TataIbadah
Rabu - 24
Januari 2024
Akankah Kita Tetap Setia?
Tenang
Berdiamlah selama semenit,
rasakan suasana di sekeliling Saudara. Dengarkanlah semilir angin yang bertiup,
tanpa kehilangan pendengaran terhadap suara-suara lain di sekitarnya.
Nyanyikanlah pujian dari
PKJ
15 – Kusiapkan Hatiku, Tuhan
Kusiapkan
hatiku, Tuhan,
menyambut
firman-Mu, saat ini.
Aku
sujud menyembah Engkau
dalam
hadirat-Mu, saat ini.
Curahkanlah
pengurapan-Mu
kepada
umat-Mu, saat ini.
Kusiapkan
hatiku, Tuhan,
mendengar
firman-Mu.
Firman-Mu,
Tuhan, tiada berubah,
sejak
semulanya dan s’lama-lamanya
tiada
berubah
Firman-Mu,
Tuhan, penolong hidupku.
Kusiapkan
hatiku, Tuhan,
menyambut
firman-Mu.
Bacalah Mazmur 46
Pilihlah
satu bagian ayatnya dan cobalah mengingatnya sebentar. Resapilah bagian itu dan
jadikan sebagai pesan penting menjalani hari ini.
Perenungan Firman
Berdoalah sebelum membaca perikop
Markus 3.13-19
Renungan
Menjadi
murid artinya macam-macam. Setidaknya kita bisa melihat beberapa di antaranya sebagaimana ditulis di bawah ini.
Ketika
seseorang menjadi murid, itu artinya ia mengikuti – atau setidaknya
mendengarkan – apa yang diajarkan gurunya. Bisa saja yang diikutinya itu
sebatas teori, artinya hanya demi mendapatkan nilai kala dirinya diuji, tapi juga
bisa sungguh-sungguh mendengarkan penjelasan gurunya, sebab ia menyadari isinya
penting bagi hidup masa depannya.
Menjadi
murid juga dapat diartikan mengabdi. Kala mengikuti seseorang, murid diharapkan
bisa memberi bantuan bagi orang yang diikutinya. Jika gurunya meminta bantuannya
mengambilkan sesuatu, maka ia harus melakukannya dengan sepenuh hati. Tugas itu
dilakukan tanpa menuntut gaji atau pamrih.
Murid
juga merupakan representasi atau perwakilan gurunya. Dalam dunia persilatan,
biasanya jurus yang dipergunakan sang murid dikenal dari siapa gurunya. Misalnya
dari perguruan Bao Siau May, yang jurus terkenalnya adalah Harimau Panjat
Tebing. Perguruan lain biasanya punya jurusnya sendiri, yang tentunya berbeda
satu dengan yang lain.
Dalam
bukunya, “Selamat Mengikut Dia”, Pdt. Andar Ismail menuliskan bahwa seorang
murid memiliki panggilan berjalan di belakang gurunya. Hal ini mengandung
konsekuensi segala sesuatu yang dilakukan gurunya di depannya haruslah ia
ikuti. Sederhananya, ia harus meniru atau mengimitasi gerak guru yang dilihatnya.
Guru bagaikan contoh yang perilakunya harus dicerminkan oleh muridnya. Jika guru
mengangkat tangan kanannya, muridnya harus mengangkat tangan kanannya juga.
Para
murid Yesus semula dipilih menyertai Yesus agar dapat menjadi saksi atas
perbuatan dan pengajaran-Nya. Ia juga dipilih sampai akhir hidupnya, atau dengan
kata lain, harus setia sampai mati. Ke mana pun Yesus pergi, mereka akan
mengikutinya selalu. Akan tetapi ada juga murid yang menyangkali-Nya, seperti
yang Petrus lakukan. Ada juga yang membangkang dan mengkhianati-Nya, seperti Yudas
Iskariot. Apakah hal ini sudah diperkirakan sebelumnya? Tentu saja tidak.
Ada
pula murid yang kemudian mengejar kemuliaan dan keagungan diri, seperti yang
dinyatakan melalui ungkapan Yohanes dan Yakobus, yang meminta tempat terhormat
di sisi kiri dan kanan Yesus.
Di
awal panggilannya, para murid itu terlihat lugu dan polos. Mereka juga seakan
memiliki hati yang siap menanggung segala sesuatu demi misi yang diemban Yesus.
Oleh karena itu tak mengherankan mereka mendapat tempat Istimewa di mata para
pembaca Alkitab, yang menganggap mereka lebih baik dibandingkan manusia lainnya.
Namun meski sering berada di sisi Yesus, bukan berarti mereka semua telah
menjadi serupa Yesus dalam menjalankan panggilannya.
Paradigma
yang keliru sering menyertai para murid Yesus kala menjalani panggilannya. Bayangan
hidup yang mudah dan lancar kala bersama Yesus, berbeda dalam kenyataannya. Kesulitan
dan kepanikan tetap dihadapi, betapapun pada akhirnya ada jalan keluar.
Hal
ini mungkin membuat semangat menjadi murid Yesus yang ideal terkikis dari waktu
ke waktu. Kita, yang awalnya begitu antusias mengikut Yesus, mulai menyadari
kenyataan hidup. Kenikmatan menjalani hidup bisa pupus dan berantakan karena
ternyata ikut Yesus tidak mendatangkan kemudahan di tengah berbagai aktivitas.
Mari
melihat diri kita saat ini. Maukah kita memegang janji tetap setia mengikut-Nya
dalam segala situasi?
Doa Permohonan
Mari
memohon agar
1. setiap
orang muda tergerak berpelayanan di gereja
2. gereja
terus memperbarui diri dengan berbagai rupa pelayanan agar bisa tetap terkontak
dengan dunia yang dilayaninya
3. Persiapan
menyongsong Pemilihan Umum, agar berlangsung dalam keamanan, kenyamanan, dan
ketertiban. Pemilu tinggal 3 minggu lagi lho!
Menutup
ibadah hari ini, mari menyanyikan
PKJ
154 – Setiakah Diriku Pada-Mu
Setiakah diriku pada-Mu, Tuhanku?
Dan siapkah hatiku mengiring-Mu terus?
‘Ku harus mengaku tidak tekun,
semangat pun rentan
dan jiwaku yang rapuh
membuatku bercela.
Kau panggil aku, Tuhan, ‘ku datang pada-Mu
dengan rendah hatiku kut’rima tugasku.
Kobarkan semangat di hatiku,
kuatkan imanku
dan tuntun aku, Tuhan,
arahkanlah niatku.
Menapak jalan Tuhan, meski letih lesu,
tetap Engkau ‘kuturut, apapun maksud-Mu.
Engkaulah jalanku, kebenaranku,
Kaulah hidupku.
Jadikanlah hamba-Mu
berguna di ladang-Mu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar