Memutar Balikkan Kebenaran

(Selasa, 11 Juli 2023)


Saat Teduh


Nyanyian Pembuka 


Tuhan, Ambil Hidupku

(NKB 181.a : 1, 3)


Tuhan ambil hidupku,

dan kuduskan bagi-Mu;

pun waktuku pakailah

memuji-Mu s'lamanya.


Refrain:

    'Ku serahkan hidupku

    agar jadi milik-Mu;

    'ku serahkan hidupku

    agar jadi milik-Mu.


Buatlah suaraku

hanya mengagungkan-Mu,

dan sertakan lidahku

jadi saksi Injil-Mu.

(kembali ke refrain)


Pembacaan Mazmur 131

(dibaca secara berbalasan dengan anggota keluarga)


Doa Pembuka dan Firman

(dipimpin oleh salah satu anggota keluarga)


Pembacaan Alkitab

Perjanjian Lama : Yeremia 28 : 10-17

Perjanjian Baru : Roma 3 : 1-8


Renungan

"Memutar balikkan kebenaran" itulah yang dilakukan Hanaya pada masa kehidupannya. Ia dikenal sebagai seorang nabi, namun apa yang dia ungkapkan sesungguhnya bukanlah ungkapkan yang berasal dari Allah, melainkan dari kehendak dan pikirannya sendiri. Dia mencatut nama Allah untuk mendukung pendapatnya, agar orang yang mendengarnya semakin percaya dengan apa yang ia katakan kepada mereka. Termasuk ketika ia menyampaikan apa yang akan terjadi dengan masa depan bangsa-bangsa di bawah kekuasaan Nebukadnezar. Dia berkata: "Beginilah firman TUHAN: Dalam dua tahun ini begitu jugalah Aku akan mematahkan kuk Nebukadnezar, raja Babel itu, dari pada tengkuk segala bangsa!" (Yer 28:11) 


Hal ini tentu menjadi sebuah berita yang begitu menggemparkan bagi umat Israel yang sedang menantikan karya penyelamatan Tuhan atas apa yang mereka alami. Apa yang disampaikan oleh Hanaya seakan-akan menjadi berita yang membawa harapan besar bagi umat Israel. Padahal rencana yang Allah punyai tidaklah demikian. Allah masih akan memakai Nebukadnezar untuk menjadi alatnya. Allah masih akan memberi pelajaran kepada umat Israel supaya mereka menyadari akan dosa dan kesalahannya. Sebab itu, Allah mengutus Yeremia untuk meluruskan apa yang telah dikatakan Hanaya itu. Bahkan Tuhan kemudian menghukum Hanaya yang telah memutar balikkan kebenaran dengan kematian (Yeremia 28:16).


Dalam kehidupan kita sekarang ini, terkadang masih kita jumpai orang-orang yang suka memutar balikkan kebenaran demi kepentingan dan keuntungan diri mereka. Ada juga orang-orang yang dengan gampangnya mencatut nama Tuhan untuk meyakinkan orang lain terhadap apa yang telah dikatakannya. Padahal semua yang diungkapkan itu tidak sesuai dengan kehendak dan rencana Allah dalam kehidupan umat-Nya. Terhadap orang-orang seperti ini, Tuhan tidak akan membenarkannya. Oleh karena itu, janganlah kita meneruskan perilaku mereka dalam kehidupan kita. Jangan sampai kita menjadi orang yang memutarbalikkan kebenaran dalam kehidupan kita dan jangan dengan mudah mencatut nama Tuhan demi kepentingan kita pribadi. Marilah kita menjadi manusia yang berkata jujur dan sesuai dengan kebenaran. Apa yang benar katakan benar. Apa yang tidak benar katakan tidak benar. 

 

Doa Syafaat dan Penutup

Berdoalah agar masyarakat Indonesia paham akan pentingnya tetap menjaga kesehatan sekalipun covid-19 sudah melandai.


Nyanyian Penutup


Tuhan, Tolonglah, Bangunkan Iman

(PKJ 282 : 1, 4)


Tuhan tolonglah, bangunkan iman;

pulihkanlah kasih yang remuk.

Tuhan tolonglah, bangunkan iman;

pulihkanlah kasih yang remuk.

Ubahlah haiku, jamahlah dirikvu

biar di tangan-Mu terbentuk.

Tuhan tolonglah, bangunkan iman;

pulihkanlah kasih yang remuk.


Urapi, Tuhan, bibir mulutku

jadi saksi kebaikan-Mu.

Urapi, Tuhan, bibir mulutku

jadi saksi kebaikan-Mu.

Pakailah diriku, berkati budiku

untuk melukiskan kasih-Mu.

Urapi, Tuhan, bibir mulutku

jadi saksi kebaikan-Mu.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

“Dipulihkan, Diberkati, dan Dikuatkan oleh DIA”

Sabtu, 20 Desember 2025 SAAT TEDUH   PUJIAN PEMBUKA NKB. 143 _ Janji Yang Manis   Janji yang manis: ” ‘Kau tak ‘Ku lupakan”, tak terombang-a...