Hidup yang Tak Pernah Habis

 

Tataibadah Harian

Rabu, 18 Oktober 2023

Hidup yang Tak Pernah Habis

 

Saat Teduh

 

Nyanyi Bersama

NKB 2 – Hai Mari Sembah

 

Hai mari sembah Yang Mahabesar,

nyanyikan syukur dengan bergemar

Perisai umat-Nya yang Mahaesa,

mulia nama-Nya, takhta-Nya megah!

 

Hai masyurkanlah keagungan-Nya;

cahaya terang itu jubah-Nya

Gemuruh suara-Nya di awan kelam;

berjalanlah Dia di badai kencang.

 

Mazmur 34

dibaca secara berbalasan; laki-laki dan perempuan bergantian

 

Persiapan merenung

NKB 186 – Kucari Tuhan

 

Kucari Tuhan, lalu aku tahu,

Dia menggugahku mencari-Nya;

Bukanlah aku menemukan-Nya,

‘ku ditemukan-Nya.

 

Tanganku, Tuhan, Kaugenggam erat,

kujalan t'rus, dan tidak 'kan sesat.

Bukanlah aku yang memandang-Mu,

Kaulah memandangku.

 

Pembacaan Alkitab

Seorang membacakan Kidung Agung 7.10- 8.4

Seorang lain membacakan Yohanes 6.25-35

         

Ketika orang banyak menemukan Yesus di seberang laut itu, mereka berkata kepada-Nya, “Rabi, kapan Engkau tiba di sini?”

Yesus menjawab mereka, “Sesungguhnya Aku berkata kepadamu: Kamu mencari aku bukan karena kamu telah melihat tanda-tanda, melainkan karena kamu telah makan roti itu dan kenyang. Bekerjalah, bukan untuk makanan yang akan binasa, melainkan untuk makanan yang bertahan sampai kepada hidup yang kekal, yang akan diberikan Anak Manusia kepadamu. Sebab, Dialah yang telah dimeteraikan Allah Bapa.

Lalu kata mereka kepada-Nya, “Apakah yang harus kami perbuat, supaya kami mengerjakan pekerjaan-pekerjaan yang dikehendaki Allah?

Jawab Yesus kepada mereka, “Inilah pekerjaan yang dikehendaki Allah, yaitu hendaklah kamu percaya kepada Dia yang telah diutus Allah.

Sebab itu, kata mereka kepada-Nya, “Tanda apakah yang Engkau perbuat, supaya kami dapat melihatnya dan percaya kepada-Mu? Apakah yang Engkau kerjakan? Nenek moyang kami telah makan manna di padang gurun, seperti ada tertulis: Mereka diberi-Nya makan roti dari surga.”

Lalu kata Yesus kepada mereka, “Sesungguhnya Aku berkata kepadamu: Bukan Musa yang memberikan kamu roti dari surga, melainkan Bapaku yang memberikan kamu roti yang benar dari surga. Sebab roti yang dari Allah ialah yang turun dari surga dan yang memberi hidup kepada dunia.

Maka kata mereka kepada-Nya, “Tuhan, berikanlah kami roti itu senantiasa.”

Kata Yesus kepada mereka, “Akulah roti kehidupan. Siapa saja yang datang kepada-Ku, ia tidak akan pernah lapar lagi, dan siapa saja yang percaya kepada-Ku, ia tidak akan pernah haus lagi.” (TB2, LAI)

 

Renungan: Hidup yang Tak Pernah Habis

 

Setiap orang pasti akan menjawab “Mau!” jika kepadanya ditanyakan “Apakah Saudara menghendaki hidup kekal?” Sebetulnya Alkitab telah berulang kali memberitahukan resepnya. Akan tetapi belum tentu semua orang tahu atau mau memberlakukannya, meski sudah memasuki langkah pertamanya, yakni percaya kepada Kristus.

