Kekudusan Pernikahan

(Senin, 7 Oktober 2024)

 

Saat Teduh

 

Nyanyian Pembuka 

 

INILAH RUMAH KAMI

(KJ 288: 1-2)

 

Inilah rumah kami,

rumah yang damai dan senang;

siapa yang menjamin?

Tak lain Tuhan sajalah


Refrain:

    Alangkah baik dan indah,

    jikalau Tuhan beserta;

    sejahtera semua,

    sekeluarga bahagia.


Betapalah mesranya,

ayah dan ibu contohnya;

semua anak-anak

ikut teladan tindaknya.

(kembali ke refrain.)


Pembacaan Kitab Mazmur 112

(dibaca secara berbalasan dengan anggota keluarga)


Doa Pembuka dan Firman

(dipimpin oleh salah satu anggota keluarga)


Pembacaan Alkitab

Perjanjian Lama   : Ulangan 22: 13-30 

Perjanjian Baru    : 1 Korintus 7: 1-9


Renungan 

    Sebagai orang beriman, Tuhan senantiasa mengajarkan kita untuk mengerti dan memahami bahwa di mata Tuhan, pernikahan atau perkawinan itu merupakan sesuatu yang kudus. Oleh karena itu, kita tidak boleh mengotorinya dengan hal-hal yang bertentangan dengan kehendak Tuhan dalam kehidupan kita. Mengotori kekudusan pernikahan berarti juga melakukan sesuatu yang melanggar kehendak Tuhan. Sebab, tatkala Tuhan membentuk pernikahan, Tuhan membentuknya dalam sebuah tujuan yang baik dan mulia.

    Apa yang harus kita lakukan untuk dapat menjaga kekudusan pernikahan? Dua bagian firman Tuhan hari ini mengajarkan kepada kita tentang beberapa hal yang perlu untuk kita lakukan agar kita tetap menjadi umat yang turut serta menjaga kekudusan pernikahan. Firman Tuhan dalam Ulangan 22: 13-30 mengajarkan bahwa untuk menjaga kekudusan pernikahan, maka kita harus (1) Menjaga diri kita agar jangan sampai kita melakukan hubungan seksual sebelum kita melangsungkan pemberkatan dan peneguhan pernikahan (Ulangan 22: 20-21). Hal ini perlu untuk kita perhatikan sejak kita masih lajang. Hubungan seksual dengan orang lain yang bukan pasangan kita dipandang sebagai bentuk perbuatan yang tidak dikehendaki Allah. Kita boleh pacaran, sebab dengan pacaran kita bisa saling mengenal kepribadian dari masing-masing kita. Namun, dalam kita menjalani pacaran, kita harus benar-benar jaga diri kita, jangan sampai kita melakukan hubungan seksual dengan pacar kita karena alasan apapun. Sebab tindakan itu hanya akan menjadi tindakan yang mengotori kekudusan pernikahan yang akan jalani ke depan. 

    (2) Jika kita sudah menikah, maka kita memiliki tanggunjawab yang baru untuk menjaga kekudusan pernikahan kita, yaitu menjaga diri untuk tidak melakukan hubungan seksual dengan orang lain yang bukan pasangan kita yang sah di hadapan Tuhan, baik itu dilakukan dengan paksan ataupun dilakukan dengan sukarela (Ulangan 22: 22-30). Tindakan melakukan hubungan seksual dengan pasangan yang tidak sah, di mata Tuhan dipandang sebagai bentuk perbuatan zinah. Hal ini hanya akan membuat pernikahan kita yang kudus tercemari oleh dosa perzinahan.

    (3) Jika kita sudah menikah dan menjadi keluarga, maka kita harus memperhatikan kewajiban-kewajiban kita dengan baik, agar keberadaan kita tetap menjadi berkat bagi pasangan dan keluarga kita. Dalam 1 Korintus 7: 3-4 mengungkapkan: "Hendaklah suami memenuhi kewajibannya terhadap isterinya, demikian pula isteri terhadap suaminya. Isteri tidak berkuasa atas tubuhnya sendiri, tetapi suaminya, demikian pula suami tidak berkuasa atas tubuhnya sendiri, tetapi isterinya." Melalui pernyataan ini, Paulus hendak mengingatkan bahwa pasangan suami dan isteri dipanggil untuk dapat memperhatikan kewajiban-kewajiban mereka satu terhadap yang lain. Pemenuhan kewajiban-kewajiban yang baik akan mendorong terjadi keharmonisan dalam rumah tangga dan menghindarkan pasangan dari pertengkaran dan perselisihan. Oleh karena itu penting bagi setiap umat Tuhan memperhatikan dengan sungguh-sungguh apa yang menjadi kewajibannya di tengah keluarganya. Janganlah kita menjadi orang-orang yang hanya memperhatikan dan menuntut hak-hak kita saja, melainkan juga perhatikan dan lakukanlah apa yang menjadi kewajiban kita dalam keluarga kita dengan baik. 

    Ketiga hal itulah yang Tuhan kehendaki untuk kita perhatikan dalam kehidupan kita sebagai anak-anak Tuhan dalam menjalani kehidupan yang berkenan kepada-Nya. Dengan memperhatikan dan melakukan ketiga hal itu dalam kehidupan kita, maka sesungguhnya kita telah berupaya untuk menjaga kekudusan pernikahan kita. Apa yang difirman Tuhan hari ini bukan hanya berlaku untuk orang tua kita yang sudah menikah, melainkan juga bagi kita masih anak-anak di tengah keluarga kita masing-masing. Mari kita berupaya untuk menjaga kekudusan pernikahan dalam kehidupan kita. Kiranya Tuhan memampukan kita. Amin.

    

Doa Syafaat dan Penutup

Berdoalah agar setiap keluarga dimampukan untuk menjaga kekudusan hidup mereka dengan melakukan apa yang menjadi perintah Tuhan hari ini.


Nyanyian Penutup

 

INILAH RUMAH KAMI

(KJ 288: 3-4)

 

Di dalam kesusahan

kami berdoa tak segan;

pun dalam kesenangan

ucapan syukur bergema.


Refrain:

    Alangkah baik dan indah,

    jikalau Tuhan beserta;

    sejahtera semua,

    sekeluarga bahagia.


Buatlah rumah kami

menjadi taman yang sejuk,

sehingga hidup kami

berbau harum dan lembut.

(kembali ke refrain.)


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

TATA IBADAH HARIAN Jumat, 19 Desember 2025     Pujian P e mbukaan KJ 25 : 1 – 3 – YA ALLAHKU DI CAH’YAMU   Ya Allahku, di cah’...