TataIbadah
Senin – 22 April 2024
Bagaimana Menjadi Pemimpin yang Baik?
Tenang
Berdiamlah selama
semenit, rasakan suasana di sekeliling Saudara. Dengarkanlah semilir angin yang
bertiup, tanpa kehilangan pendengaran terhadap suara-suara lain di sekitarnya.
Nyanyikanlah pujian
HARI INI HARINYA TUHAN
Hari ini, hari ini
harinya Tuhan, harinya
Tuhan
Mari kita, mari kita
bersukaria, bersukaria
Hari ini harinya Tuhan
Mari kita bersukaria
Hari ini, hari ini, harinya
Tuhan
Hari ini, hari Senin
harinya Tuhan, harinya Tuhan
Mari sambut awal minggu
cerah ceria penuh semangat
hari ini harinya Tuhan
mari kita teruskan karya
hari ini, penuh syukur, kita
berkarya
Bacalah Mazmur 95
Pilihlah satu bagian ayatnya dan cobalah mengingatnya sebentar. Resapilah
bagian itu dan jadikan sebagai pesan penting menjalani hari ini.
Perenungan Firman
Berdoalah sebelum membaca perikop
1 Petrus 5.1-5
Renungan
Gerrit tersentak. Kaget. Semalam ia ditelpon seorang penatua yang memintanya mempertimbangkan permohonan
menjadi penatua. Di satu sisi, ia merasa tak sanggup menyandang jabatan dan
mengemban tugas seorang penatua. Namun di sisi lain ia merasa senang juga,
dipercaya orang lain menjadi seorang pemimpin bagi kelompok yang lebih besar.
Alhasil,
permohonan itu membuatnya jadi susah tidur. Kalau ia mengiyakan permohonan menjadi
penatua, tentu ada banyak konsekuensi yang mesti dipersiapkannya sebagai sosok figur
publik. Apa saja ya, yang kira-kira harus dipersiapkannya?
Tentulah
jadi sosok pemimpin umat bukanlah perkara mudah. Selain kompetensi berdiri dan
berbicara di depan banyak orang, ada banyak hal lain yang diharapkan ditemui
dalam diri seorang penatua.
Menjadi
penatua artinya diutus menjadi gembala bagi kawanan domba Allah. Domba dapat diartikan sebagai kaum
yang membutuhkan bimbingan. Dengan begitu, menjadi penatua berarti ia punya
fungsi membimbing orang atau kelompok orang agar bisa hidup lebih baik. Jadi sang
gembala ini perlu memiliki kemampuan menuntun, seperti memegang tangan orang
buta dan membawanya ke tempat yang aman.
Agar
dapat memimpin, ia harus bisa dipercaya. Maka kualifikasi yang dibutuhkan dalam
dirinya adalah siap dan sanggup menjadi teladan bagi orang lain. Jika hidupnya dilihat dan dinilai
memiliki kelebihan dibanding orang lain, maka ia dianggap memenuhi kualifikasi
ini. Keteladanan bisa dibuktikan lewat kesalehan, kerendahan hati, kerinduan
berbuat baik untuk orang lain, kedisiplinan, dan berbagai hal positif lainnya.
Demi mencapai hal-hal seperti ini, di mata Paulus, seseorang perlu
mengupayakan beberapa hal berikut:
1. Mau mendengarkan dan mempertimbangkan
masukan dan harapan orang lain. Ini artinya tidak keras kepala dan bersedia
membuka hati. Juga tidak merasa benar sendiri seakan segala sesuatu sudah
diketahui dan pasti bisa dipraktekkan demi kebaikan.
2. Bersedia melakukan sesuatu yang
baik bagi orang lain secara sukarela, tidak merasa terpaksa. Ketika diminta
melayani orang lain, meski berbagai tanggung jawab lain sedang mengantri, tetap
melakukannya dengan gembira, tidak bersungut sungut atau berkeluh kesah.
3. Penuh pengabdian, dapat diartikan dengan
bersungguh-sungguh. Di dalamnya terkandung sifat penuh semangat, rajin, dan
serius melakukan apa yang harus dikerjakannya. Melayani orang lain menjadi
kerinduan, bukan beban.
Itulah yang dinasehatkan Paulus bagi orang-orang yang akan memimpin orang
lain. Memang, untuk memimpin dibutuhkan beberapa hal yang perlu disiapkan
secara matang oleh orang yang akan menjalaninya.
Secara umum, setiap orang diberi kemampuan memimpin oleh Tuhan. Setidaknya memimpin
diri sendiri, agar hidup yang kita jalani menuju kebaikan. Seyogyanya kita
menggunakan kemampuan itu dengan bijaksana, agar tidak terjerumus ke dalam
bahaya yang mencelakakan. Oleh karena itu, sebelum memimpin orang lain, ada
baiknya setiap orang memeriksa dirinya masing-masing, apakah ia sudah dapat memimpin
diri sendiri ke arah yang baik atau belum. Ini penting, agar kelak ia dapat menolong orang lain hidup
secara baik.
Gerrit menghela napas. Ternyata tidak mudah menjawab permohonan yang
diajukan atasnya. Namun
ia teringat pesan penatua yang menelponnya tadi. Apa gerangan pesannya? Jangan lupa
berdoa, minta petunjuk Tuhan, sebab Ialah yang Empunya pekerjaan. Ialah juga
yang akan memampukan dan menyertainya menjalani setiap pekerjaan yang dilakukan
hamba-Nya, selama hamba-Nya mau dibentuk jadi lebih baik dan bekerja sama
menghadirkan kemuliaan Allah di dalamnya.
Doa Permohonan
Mari mendoakan agar pemerintah terus berupaya membuka peluang usaha bagi
setiap warga masyarakat.
Menutup
ibadah hari ini, mari menyanyikan
IKUT DIKAU SAJA, TUHAN
Kidung Jemaat 376 bait 1 dan 2
Ikut
Dikau saja, Tuhan
jalan
damai bagiku
Aku
s’lamat dan sentosa
hanya
oleh darah-Mu
Aku
ingin ikut Dikau
dan
mengabdi pada-Mu
Dalam
Dikau, Jurus’lamat,
‘ku
bahagia penuh!
Ikut
Dikau di sengsara
kar’na
janji-Mu teguh
Atas
kuasa kegelapan,
‘ku
menang bersama-Mu
Tidak ada komentar:
Posting Komentar