Teguran Lagi... Teguran Lagi...

(Selasa, 21 November 2023)

 

Saat Teduh

 

Nyanyian Pembuka 

 

Kusiapkan Hatiku, Tuhan

(PKJ 15)

 

Kusiapkan hatiku, Tuhan,

menyambut Firman-Mu, saat ini.

Aku sujud menyembah Engkau,

dalam hadirat-Mu, saat ini.

Curahkanlah pengurapan-Mu

kepada uamt-Mu, saat ini.

Kusiapkan hatiku, Tuhan,

mendengar Firman-Mu.

Firman-Mu, Tuhan, tiada berubah.

Sejak semulanya, dan s'lama-lamanya

tiada berubah.

Firman-Mu, Tuhan, penolong hidupku

Kusiapkan hatiku, Tuhan,

menyambut Firman-Mu.


Pembacaan Mazmur 9: 1-14

(dibaca secara berbalasan dengan anggota keluarga)


Doa Pembuka dan Firman

(dipimpin oleh salah satu anggota keluarga)


Pembacaan Alkitab

Perjanjian Lama : Zakharia 2: 1-5, 5: 1-4

Perjanjian Baru : 1 Tesalonika 5: 12-18


Renungan 


"Teguran lagi... teguran lagi.... kenapa sih aku yang selalu ditegur? Emangnya cuma aku yang salah? Coba kalau kamu ada dalam posisi aku. Pasti kamu juga belum tentu dapat melakukannya dengan benar."

        

        Yah... mungkin itu adalah sepenggal kalimat yang kadang muncul dari bibir kita ketika kita ditegur oleh orang lain dalam kehidupan kita. Di dalam kehidupan ini, tidak semua orang dapat menerima teguran dengan lapang dada dan berbesar hati. Tidak sedikit kita menjumpai kenyataan bahwa ketika seseorang ditegur, maka dia cenderung menuduh bahwa orang yang menegurnya itu sedang tidak suka dengan dirinya. Oleh karena itu, alih-alih menerima teguran itu dengan sukacita dan memperbaiki diri; yang terjadi justru orang itu menjadi marah dan memusuhi orang lain yang telah menegurnya. Hal seperti ini banyak terjadi dalam kehidupan di sekitar kita. Teguran memang bukanlah hal yang mudah untuk didengarkan. Oleh karenanya, orang akan cenderung untuk membela diri dan mencari pembenaran saat orang lain memberikan teguran kepadanya.

        Namun, pernahkah kita berpikir dan merenungkan kenapa orang bisa menegur kita? Apakah memang teguran itu merupakan ekspresi ketidaksukaan orang lain terhadap kita? Jika kita mau untuk merenungkan sejenak tentang pertanyaan-pertanyaan ini dalam diri kita, maka kita tentu akan menemukan banyak alasan kenapa orang menegur kita. Pertama, bisa jadi karena orang itu telah melihat perbuatan kita yang tidak benar atau membahayakan, maka dia memberikan teguran kepada kita, supaya kita tidak meneruskan perbuatan itu dalam kehidupan kita. Sebab, tidak mungkin orang menegur kita, jika ternyata kita tidak melakukan kesalahan apapun dalam kehidupan kita. Kedua, orang menegur kita karena dia peduli dengan diri kita. Dia tidak ingin kita larut dalam perbuatan kita yang kurang pas atau tidak benar itu. Sebab itu, ia memberanikan dirinya untuk menegur dan mengingatkan kita. Jika orang itu tidak peduli atau tidak suka dengan kita, maka pastilah orang itu akan cenderung masa bodo dengan apa yang kita lakukan. Toh, kalaupun akhirnya kita tersandung masalah karena perbuatan kita, orang itu juga tidak akan mengalami kerugian pada dirinya. Justru karena dia masih peduli dan sayang dengan kita, maka dia berusaha untuk mengingatkan kita sebelum semuanya terlambat dan terjadi penyesalan dalam diri kita. 

        Teguran bisa menjadi salah satu bentuk kepedulian orang lain kepada kita. Sebab itulah, dalam 1 Tesalonika 5:12-15 firman Tuhan berkata, "Kami minta kepadamu, saudara-saudara, supaya kamu menghormati mereka yang bekerja keras di antara kamu, yang memimpin kamu dalam Tuhan dan yang menegor kamu; dan supaya kamu sungguh-sungguh menjujung mereka dalam kasih karena pekerjaan mereka. Hiduplah selalu dalam damai seorang dengan yang lain. Kami juga menasihati kamu, saudara-saudara, tegorlah mereka yang hidup tidak tertib, hiburlah mereka yang tawar hati, belalah mereka yang lemah, sabarlah terhadap semua orang. Perhatikanlah, supaya jangan ada orang yang membalas jahat dengan jahat, tetapi usahakanlah senantiasa yang baik, terhadap kamu masing-masing dan terhadap semua orang." 

        Melalui firman tersebut, kita dinasihati dan diajak untuk dapat menerima teguran dari orang lain dengan sikap yang baik. Bahkan kita juga diminta untuk memberikan teguran kepada orang lain ketika mereka hidup dalam ketidakbenaran. Jadi "tegur-menegur" merupakan hal justru perlu kita lakukan dalam rangka saling menjaga dan memperhatikan supaya kita semua dapat tetap hidup dalam kebenaran, sebagaimana yang Tuhan kehendaki. Oleh karena itu, sebagai umat Tuhan, jangan kita cepat-cepat menjadi marah ketika di dalam kehidupan ini, kita ditegur oleh orang lain. Lebih baik kita memakai teguran itu untuk introspeksi diri, agar kita terhindar dari perbuatan-perbuatan yang tidak benar dalam kehidupan kita. Memang ketika teguran disampaikan, terkadang kita menjadi kurang nyaman dalam mendengarkannya. Namun, jangan kita abaikan pesan yang hendak disampaikan melalui teguran itu. Jadikanlah teguran itu menjadi alat buat kita memperbaiki diri menjadi lebih baik di kemudian hari. Tuhan Yesus memberkati. Amin.


Doa Syafaat dan Penutup

Berdoalah agar gereja berperan serta dalam membantu masyarakat dengan program-program kegiatan yang bersifat pemberdayaan bagi masyarakat.


Nyanyian Penutup

 

Aku Hendak Tetap Berhati Tulus

(NKB 193 : 1, 4)

 

Aku hendak tetap berhati tulus,

kar'na teman mempercayaiku.

Aku hendak tetap berjalan lurus,

kar'na teman t'lah mengasihiku,

kar'na teman t'lah mengasihiku.


Aku hendak rendah hati selalu,

kar'na 'ku tahu betapa 'ku lemah.

Aku hendak menolong sesamaku;

Allah Esa selalu 'ku sembah;

Allah Esa selalu 'ku sembah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

“Dipulihkan, Diberkati, dan Dikuatkan oleh DIA”

Sabtu, 20 Desember 2025 SAAT TEDUH   PUJIAN PEMBUKA NKB. 143 _ Janji Yang Manis   Janji yang manis: ” ‘Kau tak ‘Ku lupakan”, tak terombang-a...