Spiritualitas Model Apa? - 18 Desember 2024

 

Tataibadah Harian

Rabu, 18 Desember 2024

 

Spiritualitas Model Apa?

 

 

Saat teduh

Tenangkan diri selama sekitar satu menit. Jika mau, putarlah sebuah nyanyian dari youtube atau semacamnya, atau bisa juga memainkan alat musik seperti gitar agar bisa mendapatkan suasana yang syahdu. Persiapkanlah hati menjumpai Tuhan.

 

Bacaan Alkitab I

Bacalah Yesaya 11.1-9 secara perlahan. Temukan bagian yang berharga yang bisa diingat setidaknya untuk sehari ini.

 

Nyanyian bersama

“HAI KRISTEN, NYANYILAH”

Nyanyikanlah Kidung Baru 1 bait 1 dan 2

 

Hai kristen, nyanyilah – haleluya! Amin!

Rajamu pujilah – haleluya! Amin!

Padukan suaramu di dapan Tuhanmu,

Nyanyikanlah merdu – haleluya! Amin!

 

Hatimu angkatlah – haleluya! Amin!

Mari bersoraklah – haleluya! Amin!

Tuhan Sahabatmu tinggal bersamamu,

Kasih-Nya pun teguh – haleluya! Amin!

 

 

 

Pembacaan Mazmur

Bila memungkinkan, bacalah Mikha 4.8-13 secara bergantian bersama anggota keluarga. Bila tidak, bacalah bagian ini, kemudian cobalah pilih satu kata yang menarik dan renungkan makna kata itu sebentar saja.

 

Renungan

Bukalah Lukas 7.31-35

Berdoalah dahulu sebelum membacanya.

 

Krantius seorang yang baru saja menjadi anggota gereja. Setelah beberapa saat masuk dalam komunitas di gereja, ia jadi bingung. Mengapa orang-orang di gereja aneh-aneh ya?

 

Keheranannya dimulai ketika ia diajak mengikuti ibadah Minggu. Karena belum mengerti banyak hal maka ia lebih banyak berdiam. Hanya berdiri ketika umat menyanyi. Ia tidak membuka mulut karena tidak tahu lagu apa yang dinyanyikan.

 

Ia semakin bingung melihat orang lain menghampirinya sambil berkata, “Kalau kamu tidak menyanyi kala yang lain menyanyi, buat apa datang ke gereja? Tinggal di rumah saja!” namun orang yang menegurnya itu juga tidak menyanyi ketika umat yang lain menyanyi.

 

Demikian pula ketika ia mengantuk dan sempat tertidur waktu mendengarkan khotbah. Seorang mendekatinya dan mengatakan agar tidak mengantuk selama ibadah berlangsung. Akan tetapi orang itu sepanjang ibadah hanya memperhatikan HPnya dan tidak mendengarkan khotbah samasekali.

 

Kisah dalam Injil hari ini mengkritisi orang yang hidup dalam sikap tidak bisa menerima masukan membangun. Kehidupan imannya dijalani tanpa kemampuan mengoreksi diri dari hal-hal yang salah, sebab kerjanya hanya membela diri dari teguran atau nasehat orang lain. Terhadap pengampunan pun ia bergeming. Meski kesalahannya besar dan terus berulang, namun ia tetap menyangkali tawaran pengampunan yang diberikan kepadanya oleh Yesus, karena merasa diri benar dan tidak butuh ampunan.  

 

Hal itu diindikasikan oleh sikap yang mengkritik Yohanes Pembaptis karena gaya hidup yang seperti petapa, tidak makan dan minum ini itu. Sementara di sisi lain mereka juga mengkritik Yesus yang gaya hidupnya lebih bersosialisasi, bisa makan ini dan minum itu. Mereka menolak Yohanes Pembaptis yang menyerukan hidup kudus (dan cenderung saleh, membebaskan diri dari hal-hal sekuler) melalui seruan pertobatannya, namun tidak menerima Yesus yang datang dengan pendekatan yang lebih terbuka dan tidak keras, yakni dengan tawaran pengampunan.  

 

Di mata Yesus, orang-orang itu sungguh membingungkan. Susah didefinisikan. Meniup suling adalah kiasan tentang orang yang bercorak gembira, sementara menyanyikan kidung duka menggambarkan kesedihan. Orang-orang yang dilihat-Nya tidak masuk genre atau golongan manapun. Kalau menggunakan bahasa sekarang, orang-orang itu bukanlah kaum konservatif atau bukan pula kaum liberal.

 

Namun jika diajak mengenali firman Tuhan, mereka tidak suka. Datangnya ke rumah ibadah juga hanyalah sebatas formalitas, supaya tidak dicap ateis. Akan tetapi ibadahnya juga tidak dijalani sepenuh hati. Jika ditanya, apakah orang-orang seperti ini hidup dalam takut akan Tuhan dan taat pada firman-Nya? Jelas tidak! Sebab yang mereka pentingkan hanyalah diri mereka sendiri dan kesenangan yang bisa mereka upayakan dalam rangka mengisi hari-hari mereka.

 

Bagaimana kita melihat diri kita sekarang? Apakah kita menjalani hidup seperti mereka, yang prioritasnya untuk menyenangkan diri semata?

 

 

 

  

 

 

Doa Syafaat

Mari bersyukur atas orang-orang yang bersedia melayani, sebab dengan kehadiran mereka, pekerjaan Tuhan bagi orang-orang menderita bisa dijalankan

 

Nyanyian bersama

“KITA HARUS MEMBAWA BERITA“

Kidung Jemaat 426 bait 1 dan 2

 

Kita harus membawa berita

pada dunia dalam gelap

tentang kebenaran dan kasih

dan damai yang menetap,

dan damai yang menetap.

 

          Kar'na g'lap jadi remang pagi,

dan remang jadi siang t'rang.

Kuasa Kristus 'kan nyatalah,

rahmani dan cemerlang.

 

Kita harus menyanyikan gita

melembutkan hati keras,

supaya senjata iblis

remuk dan seg'ra lepas,

remuk dan seg'ra lepas.

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Rumah Bagi Tuhan - Kamis, 18 Desember 2025

Kamis, 11 Desember 2025