Selasa, 13 Mei 2025 – SAAT KASIH MENYENTUH, IMAN BERTUMBUH
NYANYIAN PEMBUKA
KJ 026:1,2 –
Mampirlah, Dengar Doaku
Syair: Pass
Me Not, O Gentle Saviour, Fanny J. Crosby, 1868
Terjemahan:
E. L. Pohan, 1975
Lagu:
William Howard Doane, 1870
Mampirlah,
dengar doaku, Yesus Penebus.
Orang lain
Kau hampiri, jangan jalan t’rus.
Refrein:
Yesus,
Tuhan, dengar doaku;
orang lain
Kau hampiri, jangan jalan t’rus.
Di hadapan
takhta rahmat aku menyembah,
tunduk
dalam penyesalan. Tuhan, tolonglah! Refrein:
DOA PEMBUKA
BACAAN
ALKITAB
KISAH PARA RASUL 9:32-35
RENUNGAN
Seorang pasien lanjut usia sudah lama
dirawat di ruang ICU. Tubuhnya melemah, nafas dibantu mesin. Ia kesepian karena
tak ada keluarga yang datang menjenguk. Hari demi hari dijalani tanpa asa.
Namun, suatu hari, seorang pemuda datang dan duduk di samping tempat tidurnya.
Ia menggenggam tangan si pasien, tidak banyak bicara – hanya duduk dan hadir. Sejak
hari itu kondisi si pasien mulai membaik. Ia mulai makan, senyum dan bahkan
sudah bisa berkomunikasi dengan baik. Setelah beberapa hari, pasien lansia ini
bertanya, “Kapan anak muda itu datang lagi?” Dokter bertanya kepada staf: “siapa
pemuda itu?” ternyata dia bukan kerabat. Ia relawan gereja yang rutin
berkunjung ke rumah sakit untuk menemani siapa pun yang kesepian. Luar
biasanya, pemuda itu juga sebenarnya tinggal seorang diri dan mengobati kesepiannya
dengan mengunjungi pasien yang butuh ditemani. Kehadiran pemuda ini tidak
membawa obat, tapi membawa kasih dan kasih itu menghidupkan kembali harapan.
Kisah Para Rasul 9:32-35 adalah
kehadiran yang membawa berkat besar bagi orang lain. Petrus berjalan mengunjungi
orang-orang di Lida. Petrus datang membawa kasih Yesus bagi banyak orang.
Termasuk kehadiran Petrus yang membawa kesembuhan bagi Eneas. Tindakan Petrus
adalah pernyataan iman dan kasih “Eneas, Yesus Kristus menyembuhkan engkau”.
Kalimat ini sederhana namun memiliki makna. Petrus menyadari bahwa ia tidak
hebat, kuasa kesembuhan itu datang dari Yesus Sang Pemulih.
Ketika Eneas sembuh, yang menarik adalah
semua penduduk Lida dan Saron yang melihat dan mendengar hal itu pun berbalik
kepada Tuhan. Ini bukan hanya kisah penyembuhan, tapi ini tentang kasih Tuhan
yang menyentuh dan melalui sentuhan itu iman orang lain ikut bertumbuh. Kasih
Tuhan telah dinyatakan melalui kehadiran Petrus. Kesediaannya untuk berjalan,
berkunjung, melihat dan peduli membagikan kasih Tuhan. Bukan hanya Eneas yang
dipulihkan, tetapi seluruh penduduk juga mengalami kasih.
Di tengah masyarakat modern mungkin
banyak “Eneas-eneas” yang terbaring – atau seperti pasien lansia di atas – di mana
tidak hanya fisik, mental, spiritual dan emosional melemah. Mereka mungkin ada
di sekitar kita, atau bahkan keluarga kita sendiri berjuang dengan kelemahan
dan kesendirian. Tapi pertanyaannya, apakah kita seperti Petrus yang bersedia
hadir, mengunjungi, menemani dan menghadirkan kasih Yesus bagi mereka? Kiranya
kasih yang menyentuh Eneas dan menumbuhkan iman orang banyak, juga terjadi pada
diri kita. Kasih yang dinyatakan bagi orang-orang yang membutuhkan. Tak perlu
spektakuler. Kadang cukup hadir berkunjung, mendengarkan, mendoakan dan memberi
perhatian. Bersediakah “saya” menjadi pembawa kasih itu? Amin.
DOA SYAFAAT
·
Gereja
peduli kesehatan lingkungan.
·
Pelayanan YDKA melalui Klinik Kesehatan bagi masyarakat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar