Perbuatan Baik vs Perbuatan Jahat

(Selasa, 12 September 2023)

 

Saat Teduh

 

Nyanyian Pembuka 

 

Ya Tuhan, 'Kaulah Penebus

(NKB 127 : 1, 3)

 

Ya Tuhan, 'Kaulah Penebus

yang b'rikan darah-Mu

menjadi kurban yang kudus,

mulia bagiku.

Kendati jalan hidupku

berliku dan berat,

Engkau benarlah panduku

dan aku tak sesat.


Refrain:

    Tanamkan citra-Mu

    di dalam diriku

    supaya hatiku rendah

    dan mengasihi-Mu.


Dan baharui hidupku

menurut citra-Mu

inilah kerinduanku

di dalam hatiku.

Limpahkanlah anugerah

kepada anak-Mu,

serta hapuskan dosanya,

ya Tuhan, Allahku.

(kembali ke refrain)


Pembacaan Mazmur 119 : 65-72

(dibaca secara berbalasan dengan anggota keluarga)


Doa Pembuka dan Firman

(dipimpin oleh salah satu anggota keluarga)


Pembacaan Alkitab

Perjanjian Lama : Ulangan 17 : 2-13

Perjanjian Baru : Roma 13 : 1-7


Renungan 

    Di dalam kehidupan ini, ada dua bentuk perbuatan yang dapat dilakukan oleh manusia, yakni perbuatan baik dan perbuatan jahat. Baik atau jahatnya sebuah perbuatan di tentukan oleh banyak faktor, di antaranya: apakah perbuatan itu sesuai hukum yang berlaku atau tidak? Jika perbuatan itu sesuai dengan hukum yang berlaku, maka perbuatan itu akan dikelompokkan sebagai perbuatan yang baik. Namun sebaliknya, jika perbuatan itu melanggar hukum yang berlaku, maka perbuatan itu dikategorikan sebagai perbuatan yang jahat. Selain faktor hukum, perbuatan juga dapat dinilai berdasarkan dampaknya. Sebuah perbuatan dikatakan baik, jika perbuatan itu membawa dampak yang positif bagi kehidupan. Jika perbuatan itu membawa dampak negatif dan merugikan bagi orang lain, maka perbuatan itu akan dinilai sebagi perbuatan yang jahat. tentu masih banyak parameter yang dapat digunakan untuk menilai apakah perbuatan itu baik atau jahat. Apa yang diungkapkan di atas hanyalah sebagian parameter yang secara umum dipakai untuk memberikan penilaian terhadap sebuah perbuatan yang kita lakukan.

    Setiap manusia memiliki potensi untuk melakukan perbuatan baik maupun perbuatan jahat. Oleh karena itu, firman Tuhan hari ini mengingatkan kepada kita agar kita menjadi manusia yang mengembangkan potensi untuk melakukan perbuatan baik, bukan perbuatan jahat. Mengapa? Sebab, perbuatan baik akan menolong kita untuk dapat menjalani kehidupan dengan damai di tengah dunia ini. Sedangkan perbuatan jahat hanyalah akan merusak kehidupan kita. Firman Tuhan dalam kitab Ulangan 17: 2-13 dengan jelas memberikan gambaran kepada kita, bagaimana Allah menuntun umat-Nya untuk tidak berkompromi dengan hal-hal yang jahat dalam kehidupan ini. Barangsiapa melakukan hal yang jahat, maka mereka harus menanggung akibat dari kejahatan mereka. Salah satunya, mereka harus berhadapan dengan penghakiman dan penghukuman berdasarkan aturan yang berlaku.

    Hal yang sama juga disampaikan oleh rasul Paulus kepada Jemaat di Roma, melalui surat Roma 13:1-7. Pada bagian ini, Paulus mengingatkan kepada umat Tuhan untuk tidak takut terhadap siapapun, termasuk kepada pemerintah, selagi mereka menjalani kehidupannya dengan baik dan benar. Dalam idealisme teologi Paulus, pemerintah adalah wakil atau hamba Tuhan dalam menegakkan kebenaran dan keadilan. Sebab itu, barangsiapa di dalam kehidupan ini telah menjalani hidup dengan perbuatan-perbuatan yang baik dan benar, maka mereka tidak perlu takut kepada pemerintah yang ada. Namun, jika di dalam kehidupan ini kita berbuat jahat, maka kita layak untuk takut terhadap pemerintah, sebab sebagai hamba Tuhan, mereka memiliki wewenang untuk menengakkan keadilan dan menetapkan hukuman bagi umat Allah yang berlaku tidak benar.

    Oleh karena itu, jika kita ingin menjadi umat Tuhan yang benar, maka betapa pentignya bagi kita untuk menjaga diri kita agar tetap dapat menjadi pribadi yang membiasakan diri untuk melakukan perbuatan-perbuatan yang baik dalam kehidupan kita. Jangan takut untuk berbuat baik, tetapi takutlah untuk berbuat jahat dalam kehidupan ini. Kiranya kita dimampukan untuk menjadi manusia yang selalu berbuat baik kepada siapapun yang ada dalam kehidupan kita. Tuhan memberkati kita. Amin.


Doa Syafaat dan Penutup

Berdoalah agar seluruh masyarakat Indonesia tetap memiliki kepedulian terhadap kesehatan lingkungan dengan menjaga budaya membuang sampah pada tempatnya.


Nyanyian Penutup

 

Bersukacita Senantiasa

(PKJ 218 : 1-3)

 

Bersukacita senantiasa,

bersukacitalah, tetap berdoa.

Ucaplah syukur, ucaplah syukur

dalam segala hal pada-Nya.


Refrain:

    Karena itu diinginkan Allah

    dalam Kristus Yesus bagi kamu,

    karena itu diinginkan Allah

    dalam Kristus Yesus bagi kamu.


Hendaklah kamu perhatikan:

jangan membalas jahat dengan jahat,

berbuat baik bagi sesama,

bahkan terhadap tiap orang.

(kembali ke refrain)


Orang yang salah diluruskan

dan orang tawar hati dihiburkan.

Orang lemah pun harus dibela;

sabar dengan semua orang.

(kembali ke refrain)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

“Dipulihkan, Diberkati, dan Dikuatkan oleh DIA”

Sabtu, 20 Desember 2025 SAAT TEDUH   PUJIAN PEMBUKA NKB. 143 _ Janji Yang Manis   Janji yang manis: ” ‘Kau tak ‘Ku lupakan”, tak terombang-a...