Tataibadah Harian
Rabu, 2 April 2025
PERCAYALAH PADA PEMELIHARAAN
TUHAN
Saat teduh
Umat berdiam diri sekitar 30 detik, merenungkan segala
bentuk kebaikan Tuhan yang sudah diterimanya
Nyanyian Umat
PKJ 138 – Setia-Mu, Tuhanku, Tiada Bertara
Setia-Mu, Tuhanku,
tiada bertara,
di kala suka, di saat gelap.
Kasih-Mu, Allahku, tidak berubah,
Kaulah Pelindung abadi, tetap.
Setia-Mu, Tuhanku, mengharu hatiku,
setiap pagi bertambah jelas.
Yang kuperlukan tetap Kau berikan,
sehingga akupun puas lelas.
Ampunan dosaku, damai
abadi,
kehadiran-Mu dan bimbingan-Mu,
kini kekuatan dan besok harapan:
Hujan berkat Kau beri padaku.
Bacaan I: 2 Raja-raja 4.1–7
Pesan yang penting dalam perikop ini
Seorang perempuan menghadapi
situasi sulit ketika ia membutuhkan banyak uang untuk membayar utangnya,
sementara ia tidak mempunyai apapun untuk membayarnya. Akan tetapi ketika ia
diberitahu untuk melakukan sesuatu, ia melakukannya dengan ketaatan, dan
terlihat bagaimana pemeliharaan Tuhan atasnya sungguh nyata.
Doa Pembuka
Dipimpin seorang anggota
keluarga
Mazmur 53
Bacalah bagian ini dengan beberapa cara
1. Seorang
membacanya, sementara anggota keluarga lain mendengarkan
2. Seorang
membaca bagian yang mengarah ke kiri, sementara yang lain membaca bagian yang
mengarah ke kanan
3. Kaum
laki-laki membaca bagian yang mengarah ke kiri, sementara kaum perempuan
membaca yang mengarah ke kanan
Bacaan II: Lukas 9.10–17
Pesan melalui
perikop
Kisah Yesus memberi makan ribuan orang sudah banyak
diperbincangkan. Keajaiban yang dihadirkan Yesus bukan hanya mau menonjolkan
kuasa-Nya sebagai Tuhan, melainkan juga perhatian dan kepedulian-Nya terhadap
manusia. Dalam kelaparan, Ia adalah Tuhan yang menyediakan makanan, agar
kebutuhan jasmani manusia terpenuhi.
Mari kita melihatnya
melalui 3 sisi hidup kita, yakni sisi nalar (kognitif), sisi rasa (afektif),
serta sikap atau tindakan (motoris).
Secara nalar, kita diajak mengkritisi hal-hal berikut:
·
Jika
ingin meneladani Yesus, maka kita diajak berpikir: bagaimanakah kita memandang sesama
manusia yang mengalami kesusahan? Apakah mereka seakan dihadirkan bagi kita
untuk membuat hidup kita jadi sulit? Atau sebaliknya, melalui keberadaan mereka,
kita diberi kesempatan berbagi dan menunjukkan kepedulian terhadap orang lain?
·
Berkaca
dari perbuatan Yesus, kalau kita diberi kuasa (melalui kemampuan finansial
kita, atau kedudukan kita dalam pekerjaan atau status sosial dalam kehidupan
bermasyarakat, misalnya), akankah kita juga melakukan hal serupa dengan Yesus?
Selain itu, kita
juga diajak mengembangkan perasaan berikut:
·
Sudahkah kita mengalami keajaiban dari kuasa
Yesus? Berapa seringkah kita merasakan pemeliharaan-Nya, yang melepaskan kita
dari keadaan terjepit atau tertekan?
·
Apakah situasi-situasi semacam itu
menggerakkan kita memperhatikan orang lain yang juga mengalami beban dalam
hidupnya?
Kedua sisi itu tentu
akan memengaruhi tindakan kita, yang diharapkan bisa dilakoni secara etis.
Setidaknya, kita bisa mengukur apakah hidup kita sudah dijalani seperti ini:
·
Sudahkah
hati kita menggerakkan tangan atau kaki kita melakukan hal yang baik demi
menolong sesama yang susah?
·
Seberapa
konsistenkah kita melakukan hal itu?
Doa Bersama
Dipimpin seorang anggota keluarga, dengan pokok doa sebagai berikut:
·
Syukur
kepada Tuhan atas setiap rahmat-Nya, yang mendorong kita melayani orang lain
·
Ibadah
Minggu dalam masa raya prapaskah, dari Minggu ke Minggu, yang kiranya bisa
semakin mendekatkan kita dengan Tuhan dan setia kepada-Nya.
Nyanyian Umat
NKB 138 – Makin Serupa Yesus, Tuhanku
Makin serupa Yesus,
Tuhanku,
inilah sungguh kerinduanku;
Makin bersabar, lembut dan merendah,
makin setia dan rajin bekerja.
Ya Tuhanku, ‘ku b’rikan pada-Mu
hidup penuh dan hatiku seg’nap.
Hapuskanlah semua dosaku,
jadikanlah ‘ku milik-Mu tetap.
Makin serupa Yesus, Tuhanku,
ini selalu cita-citaku:
Makin bertambah di dalam kasihku,
makin bersungguh menyangkal diriku.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar