Hentikan Perselisihan!

(Selasa, 26 Maret 2024)

 

Saat Teduh

 

Nyanyian Pembuka 

 

Ikut Dikau Saja, Tuhan

(KJ 376: 1-2)

 

Ikut Dikau saja Tuhan, 

jalan damai bagiku

Aku s'lamat dan sentosa 

hanya oleh darah-Mu


Refrain:

    Aku ingin ikut Dikau 

    dan mengabdi pada-Mu

    Dalam Dikau Jurus'lamat, 

    'ku bahagia penuh


Ikut Dikau di sengsara, 

kar'na janji-Mu teguh:

ata kuasa kegelapan 

'ku menang bersama-Mu

(kembali ke refrain)


Pembacaan Mazmur 71: 1-14

(dibaca secara berbalasan dengan anggota keluarga)


Doa Pembuka dan Firman

(dipimpin oleh salah satu anggota keluarga)


Pembacaan Alkitab

Perjanjian Lama : Yesaya 49: 1-7

Perjanjian Baru : 1 Korintus 1: 18-31


Renungan 

   "Ingat saja, saudara-saudara, bagaimana keadaan kamu, ketika kamu dipanggil: menurut ukuran manusia tidak banyak orang yang bijak, tidak banyak orang yang berpengaruh, tidak banyak orang yang terpandang." Sepenggal kalimat ini dituliskan Paulus dalam suratnya kepada Jemaat Korintus. Kalimat ini diungkapkan dengan tujuan untuk mengajak setiap orang yang membaca tulisannya agar mereka tidak melupakan pengalaman kehidupan mereka di masa lalu, supaya mereka tidak menjadi takabur dan sombong dalam menjalani kehidupan mereka di masa kini. 

    Jemaat Korintus adalah Jemaat yang dalam perjalanannya dianugerahi Tuhan dengan berbagai kekayaan. Kelompok mereka bukan saja terdiri dari orang-orang yang memiliki harta kekayaan yang besar, melainkan juga orang-orang yang diberkati dengan kepandaian dan hikmat yang luar biasa oleh Tuhan. Sebagian dari mereka adalah orang-orang yang memiliki kemampuan berpikir secara kritis dan 'njlimet'. Namun, justru kekayaan keragaman itu membuat mereka menjadi sulit untuk dapat saling menerima dan memahami satu dengan yang lain. Masing-masing memiliki dasar pembenaran dalam berargumentasi. Hal inilah yang membuat mereka mengalami perselisihan satu dengan yang lain.

    Bagian perikop yang kita baca hari ini memberikan gambaran kepada kita bagaimana usaha Paulus untuk menyadarkan mereka bahwa sesungguhnya setelah mereka menerima Kristus dalam kehidupan mereka, maka sejatinya mereka punya tanggung jawab untuk saling menerima dan memahami satu dengan yang lain sebagai anggota tubuh Kristus. Mereka tidak boleh lagi hidup dalam perselisihan, karena perbedaan-perbedaan yang ada dalam diri mereka. 

    Paulus mengambil contoh soal pandangan orang tentang Kristus yang disalib (Kristus yang menderita). Paulus mengatakan: "Orang-orang Yahudi menghendaki tanda dan orang-orang Yunani mencari hikmat, tetapi kami memberitakan Kristus yang disalibkan: untuk orang-orang Yahudi suatu batu sandungan dan untuk orang-orang bukan Yahudi suatu kebodohan, tetapi untuk mereka yang dipanggil, baik orang Yahudi maupun orang bukan Yahudi, Kristus adalah kekuatan Allah dan hikmat Allah." (1 Kor 1:22-24)  Perhatikan cara Paulus menyajikan kalimatnya: "bagi orang Yahudi.... dan untuk orang bukan Yahudi ..., tetapi untuk mereka yang dipanggil,..." Di sini, Paulus mencoba mengajak mereka untuk memiliki cara pandang baru di tengah perbedaan yang ada di antara mereka, agar mereka tidak larut dalam perselisihan karena perbedaan yang ada pada mereka. Sebagai orang-orang yang telah dipanggil Tuhan, mereka diajak untuk meninggalkan sikap-sikap yang cenderung menajamkan perbedaan yang ada pada mereka. Mereka diajak untuk menemukan jalan bersama yang sesuai dengan hikmat Tuhan, bukan berlandaskan hikmat mereka masing-masing.

    Belajar dari pengalaman kehidupan Jemaat di Korintus ini, kita juga diingatkan untuk tidak memelihara perselisahan dengan orang lain karena perbedaan-perbedaan yang ada di antara kita. Sebagai bagian dari umat Tuhan, kita diajak untuk menemukan jalan bersama yang sesuai dengan hikmat Tuhan, di tengah berbagai perbedaan yang ada di antara kita. Oleh karena itu, di dalam kehidupan ini, marilah kita belajar untuk saling memahami dan saling menerima di tengah berbagai perbedaan yang ada di antara kita. Janganlah kita menjadikan perbedaan itu sebagai pangkal untuk kita berselisih dan membangun permusuhan dengan orang lain. Jika ada perbedaan di antara kita, marilah kita duduk bersama mencari kehendak Tuhan di tengah perbedaan kita. Tuhan memberkati. Amin.  


Doa Syafaat dan Penutup

Berdoalah agar masyarakat Indonesia dapat tetap menjaga hubungan baik dengan berbagai pihak yang ada di sekitarnya sekalipun di antara mereka ada berbagai macam perbedaan.


Nyanyian Penutup

 

Damai di Dunia

(PKJ 267)

 

Damai di dunia dan kitalah dutanya.

Damai sejahtera,amalkanlah maknanya.

Allah, Bapa kita; kita anak-Nya.

Rukun bersaudara penuh bahagia.

Damai di dunia dan inilah saatnya.

Ucapkan ikrarmu, jalankan perintah-Nya,

Setiap kata dan karya kita memuji nama-Nya.

Damai di dunia, kini dan selamanya.

Kini dan selamanya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Rumah Bagi Tuhan - Kamis, 18 Desember 2025

Kamis, 11 Desember 2025