Batu-Batu yang Hidup

(Senin, 9 Oktober 2023)

 

Saat Teduh

 

Nyanyian Pembuka 

 

Batu Karang Yang Teguh

(NKB 20 : 1, 3)

 

Batu Karang yang teguh,

'Kau tempatku berteduh, 

karna dosaku berat

dan kuasanya menyesak.

Oh, bersihkan diriku,

oleh darah lambung-Mu.


Tiada lain 'ku pegang,

hanya salib dan iman;

dalam kehampaanku,

'ku dambakan rahmat-Mu

Tanpa Dikau, Tuhanku,

tak 'kan hidup jiwaku.


Pembacaan Mazmur 144

(dibaca secara berbalasan dengan anggota keluarga)


Doa Pembuka dan Firman

(dipimpin oleh salah satu anggota keluarga)


Pembacaan Alkitab

Perjanjian Lama : Yehezkhiel 19 : 10-14

Perjanjian Baru : 1 Petrus 2 : 4-10


Renungan 

    Batu adalah salah satu unsur yang penting dalam sebuah proses mendirikan bangunan. Batu merupakan bahan utama ketika seseorang hendak mendirikan rumah atau gedung. Dalam proses mendirikan bangunan, batu biasanya disusun sedemikian rupa dan celah-celahnya ditutup dengan campuran semen dan pasir agar rapat sehingga dapat berdiri sebuah bangunan yang kokoh. Keterkaitan antara batu yang satu dengan batu yang lain menjadi sangat penting untuk diperhatikan oleh seorang tukang bangunan. Sebab ketika satu batu dengan batu yang lain tidak terhubung secara rapat, maka konstruksi bangunan itu akan menjadi rapuh dan mudah roboh. Sebab itu, seorang tukang akan berusaha untuk menutup setiap celah yang ada dengan semen dan pasir. Hal ini dilakukan supaya setiap sudut dan sisi bangunan menjadi benar-benar rapat dan tidak ada celahnya.

    Demikian jugalah bangunan komunitas umat Allah yang disebut dengan persekutuan umat Allah. Melalui Surat 1 Petrus 2:4-10 kita diingatkan bahwa sebagai sebuah komunitas, persekutuan umat Allah didirikan dengan landasan atau pondasi yang kokoh, yakni Kristus sendiri. Dialah yang menjadi batu penjuru bagi bangunan persekutuan umat Allah. Batu penjuru adalah batu penentu yang kepadanya semua batu yang lain dihubungkan. Sebagai bagian dari anggota persekutuan umat Allah, setiap kita adalah batu-batu yang disusun begitu rapi terhubung dengan batu penjuru itu. Oleh karena itu, kita harus berusaha untuk menjaga keterhubungan kita dengan Kristus sedemikian rupa. Jangan sampai ada celah yang menganga dalam relasi kita dengan Kristus. Sebab, ketika celah ini ada, maka bangunan iman kita menjadi begitu rapuh dan akan mudah roboh, ketika diterpa oleh berbagai kekuatan yang datang dari luar. 

    Jangan sampai pengalaman bangsa Israel yang tercatat dalam Yehezkhiel 19:10-14 menjadi pengalaman yang juga menimpa kehidupan kita. Sebagai umat kepunyaan Kristus, sumber kekuatan bangunan rohani kita adalah Kristus. ketika kita mulai hidup jauh dari Kristus, maka iman kita akan menjadi lemah dan mati. Seperti ibarat sebatang pohon yang tumbuh jauh dari sumber air yang selama ini menjadi penunjang bagi pertumbuhan dan perkembangannya. Pohon itu pasti akan menjadi susah bertumbuh dan berkembang. Selama dia hidup jauh dari sumber air, maka dia akan sulit bertahan di tengah teriknya matahari. Dia akan sulit untuk bertahan menjadi pohon yang segar dan berbuah. Demikian jugalah kehidupan orang beriman, tanpa Kristus, kita tidak akan dapat dengan kokoh berdiri dan bertumbuh dalam kehidupan. 

    Oleh karena itu, jangan kita mejauhkan diri dari persekutuan dengan Kristus. Sebagai batu-batu yang hidup, kita harus terus berusaha untuk mendekatkan diri kita kepada Tuhan yang selama ini telah menjadi sumber kekuatan dan batu penjuru bagi hidup kita. Janganlah kita jemu untuk bersekutu dengan Kristus melalui ibadah dan doa kita. Di tengah dunia yang penuh dengan tantangan ini, kita harus semakin memperbanyak kesempatan kita untuk membangun dan memperkuat relasi kita dengan Kristus. Sebab, dengan dekat Kristus, Sang Batu Penjuru-lah, kita akan kuat dan kokoh dalam menghadapi segala yang terjadi dalam kehidupan kita. Kiranya kita dimampukan untuk terus menjaga relasi kita dengan Kristus dalam hidup kita. Tuhan memberkati kita. Amin.


Doa Syafaat dan Penutup

Berdoalah agar pemerintah terus terbuka untuk memperjuangkan kesejahteraan masyarakar secara umum melalui upaya membuka peluang agar masyarakat mempunyai peluang untuk membangun usaha mandiri.


Nyanyian Penutup

 

Batu Penjuru G'reja

(KJ 252 : 2, 4)

 

Batu penjuru G'reja dan Dasar yang esa,

yaitu Yesus Kristus, Pendiri umat-Nya.

Dengan kurban darah-Nya Gereja ditebus;

baptisan dan firman-Nya membuat-Nya kudus.


Gereja takkan punah selama-lamanya,

dibimbing tangan Tuhan, dibela kasih-Nya.

ditantang pengkhianat dan banyak musuhnya,

bertahanlah jemaat dan jaya mulia.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

“Dipulihkan, Diberkati, dan Dikuatkan oleh DIA”

Sabtu, 20 Desember 2025 SAAT TEDUH   PUJIAN PEMBUKA NKB. 143 _ Janji Yang Manis   Janji yang manis: ” ‘Kau tak ‘Ku lupakan”, tak terombang-a...