Terimalah Dengan Rasa Syukur

(Sabtu, 05 Agustus 2023)

 

Saat Teduh

 

Nyanyian Pembuka 

 

Kudengar Berkat-Mu Turun

(KJ 235  : 1, 3)

 

Ku dengar berkat-Mu turun

bagai hujan yang lebat,

menghidupkan padang gurun

dan menghibur yang penat.

Aku pun, aku pun,

ya, berkati aku pun!


Mampirlah ya, Jurus'lamat,

kau dambaan hatiku;

aku rindu amat sangat

mendengar panggilan-Mu.

Aku pun, aku pun,

Yesus, panggil aku pun!


Pembacaan Mazmur 145 : 8-9, 14-21

(dibaca secara berbalasan dengan anggota keluarga)


Doa Pembuka dan Firman

(dipimpin oleh salah satu anggota keluarga)


Pembacaan Alkitab

Perjanjian Lama : Yesaya 44 : 1-5

Perjanjian Baru : Matius 7 : 7-11


Renungan

    Sebagai manusia yang hidup bersama dengan orang lain, tentulah kita memiliki pengalaman dalam "memberi sesuatu" kepada orang lain. Entah itu, dalam bentuk hadiah yang berupa barang, perhatian, atau dukungan-dukungan dalam bentuk lain yang dibutuhkan oleh orang lain. Pertanyaannya, ketika Anda hendak memberikan sesuatu kepada orang lain, kira-kira apakah Anda akan memberikan sesuatu yang buruk atau yang baik? Ya, tentulah kita akan memberikan yang terbaik yang bisa kita berikan. Mengapa hal itu kita lakukan? Setidaknya ada dua alasan yang mendasarinya: (1) Sebab, dalam tindakan memberi itu terkandung nama baik kita. Jika kita memberikan yang tidak baik, maka pastilah orang lain akan mengenang kita sebagai orang yang kurang baik. Demikian pula sebaliknya, saat kita memberikan yang terbaik, maka tentulah orang akan mengenang kita dengan kenangan yang baik. (2) Pemberian yang kita lakukan merupakan tanda cinta kasih kita kepada orang lain. Semakin kita mengasihi seseorang, maka semakin kita rela untuk memberikan yang paling baik dari yang kita punya. Demikian pula sebaliknya, semakin kita tidak mengasihi orang itu, maka semakin rendah pula kualitas pemberian kita kepada orang tersebut. Jika kita tidak terlalu mengasihi orang itu, maka yang kita berikan adalah sesuatu yang biasa saja atau yang standard saja.

    Demikian jugalah Allah kita. Dalam bancaan kita di Injil Matius 7:7-11, Tuhan Yesus memberitakan bahwa Allah adalah Pribadi yang sangat peduli kepada umat-Nya. Ia berusaha untuk memberikan yang terbaik kepada umat-Nya. Tanpa diminta pun sejatinya Allah terus memberikan berkat yang dibutuhkan umat-Nya untuk menunjang hidup mereka. Apalagi jika umat-Nya meminta sesuatu yang dia butuhkan bagi kehidupannya. Pastilah Allah akan memberikan sesuai dengan kemurahan-Nya kepada umat-Nya. Sebab itulah Tuhan Yesus berfirman: "Jadi jika kamu yang jahat tahu memberi pemberian yang baik kepada anak-anakmu, apalagi Bapamu yang di sorga! Ia akan memberikan yang baik kepada mereka yang meminta kepada-Nya." (Mat 7:11)

    Persoalannya, sebagai anak-anak-Nya, terkadang kita tidak dapat menyelami pemberian Allah yang baik itu. Terkadang kita berpikir bahwa apa yang telah Allah berikan itu belumlah cukup buat kita, sehingga kita tidak mau bersyukur dengan apa yang telah Allah berikan itu. Sikap seperti ini tentulah sikap yang tidak tepat untuk kita pertahankan dalam kehidupan kita sebagai anak-anak Tuhan. Apapun yang Allah berikan dalam kehidupan kita adalah yang baik buat hidup kita. Belajarlah untuk menerima pemberian Allah itu dengan rasa syukur. Mungkin apa yang Ia berikan tidak sesuai dengan keinginanmu. Namun, percayalah bahwa ketika Ia memberikan sesuatu itu kepadamu, pastilah Ia tahu bahwa itu merupakan yang terbaik bagi kehidupanmu ke depan. Tidak mungkin Dia memberikan sesuatu yang tidak kamu butuhkan dalam kehidupanmu. 

    Sebab, sebagaimana kesaksian kitab Yesaya 44:1-5 yang menyatakan bahwa Ia adalah Allah yang membentuk engkau sejak dari kandungan dan yang menolong engkau. Ia begitu mengenali engkau dan mengetahui apa yang engkau butuhkan dalam kehidupanmu. Ia jugalah yang akan terus menopang dan mendukung engkau dengan berkat-berkat yang Ia curahkan dalam kehidupanmu. Oleh karena itu, terimalah pemberian-Nya dengan rasa syukur! Jangan menggerutu dan bersungut-sungut dengan setiap pemberian yang Ia berikan dalam kehidupanmu. Tuhan memberkatimu. Amin.


Doa Syafaat dan Penutup

Berdoalah bagi keluarga yang mengasihi dan bersedia mengampuni satu dengan yang lain, ketika ada yang berbuat salah dalam kehidupan ini.


Nyanyian Penutup

 

Rindukah Engkau Mendapat Berkat Tuhan

(NKB 100 : 1, 3)

 

Rindukah engkau mendapat 

berkat Tuhan yang penuh

di seluruh hidupmu?

Mintalah kepada Bapamu

yang janji-Nya teguh:

menyertai langkahmu


Refrain:

    Roh Kudus terus meluap di hatimu,

    kar'na Tuhan berpesan: "Bawalah bejanamu".

    Roh Kudus terus meluap di hatimu, 

    pun dengan kuasa-Nya.


O, anugerah ilahi pun

mengalirlah terus,

tak berubah kasih-Nya.

Bejanamu 'kan terisi

oleh kuasa Roh Kudus

ya dan amin janji-Nya.

(kembali ke refrain)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

“Dipulihkan, Diberkati, dan Dikuatkan oleh DIA”

Sabtu, 20 Desember 2025 SAAT TEDUH   PUJIAN PEMBUKA NKB. 143 _ Janji Yang Manis   Janji yang manis: ” ‘Kau tak ‘Ku lupakan”, tak terombang-a...