(Senin, 22 Januari 2024)
Saat Teduh
Nyanyian Pembuka
Di Muka Tuhan Yesus
(KJ 29 : 1-2)
Di muka Tuhan Yesus betapa hina diriku.
Ku bawa dosa-dosaku di muka Tuhan Yesus.
Di muka Tuhan Yesus tersungkur kar'na dosaku,
Kubuka kerinduanku di muka Tuhan Yesus.
Pembacaan Mazmur 46
(dibaca secara berbalasan dengan anggota keluarga)
Doa Pembuka dan Firman
(dipimpin oleh salah satu anggota keluarga)
Pembacaan Alkitab
Perjanjian Lama : Kejadian 12 : 1-9
Perjanjian Baru : 1 Korintus 7 : 17-24
Renungan
"Jadi orang Kristen itu susah. Banyak aturannya. Ga boleh ini. Ga boleh itu. Ribet deh pokoknya..." Mungkin kalimat ini menjadi kalimat yang seringkali dilontarkan oleh anak-anak Tuhan yang mengalami kejengkelan karena banyaknya aturan-aturan yang harus diperhatikannya sebagai anak Tuhan. Namun, benarkah pernyataan-pernyataan tersebut? Benarkah menjadi orang Kristen itu susah? Benarkah menjadi orang Kristen itu membuat kita terjerat pada banyak aturan yang membuat hidup kita semakin ribet dan rumit? Benarkah kalau menjadi orang Kristen itu berarti kita mengubah diri kita menjadi seperti orang lain yang ada dalam kehidupan kita?
Jika kita memperhatikan bacaan kita dalam 1 Korintus 7 : 17-24, maka kita akan menjumpai jawaban bahwa menjadi orang Kristen itu tidaklah susah dan ribet seperti anggapan sebagian anak Tuhan masa kini. Paulus mengingatkan kepada kita bahwa ketika kita menjadi anak Tuhan, maka Tuhan memberikan kita kebebasan. Kita tidak harus menjadi seperti orang lain. Kita justru diajak untuk menjadi diri kita sendiri, seperti waktu kita dipanggil Tuhan. Firman Tuhan mengatakan: "Selanjutnya hendaklah tiap-tiap orang tetap hidup seperti yang telah ditentukan Tuhan baginya dan dalam keadaan seperti waktu ia dipanggil Allah... Kalau seorang dipanggil dalam keadaan bersunat, jangan ia berusaha meniadakan tanda-tanda sunat itu. Dan kalau seorang dipanggil dalam keadaan tidak bersunat, janganlah ia mau bersunat. Sebab bersunat atau tidak bersunat tidak penting. Yang penting ialah mentaati hukum-hukum Allah." (1 Kor 7:17-19)
Hal inilah yang juga tergambar dalam peristiwa pemanggilan Abram yang dicatat dalam kitab Kejadian 12: 1-9. Allah memanggil Abram bukan supaya Abram mengubah dirinya menjadi seperti orang lain. Justru Allah menghendaki Abram untuk menunjukkan jati dirinya sebagai orang yang taat kepada Allah yang telah memanggilnya. Allah justru meminta Abram untuk pergi dari komunitasnya untuk mengalami pembentukan yang akan dilakukan Allah terhadapnya, supaya Abram menjadi pribadi yang unik, yang berbeda dengan orang lain yang ada di sekitarnya.
Belajar dari dua bagian firman Tuhan hari ini, maka kita dapat melihat bahwa untuk menjadi umat Tuhan atau hidup dalam iman percaya kepada Allah, kita tidak harus mengubah diri kita menjadi seperti orang lain. Kita justru diajak untuk menjadi diri kita sendiri dan membentuk diri kita menjadi pribadi yang taat kepada Allah di tengah keunikan yang kita miliki. Oleh karena itu, jangan minder dan jangan berkecil hati jika kita mendapati diri kita berbeda dengan orang lain. Tetaplah menjadi dirimu sendiri di hadapan Tuhan. Sebab, Tuhan mengenalmu dan dia telah memanggilmu dalam keadaan dirimu yang itu. Tetaplah hidup dalam ketaatan kepada-Nya, sekalipun kamu berbeda dengan orang lain yang ada di sekitarmu. Tuhan memberkati. Amin.
Doa Syafaat dan Penutup
Berdoalah agar masyarakat memiliki keberanian untuk memulai usaha-usaha baru sebagai bagian dari Indonesia bangkit.
Nyanyian Penutup
Setiakah Diriku Pada-Mu
(PKJ 154 : 2-3)
Kau panggil aku Tuhan,
'ku datang pada-Mu
dengan rendah hatiku
kut'rima tugasku.
Kobarkan semangat di hatiku,
kuatkan imanku
dan tuntun aku, Tuhan,
arahkanlah niatku.
Menapak jalan Tuhan,
meski letih lesu
tetap Engkau 'kuturut,
apapun maksud-Mu.
Engkaulah jalanku,
kebenaranku,
Kaulah hidupku.
jadikanlah hamba-Mu
berguna di ladang-Mu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar