(Selasa, 15 Agustus 2023)
Saat Teduh
Nyanyian Pembuka
Ajaib Benar Anuegrah
(KJ 40 : 1, 2, 4)
Ajaib benar anugerah
Pembaru hidupku!
'ku hilang, buta, bercela;
oleh-Nya 'ku sembuh.
Ketika insaf, 'ku cemas,
sekarang 'ku lega!
Syukur, bebanku t'lah lepas
berkat anugerah!
Kudapat janji yang teguh,
kuharap sabda-Nya
dan Tuhanlah perisaiku
tetap selamanya.
Pembacaan Mazmur 18 : 1-19
(dibaca secara berbalasan dengan anggota keluarga)
Doa Pembuka dan Firman
(dipimpin oleh salah satu anggota keluarga)
Pembacaan Alkitab
Perjanjian Lama : Kejadian 19 : 1-29
Perjanjian Baru : Roma 9 : 14-29
Renungan
Sebagai bagian dari bangsa Indonesia, sebentar lagi kita akan merayakan hari ulang tahun kemerdekaan bangsa kita. Kemerdekaan adalah salah satu hal yang layak kita syukuri dalam kehidupan kita sebagai bangsa. Dengan kemerdekaan kita memiliki hak untuk mengatur kehidupan berbangsa dan bernegara secara berdaulat. Tidak ada lagi campur tangan bangsa asing yang bisa mempengaruhi dan menentukan bentuk bangsa seperti apa yang akan kita kembangkan dan perjuangkan. Kemerdekaan memberi kita kedaulatan untuk menentukan secara mandiri dan bertanggung jawab arah kebijakan bangsa kita sendiri. Dengan kedaulatan itu, maka sebagai bangsa bisa menentukan sistem pemerintahan yang akan kita anut, membuat kebijakan pengelolaan atas harta kekayaan bangsa, menentukan aturan-aturan yang kita perlukan untuk menunjang kehidupan kita bersama, dsb.
Hal ini berbeda sekali dengan keberadaan kita sebelum merdeka. Saat kita masih dijajah oleh bangsa asing, maka bangsa penjajah itulah yang mempunyai kewenangan mengatur segala sesuatu yang akan menjadi kebijakan yang diberlakukan di tengah bangsa kita. Sebab itu, pada masa penjajahan, segala bentuk kekayaan bangsa kita tidak dapat kita nikmati untuk diri kita sendiri, melainkan harus kita kita serahkan kepada bangsa asing. Merekalah yang berwenang untuk mengatur kekayaan itu mau dipakai untuk apa dan diberikan kepada siapa. Sebab mereka telah mengambil kedaulatan kita. Berangkat dari kenyataan yang demikian inilah, maka tidak pernah ada bangsa yang terjajah mengalami kesejahteraan. Mereka hanya diperbudak dan dijadikan alat bagi kemajuan bangsa yang menjajahnya.
Menurut Wikipedia Indonesia, kedaulatan adalah hak eksklusif untuk menguasai suatu wilayah pemerintahan, masyarakat, atau atas diri sendiri. Kedaulatan merupakan hak untuk mengatur dan menentukan apa yang perlu dilakukan dan apa yang tidak perlu dilakukan dalam kehidupan masyarakat maupun dalam kehidupan pribadi kita. Tidak ada yang bisa dan boleh mencampuri keputusan-keputusan yang akan kita ambil dalam kehidupan kita. Sebab, kalau masih ada yang bisa atau boleh mencampurinya, maka hal itu berarti kita tidak memiliki kedaulatan.
