NYANYIAN PEMBUKA
BACAAN ALKITAB Yakobus 1: 1-8
Dalam suratnya kepada jemaat Kristen Yahudi yang tersebar, Yakobus, saudara tiri Yesus, menyampaikan nasihat yang sangat relevan bagi kita semua yang hidup di dunia yang penuh tantangan ini. Ia mengajak kita untuk tidak melihat pencobaan sebagai hukuman atau kutukan, melainkan sebagai kesempatan untuk bertumbuh dan menjadi dewasa secara rohani.
Yakobus menggambarkan pencobaan sebagai ujian yang menguji ketahanan iman kita. Seperti emas yang dimurnikan dalam api, pencobaan dapat memurnikan iman kita, menghilangkan ketidakmurnian dan keraguan, sehingga menghasilkan iman yang lebih kuat dan murni.
Contohnya, ketika kita menghadapi kesulitan keuangan, kita mungkin tergoda untuk meragukan kebaikan Allah. Namun,jika kita tetap berpegang teguh pada iman kita, percaya bahwa Allah akan menyediakan kebutuhan kita, kita akan keluar dari pencobaan itu dengan iman yang lebih kuat dan kepercayaan yang lebih dalam kepada Allah.
Mari kita renungkan kisah Nick Vujicic, seorang pria yang lahir tanpa lengan dan kaki. Ia menghadapi pencobaan yang luar biasa sejak lahir. Namun, ia tidak menyerah pada keputusasaan. Ia memilih untuk melihat kondisinya sebagai kesempatan untuk menginspirasi orang lain dan membagikan kasih Allah. Melalui imannya yang teguh, Nick berhasil mengatasi keterbatasan fisiknya dan menjadi seorang motivator yang sukses.
Ketika kita menghadapi pencobaan dengan sabar dan tekun, kita akan mengembangkan kedewasaan rohani. Kedewasaan ini bukan hanya tentang pengetahuan agama, tetapi juga tentang karakter yang terbentuk melalui pengalaman menghadapi kesulitan. Seperti seorang atlet yang berlatih keras untuk mencapai puncak performanya, kita juga perlu "berlatih" melalui pencobaan untuk mencapai kedewasaan rohani.
Misalnya, ketika kita menghadapi konflik dengan orang lain, kita mungkin tergoda untuk membalas dendam atau menyimpan dendam. Namun, jika kita memilih untuk mengampuni dan mencari rekonsiliasi, kita akan bertumbuh dalam kasih dan pengampunan, yang merupakan ciri-ciri kedewasaan rohani.
Yakobus juga menekankan pentingnya hikmat dalam menghadapi pencobaan. Hikmat ilahi memungkinkan kita untuk melihat pencobaan dari perspektif yang benar, yaitu sebagai sarana pertumbuhan rohani, bukan sebagai beban yang tak tertahankan. Hikmat juga membantu kita membuat keputusan yang bijaksana dan mengambil tindakan yang tepat dalam menghadapi pencobaan.
Ketika kita dihadapkan pada godaan untuk melakukan sesuatu yang salah, hikmat ilahi akan mengingatkan kita akan konsekuensi dari tindakan kita dan menuntun kita untuk memilih jalan yang benar.
Yakobus meyakinkan kita bahwa Allah adalah sumber hikmat yang tak terbatas. Ketika kita kekurangan hikmat, kita diajak untuk memintanya kepada Allah dengan iman yang teguh. Allah, yang murah hati dan tidak pernah mencela, akan memberikan hikmat yang kita butuhkan untuk menghadapi pencobaan.
Kita dapat berdoa seperti Salomo, yang meminta hikmat kepada Allah untuk memimpin bangsa Israel. Allah tidak hanya memberikan hikmat kepada Salomo, tetapi juga kekayaan dan kehormatan, karena ia meminta dengan iman dan motivasi yang benar.
Hari ini kita belajar bahwa pencobaan adalah bagian tak terhindarkan dari kehidupan manusia. Namun, melalui iman kepada Allah, ketekunan dalam menghadapi kesulitan, dan penerapan hikmat ilahi, kita dapat menghadapi pencobaan dengan ketabahan dan bahkan bertumbuh melalui pengalaman tersebut. Pencobaan-pencobaan ini harus dijalani, "dicobain" bersama dengan Sang Sumber Kekuatan kita.
Marilah kita selalu ingat untuk bersandar pada Allah dalam setiap situasi,percaya bahwa Ia akan memampukan kita mengatasi setiap tantangan yang kita hadapi. Seperti Nick Vujicic yang mengubah keterbatasannya menjadi kekuatan, kita juga dapat menemukan makna dan tujuan di tengah pencobaan, dengan pertolongan Allah. Amin.
DOA SYAFAAT
- Gereja memberikan kesempatan bagi anak muda untuk berkreasi
- Situasi bangsa dan negara Indonesia
Tidak ada komentar:
Posting Komentar