TAHU DIRI

 

Tataibadah Harian

Sabtu, 03 Juni 2023

Tahu Diri

 

 

 

                                                     Saat teduh

 

Doa pembukaan

Dipimpin seorang anggota keluarga

 

Nyanyian Bersama

NKB 49 – Tuhan Yang Pegang

 

Tak ku tahu kan hari esok,

namun langkahku tegap.

Bukan surya kuharapkan,

kar’na surya kan lenyap.

O tiada ‘ku gelisah

akan masa menjelang;

‘ku berjalan serta Yesus.

Maka hatiku tenang.

 

          Banyak hal tak kufahami

          dalam masa menjelang.

          Tapi t’rang bagiku ini:

          Tangan Tuhan yang pegang.

 

Tak ku tahu kan hari esok,

mungkin langit ‘kan gelap.

Tapi Dia yang berkasihan

melindungi ‘ku tetap.

Meski susah perjalanan,

G’lombang dunia menderu.

Dipimpin-Nya ‘ku bertahan

sampai akhir langkahku.

 

 

Pembacaan Mazmur

Mazmur 8

Dibacakan oleh seorang anggota keluarga

 

Perenungan Sabda

-                 Doa persiapan

-                 Pembacaan Alkitab:

Ayub 38.22-38

Yohanes 14.15-17

Dibacakan oleh seorang anggota keluarga

 

 

“Tahu Diri”

 

Setiap kita bangun dari tidur, apa yang biasa kita lakukan? Apakah kita bangun dengan berpikir, “Hari ini saya masih bernapas, tandanya Tuhan masih berkenan saya hidup” atau “Apa yang akan saya lakukan hari ini?” atau “apa saja keuntungan yang akan saya nikmati dalam hidup hari ini?” atau “ada PR apa yang belum saya selesaikan ya?” dan berbagai macam kemungkinan lain?

 

Adalah hal yang baik jika kita bisa menyadari siapa kita di tengah kehidupan ini. Di satu sisi, kita merupakan perpanjangan tangan Tuhan, yang artinya diharapkan bisa memperlihatkan karya dan kehendak Tuhan dalam hidup, namun di sisi lain kita juga perlu mengingat hakekat kita sebagai debu yang sangat tidak berdaya.

 

Herannya, di tengah berbagai deru dan bisingnya medsos di seputar aktivitas kita, dijumpai tidak sedikit orang yang merasa dirinya lebih hebat dari Tuhan sehingga bersikap menghakimi orang lain, merasa tidak punya kesalahan, dan bisa berbuat segala sesuatu seenak perutnya sendiri. Terhadap hal ini kita diajak melihat pesan dalam kitab Ayub, yang mengingatkan bahwa sebenarnya kita bukanlah siapa-siapa. Diri kita dipenuhi berbagai kelemahan – karena dosa – dan harusnya kita terus menundukkan diri di hadapan Tuhan agar bisa terus berkarya dengan pertolongan-Nya. Melalui suara Tuhan yang didengarkan Ayub, penulis kitab ini menyoroti pandangan dunia yang menganggap kebergantungan kepada Tuhan sebagai kebodohan dan hal yang percuma. Segala sesuatunya bisa diusahakan oleh manusia, apalagi jika ia telah berhasil menuai beragam kesuksesan lewat usahanya itu. Lewat tulisannya, penulis kitab Ayub mau mengingatkan bahwa Tuhanlah sumber segala sesuatu, termasuk yang menghadirkan kekuatan untuk bekerja, keuletan dalam menghadapi pergumulan dan kesusahan, kesabaran di kala musibah melanda, akal untuk mencari jawaban terhadap pertanyaan-pertanyaan hidup, serta banyak ‘modal’ lain yang melengkapi keberadaan manusia. Tanpa-Nya, kita samasekali tidak bisa berbuat apa-apa (lihat Yoh 15.5)

 

Selain pemberian Tuhan yang teramat banyak itu, sesungguhnya ada satu hal penting yang Tuhan anugerahkan kepada kita, yakni diri-Nya sendiri.

Lewat Roh Kudus yang berkarya di dalam kita, Ia menuntun kita melangkah di tengah belantara hidup yang kerap menyesatkan. Ketika suara dalam diri kita mengajak kita berbuat yang salah, Roh Kudus mengingatkan agar kita berpegang pada ajaran Yesus. Hal ini sungguh nyata, dicatat dalam Injil Yohanes sebagai janji Yesus. Ia bukan hanya janji yang sifatnya PHP, yang mengelabui kita. Ia berdiam di dalam diri kita, menolong kita menjalani hidup yang berat, sehingga kita dimampukan menghadapinya dengan sikap yang tepat.

 

Kalau kita merasa bahwa selama ini telah menjadi pribadi yang baik, benar, berhasil dikarenakan kemampuan diri sendiri, lewat renungan ini kita diajak bercermin. Lihatlah diri kita – sebagaimana dipaparkan dalam Mazmur 8 – yang digambarkan dengan pertanyaan, “Apakah manusia, sehingga Engkau mengingat … dan mengindahkannya?“ Pemazmur hendak menyatakan bahwa manusia bisa mencapai segala sesuatunya di dunia ini berkat kemurahan Tuhan, yang mengasihinya … seratus persen.

 

 

 

Doa Bersama

Mari mendoakan:

a.     Agar kita bisa hidup lebih baik di masa krisis, dengan cara mempersiapkan dan merencanakan pengeluaran secara bijak, serta

b.    tetap dimampukan berbagi dengan orang lain sehingga mendatangkan kebaikan bagi hidup sesama

c.     Supaya kita bisa menerima suara Roh Kudus di tengah desiran godaan hati yang mengajak kita terus berkubang dalam lumpur dosa

 

 

Nyanyian Bersama

NKB 98 – Roh Kudus, Ilhami Kami

 

Roh Kudus, ilhami kami umat-Mu

datang dan kuduskan kidung yang merdu.

 

Roh Kudus, arahkan doa umat-Mu;

ajar kami ucap apa yang perlu.

 

Roh Kudus, terangi hati umat-Mu,

agar memahami Kitab yang kudus.

 

Roh Kudus, jadikan kami umat-Mu,

meneladan Yesus yang lemah lembut.

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

“Dipulihkan, Diberkati, dan Dikuatkan oleh DIA”

Sabtu, 20 Desember 2025 SAAT TEDUH   PUJIAN PEMBUKA NKB. 143 _ Janji Yang Manis   Janji yang manis: ” ‘Kau tak ‘Ku lupakan”, tak terombang-a...