 

Penulis Injil mengajak pembacanya melihat realitas kehidupan yang dijalani manusia. Kebanyakan manusia berorientasi pada target jasmaniah, misalnya seorang anak remaja merencanakan bisa bekerja setelah ia menyelesaikan kuliahnya, dengan harapan bisa memperoleh penghasilan. Uang yang diterimanya akan dipergunakan demi memenuhi kebutuhan sehari-harinya, misalnya makan, beli pakaian, dan lainnya. Dalam berbagai golongan usia, dari muda hingga tua, manusia kerap melihat kebutuhan jasmaniahnya sebagai hal terpenting yang harus dipuaskan, ketimbang yang rohaniah. Padahal yang jasmaniah – betapapun pentingnya, dan bukan berarti tidak penting – hanya bersifat sementara dan tidak bertahan selamanya. Jika kita hanya berorientasi atau berfokus pada hal-hal yang jasmaniah, maka hidup yang kita jalani juga niscaya akan berlangsung pada taraf jasmaniah, yakni tidak bertahan lama.

 

Itulah sebabnya muncul frase, “bekerjalah untuk makanan yang akan bertahan sampai kepada hidup yang kekal …”. Ini menunjukkan bahwa setiap orang perlu memperhatikan apa yang menjadi landasan atau jiwa dari kehidupan, yakni setiap firman yang keluar dari mulut Allah (bandingkan Matius 4.4). Ini berarti hidup yang dijalani perlu, atau harus, memiliki semangat yang benar, yang berasal dari Allah, dan bukan semata-mata untuk menyelamatkan hidup jasmaniah manusia. Memang, manusia perlu makan, perlu uang untuk melaksanakan aktivitasnya, perlu hiburan untuk menggembirakan hatinya. Akan tetapi semua itu harus dijalani dengan nilai-nilai yang benar, seperti jujur, sabar, peduli, dan berbagai hal lain yang terkandung dalam kehidupan dan perilaku Kristus.

 

Nilai-nilai inilah yang sebetulnya dimaksud ketika muncul perkataan “bertahan sampai pada hidup yang kekal”. Artinya semua yang diperlihatkan Kristus dalam tindakan-Nya dipengaruhi oleh hal-hal yang bersifat kekal, alias tidak berkesudahan. Bukankah nilai-nilai seperti itu akan terus lestari, lepas dari siapapun yang mempraktekkannya dari masa ke masa?

 

Yesus menegaskan hal ini kepada para murid-Nya, dan terlihat rasa penasaran dari mereka setelah mendengar kata-kata Yesus ini. Mereka ingin tahu bagaimana bisa memenuhi apa yang Allah kehendaki dikerjakan oleh manusia. Jawab Yesus adalah hiduplah di dalam Aku dan bersama Aku (bandingkan Yohanes 15 tentang pokok anggur – Yesus di dalam manusia dan manusia di dalam Yesus).

 

Bersama Kristus, dan di dalam Kristus, hidup kita berlimpah berkat. Tak ada yang bisa menandingi keindahan serta kekuatan yang dihadirkan-Nya bagi kehidupan!   

 

 

Doa Syafaat

Mari mendoakan supaya setiap orangtua bisa memenuhi kebutuhan anggota keluarganya

 

Nyanyi Bersama

NKB 196 – Ku Beroleh Berkat

 

‘Ku beroleh berkat yang tak kunjung lenyap,

 yang tidak dib’ri dunia;

Di relung hatiku, walau sarat beban,

ada damai sejaht’ra baka.

 

            Yesus yang selalu tinggal serta

            Ia di dalamku, ku dalam-Nya

            “Aku senantiasa menyertaimu”

            Itulah janji-Nya kepadaku.

 

Saat damai penuh masuk di hatiku,

dunia menjadi cerah,.

Kesusahan lenyap, g’lap berganti terang:

Yesus Tuhan, agung, mulia!

 

Harta yang terbesar di bejana fana

kumiliki di dunia.

Pada hari mulia aku dibawa-Nya

masuk sorga kekal sertanya

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

“Dipulihkan, Diberkati, dan Dikuatkan oleh DIA”

Sabtu, 20 Desember 2025 SAAT TEDUH   PUJIAN PEMBUKA NKB. 143 _ Janji Yang Manis   Janji yang manis: ” ‘Kau tak ‘Ku lupakan”, tak terombang-a...