MENGHITUNG HARI - Selasa, 3 Desember 2024

Selasa, 3 Desember 2024 – MENGHITUNG HARI

 

NYANYIAN PEMBUKA
KJ 331 – SIANG, MALAM, MUSIM, TAHUN
Syair: Uren, dagen, maanden, jaren, Rhijnvis Feith (1753 – 1824),
Terjemahan: H. A. Pandopo, / J. M. Malessy, 1975 / 1983,
Lagu: Jerman (Herrnhut) awal abad ke-18
 
Siang, malam, musim, tahun
giliran ganti melenyap;
bayang-bayangnya berlalu,
tiada satu yang tetap.
Hidup kita menjalani
jangka waktu dunia;
tak terulang yang terjadi,
tinggal tanggung jawabnya.
 
Orang hidup ditinggalkan
oleh pendahulunya,
kita pun menuju makam
bagai makhluk yang fana.
Dari bumi kita lahir
dan kembali padaNya;
tanpa rahmat yang Ilahi,
apakah manusia?



DOA PEMBUKA


BACAAN ALKITAB      

MAZMUR 90:1-12

 

RENUNGAN

Waktu adalah karunia Tuhan yang sangat berharga bagi kita manusia. Kita semua hidup dalam waktu: hitungan hari, jam, yang setiap detiknya memuat cerita dan makna. Seperti seorang yang menghitung hari untuk berjumpa kekasih hati yang Long Distance Relationship karena kerinduan yang besar. Seperti seorang ibu yang menghitung hati untuk kelahiran buah hatinya, mungkin menanti dengan perasaan campur aduk. Seperti seorang pasien kanker yang menunggu hari-hari kemoterapi berjuang untuk bertahan hidup. Ia menghargai setiap waktu yang masih dimiliki. Ada seorang siswa yang menghitung hari menunggu pengumuman kelulusan, berharap hasil yang membawa kabar baik.

Kita semua memiliki konteks pribadi yang berbeda dalam menghitung hari. Apakah kita sungguh merenungkan bagaimana cara kita menggunakan hari-hari yang diberikan Tuhan kepad kita?

Mazmur 90 merupakan doa Musa, yang menyadari betapa fana hidup manusia dihadapan Tuhan. Musa menyadari bahwa Allah kekal, sementara manusia seperti debu yang berlalu. Hidup bagaikan rumput yang pagi tumbuh, tetapi petang layu dan kering. Pemazmur mengingatkan bahwa umur manusia terbatas. . Ay. 12 “Ajarlah kami menghitung hari-hari kami sedemikian, hingga kami beroleh hati yang bijaksana.” Ayat ini mengajak kita untuk memiliki kesadaran penuh bahwa waktu manusia terbatas, oleh karena itu harus dimanfaatkan dengan bijaksana.

Dalam kehidupan kita saat ini, seringkali terjebak dalam rutinitas tanpa menyadari bahwa setiap hari adalah kesempatan yang dibreikan Tuhan untuk melakukan hal yang bermakna. Dalam rutinitas itu, sering lupa untuk menikmati dan membuatnya menjadi berkualitas. Seperti di tengah kesibukan waktu bersama keluarga yang terbatas perlu digunakan dengan berkualitas untuk mengalami kebersamaan. Di tengah kesibukan dan kelelahan fisik, kita diberi waktu untuk membangun relasi dengan Tuhan, seperti ibadah atau bersekutu.

Menghitung hari bukan hanya soal berapa lama kita hidup tetapi bagaimana kita mengisi kehidupan itu dengan bermakna. Karena kadang ketika sadar bahwa waktu itu sudah sedikit, kita baru menyesalinya. Kita menggunakan waktu untuk membangun relasi dengan Tuhan dan sesama. Semoga kita adalah pribadi yang dapat menjalani waktu dengan kasih, pengampunan dan pelayanan. Dengan demikian kita menjadi bijaksana dalam menggunakan waktu-waktu yang diberikan Tuhan. Amin.


Adakah cerita unik saudara tentang menghitung hari? Jika ada ceritakan di kolom komentar.

 

DOA SYAFAAT

·      Menjaga hubungan baik antara gereja dan masyarakat sekitar.

 

NYANYIAN PENUTUP
NKB 211 – Pakailah Waktu Anug’rah Tuhanmu
Syair dan lagu: Grijp toch de kansen; Ira D. Sankey,
Terjemahan: Tim Nyanyian GKI
 
Pakailah waktu anug’rah Tuhanmu,
hidupmu singkat bagaikan kembang.
Mana benda yang kekal di hidupmu?
Hanyalah kasih tak akan lekang.
Refrein:
Tiada yang baka di dalam dunia,
s’gala yang indahpun akan lenyap.
Namun kasihmu demi Tuhan Yesus
sungguh bernilai dan tinggal tetap.
 
Janganlah sia-siakan waktumu,
hibur dan tolonglah yang berkeluh.
Biarlah lampumu t’rus bercahaya,
muliakanlah Tuhan di hidupmu. Refrein:




 

1 komentar:

  1. Ikut berdukacita atas apa yang menimpa ibu Bunga Hati. Tuhan akan selalu menyertai dalam setiap gumul dan juang. Waktu Tuhan pasti yang terbaik.

    BalasHapus

Rumah Bagi Tuhan - Kamis, 18 Desember 2025

Kamis, 11 Desember 2025