Demikian pula dengan konsep keselamatan yang kita miliki. Sebagai orang beriman, kita mengaku bahwa keselamatan adalah bagian dari kedaulatan Allah. Kepada siapa keselamatan itu diberikan dan tidak diberikan, semuanya bergantung pada keputusan Allah yang memiliki kedaulatan atasnya. Manusia tidak bisa mencampuri penentuan keselamatan itu. Allah sendirilah yang berhak menentukannya. Manusia hanya dapat berhadap dan memohon, namun Allah yang akan menentukannya. Hal inilah yang ditekankan oleh Paulus dalam dalam surat Roma 9:14-29. Paulus memberikan contoh bagaimana kedaulatan Allah itu dinyatakan dalam banyak peristiwa di masa perjanjian lama. Termasuk dalam peristiwa penghukuman atas Sodom dan Gomora yang tadi kita baca dalam kitab Kejadian 19:1-29.
Dalam peristiwa penghukuman atas Sodom dan Gomora, Allah berkenan untuk menyelamatkan Lot dan keluarganya. Hal ini bukan karena perbuatan baik mereka. Sebab jika kita membaca dengan teliti Kej 19:1-29 maka kita akan menjumpai bahwa yang pada waktu itu menunjukkan kebaikan hanya Lot, sementara tidak pernah diperlihatkan kepada kita kebaikan dari istri dan anak-anak Lot. Namun Allah berkenan untuk menyelamatkan mereka sekeluarga. Sekalipun kemudian istri Lot tidak mau taat terhadap apa yang menjadi perintah Allah, sehingga ia menjadi tiang garam. Jika keselamatan didasarkan pada perbuatan baik manusia, maka seharusnya yang Allah selamatkan adalah Lot seorang diri. Demikian juga dalam peristiwa yang disebutkan Paulus dalam Surat Roma 9:17 "Sebab Kitab Suci berkata kepada Firaun: Ïtulah sebabnya Aku membangkitkan engkau, yaitu supaya Aku memperlihatkan kuasa-Ku di dalam engkau, dan supaya nama-Ku dimasyhurkan di seluruh bumi". Padahal Firaun adalah pemimpin Mesir yang bukan menjadi bagian dari umat pilihan Allah pada waktu itu.
Berdasarkan pada apa yang diungkapkan dalam bacaan kita hari ini, maka sebagai umat Tuhan kita diingatkan bahwa keselamatan itu adalah kedaulatan Allah sendiri. Kepada siapa keselamatan itu diberikan, itu adalah bagian dari keputusan Allah. Oleh karena itu, jika Ia berkenan untuk memberikannya kepada kita, maka itu adalah bentuk nyata dari kasih karunia-Nya bagi kita. Jangan kita menjadi takabur dan sombong, sehingga kita merasa diri paling benar dan paling suci di dunia ini. Jadilah pribadi yang tetap rendah hati dan mawas diri. Sadarilah bahwa jika bukan karena Tuhan, maka kita tidak akan mengalami keselamatan dalam kehidupan kita. Bersyukurlah kepada-Nya dan muliakanlah Dia yang telah menganugerahkan keselamatan pada kita! Tuhan memberkati. Amin.
Doa Syafaat dan Penutup
Berdoalah bagi gereja dan masyarakat agar dapat bekerjasama menghadapi masalah-masalah yang ada di lingkungannya
Nyanyian Penutup
'Ku Diberi Blas Kasihan
(KJ 39 : 1-3)
'Ku diberi belas kasihan,
walau tak layak diriku;
tadi 'ku angkuh, kini heran:
Tuhan, besarlah rahmat-Mu!
Kidung imanku bergema:
rahmat-Mu sungguh mulia,
Kidung imanku bergema:
rahmat-Mu sungguh mulia!
Walau 'ku patut dihukumkan,
Kaulah penuh anugerah:
darah Putra-Mu dicurahkan
membasuh dosa dan cela.
Di manakah selamatku?
Hanyalah dalam rahmat-Mu.
Di manakah selamatku?
Hanyalah dalam rahmat-Mu.
Ini tetap pengakuanku,
jikalau orang ingin tahu:
hanya berkat pengasihan-Mu
rukunlah aku dan Engkau.
'Ku merendahkan diriku
dan kuagungkan rahmat-Mu,
'Ku merendahkan diriku
dan kuagungkan rahmat-Mu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar