Tataibadah Harian
Rabu, 15 Januari
2025
“HATI YANG TERANG,
MENYINARI DUNIA”
Saat teduh
Umat berdiam diri
sekitar 30 detik, merenungkan segala bentuk kebaikan Tuhan yang sudah diterimanya
Nyanyian Umat
KJ 5 – Tuhan Allah, Nama-Mu
Tuhan Allah, nama-Mu
kami puji dan masyhurkan;
isi dunia sujud di hadapan-Mu, ya Tuhan!
Bala sorga menyembah Dikau, Khalik semesta!
Tiap hari nama-Mu kami
puji dan muliakan,
kini dan selalu t’rus sampai kesudahan zaman.
Buat kami bertekun hingga Hari Datang-Mu.
Bacaan I: Bilangan 27.1-11
Pesan yang penting dalam perikop ini
Zelafehad punya 5 anak.
Semuanya perempuan. Ketika ia telah meninggal, anak-anak perempuannya menyatakan
permohonan kepada Musa agar mendapat warisan bagian mereka. Musa menjelaskan
ketentuan tentang pembagian warisan dalam tradisi Israel, sekaligus menyatakan
keadilan bagi kaum perempuan, yang selama ini tidak dipandang dalam tatanan
kemasyarakatan Israel. Jika kita mau merenung berdasar kisah ini, tanyakan pada
diri kita: apakah kita memberlakukan kesetaraan pada segala kalangan, dalam
berbagai aspek kehidupan?
Doa Pembuka
Dipimpin seorang
anggota keluarga
Mazmur 106.1-12
Bacalah bagian ini dengan beberapa cara
1. Seorang
membacanya, sementara anggota keluarga lain mendengarkan
2. Seorang
membaca bagian yang mengarah ke kiri, sementara yang lain membaca bagian yang
mengarah ke kanan
3. Kaum
laki-laki membaca bagian yang mengarah ke kiri, sementara kaum perempuan
membaca yang mengarah ke kanan
Bacaan II: Lukas 11.33-36
Pesan melalui
perikop
Yesus memberikan kiasan tentang mata. Ia merupakan akses
yang menghubungkan dunia luar dengan bagian dalam tubuh kita. Jadi, apa yang
dilihatnya merefleksikan isinya. Jika hidup kita dipenuhi keinginan yang tidak
baik, maka mata kita akan mencari objek-objek yang memuaskan keinginannya. Misalnya,
jika kita serakah pada makanan, maka mata kita akan terarah pada hal-hal yang
membuat kita ingin makan banyak. Yang dicari tentunya adalah makanan, dan bukan
yang lain.
Mari kita melihatnya melalui 3 sisi hidup kita, yakni
sisi nalar (kognitif), sisi rasa (afektif), serta sikap atau tindakan
(motoris).
Secara nalar, kita diajak mengkritisi hal-hal berikut:
· Apa sajakah yang kita kehendaki dalam hidup? Apakah
yang jasmaniah semata – kedagingan – yang kepuasannya bersifat sementara?
· Apakah
yang ingin kita kejar selagi kita hidup? Mumpung masih awal tahun, di mana kita
membuat banyak resolusi, mari kita canangkan rencana setahun ini.
· Tentunya
kita diajak memikirkan hal-hal yang kekal, sebagaimana diajarkan Kristus, yang juga
ditekankan Paulus melalui tulisannya dalam Kolose 3.1.
Selain itu, kita
juga diajak mengembangkan perasaan berikut:
· Sudahkah kita merenungkan perjalanan hidup kita yang
diwarnai berbagai gejolak, pergumulan, serta penderitaan, namun tetap
membutuhkan pengorbanan agar kita bisa memiliki dan memperlihatkan nilai-nilai
yang kekal seperti diajarkan Kristus?
· Apakah kita hidup dengan niat yang tulus dilandasi kemurnian
hati, dan bukannya kamuflase yang memanipulasi orang lain?
Kedua sisi itu tentu
akan memengaruhi tindakan kita, yang diharapkan bisa dilakoni secara etis.
Setidaknya, kita bisa mengukur apakah hidup kita sudah dijalani seperti ini:
·
Bagaimana
kesan orang lain ketika kita hadir dalam hidup mereka? Apakah mereka merasakan
dampak dari hadirnya kita dan menggembirakan mereka?
·
Maukah
kita terus menyebarkan terang yang membawa kedamaian di hati banyak orang?
Doa Bersama
Dipimpin seorang anggota keluarga, dengan pokok doa sebagai berikut:
·
Berdoalah
untuk pelayan-pelayan Tuhan di gereja, yang jumlahnya mencapai ratusan orang. Mereka
butuh dukungan dari kita, di tengah berbagai kesibukan yang harus mereka atur
waktunya.
·
Doakan
mereka agar tetap memiliki hati yang tulus dan murni menjalankan pelayanannya,
dengan keseriusan di tengah kerapuhan dan keterbatasannya.
Nyanyian Umat
NKB 212 – Sungguh
Inginkah Engkau Lakukan
Sungguh inginkah engkau
lakukan hal besar?
Jangan tunggu tiba saatnya.
Kini tugasmu kerjakan dengan baik benar.
Jadilah
suluh dunia!
Jadilah suluh dunia!
Jadilah suluh dunia!
Mungkin ada yang terhibur kar’na sinarnya.
Jadilah
suluh dunia!
Kau pun dapat
mengenyahkan awan yang gelap
bagi hati susah dan resah.
‘Kan
dirasakannya penghiburan yang sedap.
Jadilah suluh dunia!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar