dari kehendak Tuhan. "Daging" mencakup segala bentuk kejahatan moral, hasrat yang tidak terkontrol, dan dorongan untuk memuaskan diri sendiri tanpa mempertimbangkan akibat rohani. Paulus menyebutkan contoh "perbuatan daging" seperti percabulan, kecemaran, hawa nafsu, penyembahan berhala, sihir, perseteruan, perselisihan, iri hati, amarah, kepentingan diri sendiri, percideraan, roh pemecah, kedengkian, kemabukan, pesta pora, dan sebagainya.

Roh: Di sisi lain, "Roh" (Yunani: pneuma) mengacu pada Roh Kudus, yaitu pribadi ketiga dari Allah Tritunggal. Ia adalah Roh yang Kudus, yang datang dan berdiam dalam diri orang percaya setelah mereka menerima Yesus Kristus sebagai Juruselamat. "Roh" ini adalah kuasa ilahi yang membimbing, menguatkan, dan menguduskan kita. Ia adalah sumber kehidupan rohani dan kebenaran yang memungkinkan kita hidup sesuai dengan kehendak Tuhan.

Jadi, pergumulan antara "daging" dan "Roh" adalah pertarungan internal antara kecenderungan dosa kita yang alami melawan kuasa dan tuntunan Roh Kudus yang ada di dalam kita.

Ayat 16-18 menekankan pentingnya hidup dipimpin oleh Roh. Paulus berkata, "Hiduplah oleh Roh, maka kamu tidak akan menuruti keinginan daging." Ini bukan sekadar ajakan, melainkan sebuah perintah yang memerlukan keterlibatan aktif kita. Bagaimana kita bisa hidup oleh Roh? Salah satu cara utamanya adalah melalui doa.

Doa adalah saluran komunikasi kita dengan Tuhan, tempat kita memohon kekuatan, hikmat, dan tuntunan Roh Kudus. Ketika kita berdoa, kita mengakui keterbatasan "daging" kita yang lemah dan menyerahkan diri kepada kuasa ilahi "Roh". Dalam doa, kita memohon agar Roh Kudus mengendalikan pikiran, perkataan, dan perbuatan kita, sehingga keinginan "daging" tidak lagi mendominasi. Doa menjadi semacam "pernapasan rohani" yang memungkinkan kita terus-menerus terhubung dengan sumber kehidupan sejati. Tanpa doa, kita akan mudah tersesat dan jatuh dalam godaan "daging".

Selanjutnya, Paulus menguraikan "buah Roh" dalam ayat 22-23: kasih, sukacita, damai sejahtera, kesabaran, kemurahan, kebaikan, kesetiaan, kelemahlembutan, dan penguasaan diri. Buah-buah ini adalah manifestasi nyata dari kehidupan yang dipimpin oleh Roh.

Munculnya buah Roh ini dalam hidup kita adalah dasar pengharapan kita. Kita berharap bukan pada kekuatan "daging" kita sendiri yang seringkali rapuh, tetapi pada kuasa Roh Kudus yang bekerja di dalam kita. Pengharapan kita adalah bahwa seiring kita terus berdoa dan menyerahkan diri kepada Roh, karakter kita akan semakin diubahkan menyerupai Kristus. Kita berharap bahwa kita akan mampu mengasihi sesama dengan lebih tulus, mengalami sukacita yang tak tergoyahkan, menikmati damai sejahtera di tengah badai kehidupan, dan menunjukkan penguasaan diri yang nyata. Pengharapan ini bukanlah angan-angan kosong, melainkan keyakinan yang teguh pada janji Tuhan bahwa Ia akan menyempurnakan pekerjaan baik yang telah dimulai-Nya dalam kita.

Ayat 24-25 menyatakan, "Barangsiapa menjadi milik Kristus Yesus, ia telah menyalibkan daging dengan segala hawa nafsu dan keinginannya." Ini adalah pernyataan yang radikal dan penuh pengharapan akan kemenangan. Kita yang telah menerima Kristus secara otomatis memiliki kuasa untuk mematikan keinginan "daging". Ini bukan perjuangan yang kita hadapi sendirian; Roh Kudus memberdayakan kita untuk menang.

Pengharapan kita terletak pada kenyataan bahwa kita tidak lagi diperbudak oleh "daging" dan dosa. Kita memiliki otoritas untuk menolak godaan dan memilih jalan kebenaran yang dituntun oleh Roh. Setiap kali kita memilih untuk berjalan oleh Roh dan membuahkan buah-buah-Nya, kita menegaskan kemenangan Kristus dalam hidup kita. Ini adalah pengharapan akan kebebasan sejati dari belenggu dosa, pengharapan akan hidup yang memuliakan Tuhan, dan pengharapan akan menikmati kehadiran-Nya yang penuh kuasa dalam setiap aspek kehidupan kita.

Pada akhirnya, Galatia 5:16-25 adalah panggilan untuk hidup yang diserahkan sepenuhnya kepada Tuhan. Dalam pergumulan kita sehari-hari, doa adalah nafas yang menyatukan kita dengan Roh Kudus, dan pengharapan adalah keyakinan yang teguh bahwa Roh Kudus akan memampukan kita untuk berbuah dan menang atas keinginan "daging". Selamat berjuang, Tuhan kiranya memampukan kita. Amin.


DOA SYAFAAT DAN PENUTUP

  • Kaum muda yang mempersiapkan diri sebagai pemimpin sejak dini.
  • Kesehatan orang-orang terkasih


NYANYIAN PENUTUP

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

“Dipulihkan, Diberkati, dan Dikuatkan oleh DIA”

Sabtu, 20 Desember 2025 SAAT TEDUH   PUJIAN PEMBUKA NKB. 143 _ Janji Yang Manis   Janji yang manis: ” ‘Kau tak ‘Ku lupakan”, tak terombang-a...