Ketika Aku Marah

(Selasa, 23 Januari 2024)

 

Saat Teduh

 

Nyanyian Pembuka 

 

Jadilah Tuhan, Kehendak-Mu

(NKB 14 : 1-2)

 

Jadilah Tuhan kehendak-Mu!

'Kaulah Penjunan, 'ku tanahnya.

Bentuklah aku sesuka-Mu,

'kan kunantikan dan berserah.


Jadilah Tuhan kehendak-Mu!

Tiliklah aku dan ujilah.

Sucikan hati, pikiranku

dan di depan-Mu, ku menyembah.


Pembacaan Mazmur 46

(dibaca secara berbalasan dengan anggota keluarga)


Doa Pembuka dan Firman

(dipimpin oleh salah satu anggota keluarga)


Pembacaan Alkitab

Perjanjian Lama : Kejadian 45:25 - 46:7

Perjanjian Baru : Kisah Para Rasul 5 : 33-42


Renungan 

     Marah adalah salah satu bentuk ekspresi emosi diri ketika seseorang menghadapi sesuatu yang tidak sesuai dengan apa yang diharapkannya dalam kehidupan. Jika kita tidak mampu mengendalikannya, maka kemarahan bisa membawa kita pada sikap dan tindakan yang tidak baik dan merusak kehidupan. Oleh karena itu, menjadi satu hal penting yang harus kita lakukan saat kita marah, adalah mengendalikan diri. Jangan sampai kemarahan mempengaruhi dan menguasai diri kita secara kuat, sehingga keputusan dan tindakan yang kita ambil menjadi tindakan yang justru berdampak buruk bagi hidup kita. Ada baiknya, ketika hati kita masih dipenuhi dengan kemarahan, kita belajar untuk menggendalikan diri dan tidak mengambil keputusan apapun dalam kehidupan kita.  Sebab, keputusan yang diambil dalam suasana hati yang masih marah, biasanya akan cenderung merusak dan tidak tepat.

    Itulah yang juga diperingatkan Gamaliel kepada rekan-rekannya di Mahkamah Agama Yahudi. Dalam bacaan Kisah Para Rasul 5:33-42, kita membaca kisah bahwa setelah mendengar apa yang dikatakan oleh para rasul, maka anggota Mahkamah Agama Yahudi menjadi marah dan mereka memutuskan untuk membunuh para rasul. Namun, Gamaliel, yang merupakan salah seorang ahli Taurat dan merupakan anggota dari Mahkamah Agama memperingatkan mereka, agar tidak mengambil keputusan yang salah. Gamaliel mengajak mereka untuk berpikir dengan tenang dalam menghadapi apa yang telah dikatakan oleh para rasul itu. 

    Gamaliel berkata, "Karena itu aku berkata kepadamu: Janganlah bertindak terhadap orang-orang ini. Biarkanlah mereka, sebab jika maksud dan perbuatan mereka berasal dari manusia, tentu akan lenyap, tetapi kalau berasal dari Allah, kamu tidak akan dapat melenyapkan orang-orang ini; mungkin ternyata nanti, bahwa kamu melawan Allah." (Kis 5:38-39) Melalui pernyataan ini, Gamaliel mengajak rekan-rekannya untuk tidak bertindak gegabah di tengah kemarahan yang sedang melingkupi hati mereka. Gamaliel mengajak agar semua yang telah dikatakan oleh para rasul itu mendapatkan pembuktiannya berdasarkan perjalanan waktu kehidupan yang akan terjadi ke depan.  Sebab, jika mereka mengambil keputusan gegabah di tengah hati yang sedang marah, maka bisa saja keputusan dan tindakan mereka itu justru menjadi keputusan dan tindakan yang melawan Allah. Biarlah waktu yang membuktikannya, apakah yang mereka katakan itu benar atau tidak. Itulah yang yang disampaikan Gamaliel kepada rekan-rekannya. 

    Nasihat yang disampaikan oleh Gamaliel kepada rekan-rekannya ini tentu juga bisa menjadi nasihat bagi kita yang hidup pada masa sekarang ini. Jika kita tidak ingin mengambil keputusan dan tindakan yang salah dalam kehidupan kita, maka janganlah kita memutuskan segala sesuatu di tengah hati yang sedang marah. Cobalah untuk menjadi tenang dan bergumullah terlebih dahulu. Berilah waktu, agar Tuhan mengarahkanmu dalam mengambil keputusan di tengah segala sesuatu yang sedang kamu hadapi. Jangan gegabah dan jangan emosional. Putuskanlah segala sesuatu dengan hati yang tenang dan pikiran yang jernih. Jangan sampai karena kemarahan, kamu mengambil keputusan yang salah dan bertentangan dengan kebenaran yang telah Tuhan ajarkan dalam kehidupanmu. Tuhan memberkati. Amin.


Doa Syafaat dan Penutup

Berdoalah agar gereja terus tergerak untuk berperan serta secara nyata dalam karya di tengah kehidupan masyarakat yang ada di sekitarnya, melalui kegiatan-kegiatan yang berdampak bagi masyarakat.


Nyanyian Penutup

 

Tenang dan Sabarlah

(NKB 169 : 1-2)

 

Tenang dan sabarlah, wahai jiwaku;

tahan derita, jangan mengeluh;

serahkan sajalah pada Tuhanmu

segala duka yang menimpamu.

Allah setia, tak mengecewakan

yang di naungan-Nya ingin berteduh.


Tenang dan sabarlah, wahai jiwaku;

biarkan Tuhan yang memimpinmu,

sebab di tangan Allah masa lampau,

dikendalikan masa depanmu.

Gelombang dahsyat takkan menerpamu

kar'na di bawah kuasa Tuhanmu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

TATA IBADAH HARIAN Jumat, 19 Desember 2025     Pujian P e mbukaan KJ 25 : 1 – 3 – YA ALLAHKU DI CAH’YAMU   Ya Allahku, di cah’...