Tataibadah Harian
Rabu, 19 Maret 2025
SEMPIIIT! DI TENGAH KECILNYA PELUANG, MASIH MUNGKINKAH MEMENANGINYA?
Saat teduh
Umat berdiam diri
sekitar 30 detik, merenungkan segala bentuk kebaikan Tuhan yang sudah
diterimanya
Nyanyian Umat
PKJ 264 – Apalah
Arti Ibadahmu
Apalah arti ibadahmu kepada Tuhan,
bila tiada rela sujud dan sungkur?
Apalah arti ibadahmu kepada Tuhan,
bila tiada hati tulus dan syukur?
Ibadah sejati, jadikanlah persembahan.
Ibadah sejati: kasihilah sesamamu!
Ibadah sejati yang berkenan bagi Tuhan,
jujur dan tulus ibadah murni bagi Tuhan.
Berbahagia orang yang
hidup beribadah,
yang melayani orang susah dan lemah
dan penuh kasih menolong orang yang terbeban;
itulah tanggung jawab orang beriman.
Bacaan I: 2 Tawarikh 20.1–22
Pesan yang penting dalam perikop ini
Raja Yosafat
menghadapi kesulitan luar biasa besar kala diancam oleh gabungan bangsa Moab, Amon,
dan Meunim. Akan tetapi alih-alih mengandalkan kekuatan sendiri, ia berdoa dan
meminta kekuatan Tuhan untuk menghadapinya. Yosafat menghadapi situasi itu
dengan berserah dan menyatakan bahwa peperangan itu ada di tangan Tuhan,
menunjukkan bahwa mereka beriman kepada Tuhan. Bukan berarti mereka berpangku
tangan, namun mereka menghadapi perang itu dengan puji-pujian kepada Tuhan,
bukan dengan sungut-sungut atau keluh kesah. Oleh Tuhan, keadaan mereka yang
terdesak diubah menjadi kemenangan!
Doa Pembuka
Dipimpin seorang
anggota keluarga
Mazmur 105.1-42
Bacalah bagian ini dengan beberapa cara
1. Seorang
membacanya, sementara anggota keluarga lain mendengarkan
2. Seorang
membaca bagian yang mengarah ke kiri, sementara yang lain membaca bagian yang
mengarah ke kanan
3. Kaum
laki-laki membaca bagian yang mengarah ke kiri, sementara kaum perempuan
membaca yang mengarah ke kanan
Bacaan II: Lukas 13.22–31
Pesan melalui
perikop
Gambaran tentang pintu yang sempit seakan mau
memberitahukan kita bahwa untuk memasuki Kerajaan surga, dibutuhkan keseriusan yang
kuat. Tidak boleh main-main!
Jangan kita sangka bahwa kita semua pasti akan dengan
mudah diterima dalam Kerajaan-Nya, jika kita tidak mau mengenali karakter Kerajaan
itu serta hidup di dalamnya. Sekadar tahu bahwa Yesus Juruselamat dan
mengakuinya dengan mulut belumlah menjamin apapun! Hubungan yang dangkal dan
tidak ingin mendalami hidup bersama Yesus tidak membawa kita ke mana-mana.
Mari kita melihatnya melalui 3 sisi hidup kita, yakni
sisi nalar (kognitif), sisi rasa (afektif), serta sikap atau tindakan
(motoris).
Secara nalar, kita diajak mengkritisi hal-hal berikut:
·
Seudah
sejauh mana kita menjalani langkah kita? Apakah arah perjalanan kita benar,
sesuai dengan kehendak Tuhan?
·
Apakah
kita serius dengan kehidupan yang kekal? Ataukah kita mudah teralihkan dan berbelok
di banyak persimpangan?
Selain itu, kita
juga diajak mengembangkan perasaan berikut:
·
Dari yang kita rasakan, apakah kita sudah memenuhi
kehidupan yang diharapkan Tuhan? Apakah hidup kita memuliakan Tuhan, atau lebih
mencari kesenangan diri?
·
Jika sadar kita telah salah melangkah, adakah
kegelisahan dalam diri? Ataukah kita menganggapnya hal yang biasa-biasa saja,
sehingga tak layak dimintakan ampunan kemudian bertobat?
Kedua sisi itu tentu
akan memengaruhi tindakan kita, yang diharapkan bisa dilakoni secara etis.
Setidaknya, kita bisa mengukur apakah hidup kita sudah dijalani seperti ini:
·
Seberapa
kuatkah kita menjaga agar ujaran kita tidak melukai orang lain?
·
Seberapa
tahankah kita menjaga diri dari berbagai godaan yang menghampiri kita, mulai
dari pikiran, perkataan, sampai perbuatan?
·
Apakah
yang kita lakukan cenderung melukai atau merusak kehidupan ketimbang
membangunnya?
Doa Bersama
Dipimpin seorang anggota keluarga, dengan pokok doa sebagai berikut:
·
Kesediaan
mempersembahkan diri menjadi pelayan adalah hal yang layak didukung dan disemangati.
Kita bersyukur atas orang-orang yang memberi dirinya melayani umat Tuhan,
dengan ketulusan dan keikhlasan.
·
Ibadah
Minggu dalam masa raya prapaskah, dari Minggu ke Minggu, yang kiranya bisa
semakin mendekatkan kita dengan Tuhan dan setia kepada-Nya.
Nyanyian Umat
NKB 211 – Pakailah Waktu Anugrah Tuhanmu
Pakailah waktu anug’rah
Tuhanmu,
hidupmu singkat bagaikan kembang.
Mana benda yang kekal di hidupmu?
Hanyalah kasih tak akan lekang.
Tiada yang baka di dalam dunia,
s’gala yang indahpun akan lenyap.
Namun
kasihmu demi Tuhan Yesus
sungguh bernilai dan tinggal tetap.
Janganlah sia-siakan waktumu,
hibur dan tolonglah yang berkeluh.
Biarlah lampumu t’rus bercahaya,
muliakanlah Tuhan di hidupmu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar