Normalisasi - Kamis, 24 Agustus 2023

 Kamis, 24 Agustus 2023


SAAT TEDUH


NYANYIAN PEMBUKA

PKJ 270 ISILAH MATAKU DENGAN CITRA SALIB-MU (2x)

Isilah mataku dengan citra salib-Mu
Dengan kasih-Mu penuhi hatiku
Isilah mulutku dengan syukur pada-Mu
Hidupku seluruhnya milik-Mu


DOA PEMBUKA



BACAAN ALKITAB    1 Kor. 6: 1-11



RENUNGAN

    "Lahirannya kok caesar sih? Itu kan ngga normal." Ucapan seperti itu cukup ramai di kalangan perempuan beberapa tahun yang lalu. Apakah sekarang juga masih seperti itu, saya kurang tahu. Tetapi ada hal-hal yang dianggap normal dan yang tidak normal di tengah masyarakat kita. Ada hal-hal yang dipandang sebagai sebuah keharusan karena dilakukan oleh orang banyak, sementara yang tidak biasa akan dianggap aneh dan tidak sempurna. Contohnya seperti proses kelahiran.
    Bayangkan jika percakapan seperti ini ada di gereja dan menjadi diskusi panjang sampai ke keputusan Majelis Jemaat. Apakah ini penting dan mempengaruhi pelayanan umat? Tentu saja tidak.
    Inilah yang dihadapi Paulus di jemaat Korintus, yang dituangkan dalam bacaan kita. Jemat Korintus sibuk mengurusi hal-hal yang tidak penting, sementara urusan yang genting malah tidak diberi perhatian. Orang-orang di Korintus meributkan persoalan sepele, lalu lupa untuk menyatakan pertobatan kepada mereka yang masih hidup dalam penyimpangan. Paulus menegaskan kembali permasalahan penting yang harus ditangani, yaitu perilaku jahat dan percabulan (ay. 9-10).
    Harus diakui bahwa dalam kehidupan ini banyak persoalan dan masalah. Tetapi, kita juga perlu bijak memilah: mana yang harus diselesaikan dan mana yang masih bisa ditolerir. Di kehidupan bersama orang lain, kita dituntut untuk bisa meminimalisir konflik, masalah, dan memelihara kerukunan serta keteraturan. Itulah yang normal, karena semua orang membutuhkan hal tersebut. Ukuran normal atau tidak bukanlah berdasarkan kebiasaan segelintir orang, tetapi dampak dari tindakan tersebut yang membawa kebaikan dan manfaat bagi banyak orang.
    Pemahaman seperti inilah yang harus dinormalisasikan, bahwa kebiasaan tidak bisa dijadikan patokan atas nilai atau norma yang ada. Dampak dari perbuatan itu akan jauh lebih tepat untuk dijadikan tolok ukur. Mari kita menormalisasikan hal ini: hal yang disebut baik dilihat dari dampaknya kepada orang banyak. "Karena kita ini buatan Allah, diciptakan dalam Kristus Yesus untuk melakukan pekerjaan baik, yang dipersiapkan Allah sebelumnya. Ia mau, supaya kita hidup di dalamnya." (Efesus 2: 10)


DOA SYAFAAT
  • Berdoa agar kaum muda menyadari dan mempersiapkan diri sebagai pemimpin sejak dini.


NYANYIAN PENUTUP
PKJ 209 KASIH SETIA-MU
Kasih setia-Mu sungguh lebih baik,
lebih berharga dari hidupku.
Maka bibirku megahkan Dikau;
kasih setia-Mu sungguh lebih baik.

Seumur hidup kupuji Engkau;
kunaikkan doa dalam nama-Mu.
Kasih setia-Mu lebih berharga
dan lebih baik dari hidupku.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Rumah Bagi Tuhan - Kamis, 18 Desember 2025

Kamis, 11 Desember 2025