Kamis, 20 Februari 2025
DOA PEMBUKA
NYANYIAN PEMBUKA
https://youtu.be/g6Hk2QjexKQ?si=ok0iRWrnI1eFyvY_
BACAAN ALKITAB Kejadian 43: 16-34
RENUNGAN
Bagaimana rasanya menjadi saudara-saudara Yusuf di dalam bacaan kita hari ini? Pasti ada rasa takut, karena mereka seperti dipermainkan oleh penguasa Mesir. Mereka hanya butuh bahan makanan, tapi malah disuruh melakukan hal-hal yang lain. Mereka bingung, tetapi tidak punya daya dan kuasa untuk mempertanyakan. Namun, pada akhirnya mereka semua bisa berkumpul dan makan bersama.
Bagaimana rasanya menjadi Yusuf ketika melihat semua saudaranya ada di depan matanya? Ia terharu, dalam dirinya bergejolak semua perasaan yang tidak ditunjukkannya selama ini. Ketika melihat Benyamin, Yusuf begitu merindukannya. Namun belum saatnya untuk dia membuka identitasnya sebagai saudara mereka yang hilang. Ia harus memainkan peran sebagai penguasa Mesir yang dimintai bantuan. Namun, dia memperlakukan keluarganya dengan baik.
Bagian dari kisah hidup Yusuf ini membuat kita merenungkan tentang apa itu kebaikan. Perbuatan baik tidak ditujukan hanya kepada mereka yang berbuat baik kepada kita. Yusuf yang menerima perlakukan buruk pun tetap bisa memiliki kasih, tanpa kehilangan integritasnya sebagai pemimpin atau penguasa bangsa yang besar.
Ada banyak peristiwa di mana orang yang memiliki kuasa kemudian bertindak semena-mena dan pilih kasih. Mereka yang punya relasi dengan orang yang berkuasa seakan mendapat jalur khusus yang memberikan banyak keuntungan dan percepatan dibandingkan yang tidak memiliki "orang dalam".
Yusuf, sebagai orang yang berkuasa pada masa itu, tidak serta merta memperlakukan keluarganya dengan mewah. Dia menjalankan peran sebagai pemimpin yang baik. Walaupun mereka yang datang itu adalah keluarganya, tetapi di awal kedatangan mereka, Yusuf tidak langsung memberikan apa yang mereka inginkan.
Yusuf dengan sengaja membuat saudara-saudaranya melakukan beberapa hal sebelum kemudian memberikan apa yang mereka inginkan. Yusuf tidak pilih kasih, ia juga tidak kemudian mempermudah apa yang menjadi urusan keluarganya dalam hal ini.
Kita belajar dari Yusuf untuk tidak membiarkan perbuatan baik itu menciderai apa yang menjadi ketetapan besar yang berlaku dalam tatanan masyarakat. Berbuat baik juga harus dilakukan dalam porsi yang tepat, sehingga tidak ada kesan pilih kasih atau jalur khusus "orang dalam".
Mari kita mohon kebijaksanaan dari Tuhan agar kebaikan yang kita lakukan sungguh menjadi berkat dan sukacita bagi mereka yang menerimanya. Kiranya Tuhan menolong agar kita tahu apa yang baik untuk kita berlakukan dalam kehidupan kita. Amin.
DOA SYAFAAT
- Gereja yang memberikan kesempatan anak muda berkreasi
- Kesehatan seluruh anggota keluarga.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar