SEJENAK AKU MENOLEH - 8 Juni 2023

 Kamis, 8 Juni 2023


SAAT TEDUH


NYANYIAN PEMBUKA
PKJ 244: 1 SEJENAK AKU MENOLEH
Sejenak aku menoleh
pada jalan yang t’lah kutempuh.
Kasih Tuhan kuperoleh,
membuatku tertegun.
Jalan itu penuh liku,
kadang-kadang tanpa t’rang.
Tapi Tuhan membimbingku
hingga aku tercengang.
Kasih Tuhan membimbingku
dan hatiku pun tenang.


DOA PEMBUKA



BACAAN ALKITAB    Mazmur 50: 7-15



RENUNGAN

    Pada hari Minggu, 4 Juni 2023, GKI Serpong kehilangan sosok yang luar biasa. Namanya David Harapan, seorang anggota jemaat yang semasa hidupnya selalu memberikan yang terbaik yang ia mampu. Ia meninggal setelah bertahan dalam sakitnya selama 5 tahun lebih. Istri yang mendampinginya, saya menyebutnya bu David atau bu Wawah (Li Hwa), adalah sosok yang tegar. Beliau yang mendampingi, merawat, dan memberikan pengobatan terbaik untuk kesembuhan suaminya.
    Beberapa hari sebelum meninggal, bu David menyatakan bahwa ia masih menantikan mujizat Tuhan yaitu kesembuhan pak David. Di situ, saya melihat bu David berharap penuh namun tidak memaksakan agar itu terpenuhi. Wajahnya seperti kelelahan, tapi beliau tetap ada di kamar ICU rumah sakit.
    Pada hari Rabu, 7 Juni 2023, saat ibadah pelepasan di gedung gereja, bu David bersaksi bahwa doanya dijawab Tuhan. Doa agar pak David tidak harus kesulitan saat meninggalkan dunia ini. Pak David meninggal dengan tenang, tanpa harus mengalami banyak kesakitan menjelang akhir hidupnya. Dengan caranya, bu David bersyukur kepada Tuhan. Walaupun ia kehilangan suaminya, tetapi ia percaya bahwa pak David Harapan sudah bersama dengan Tuhan Yesus.
    "Berserulah kepada-Ku pada waktu kesesakan, Aku akan meluputkan engkau, dan engkau akan memuliakan Aku." Kira-kira itulah yang bisa menggambarkan situasi yang dialami bu David, dan juga orang-orang lain yang mendampingi orang sakit hingga hari terakhirnya. Dengan segala usaha, kita telah mengerahkan semua yang kita bisa. 
    Namun, harus kita ingat, Tuhanlah yang berkuasa di atas segalanya. Persembahan, usaha, perbuatan baik, atau sedekah kita bukanlah 'sogokan' agar Tuhan memenuhi keinginan kita. Boleh saja memohon tetapi semuanya dikembalikan pada kedaulatan dan belas kasih Tuhan. Pada akhirnya, kita akan melihat bahwa yang Tuhan nyatakan adalah yang terbaik.
    Usaha tidak akan mengkhianati hasil, katanya. Jerih payah kita di hadapan Tuhan juga tidak akan sia-sia. Betul. Itu terjadi dengan kacamata iman, bukan pemuasan hasrat diri. Ketika menghadapi kematian seseorang yang begitu kuat kita doakan dan usahakan untuk sembuh, kita diajak untuk meyakini bahwa inilah kehendak Tuhan yang harus diterima dan disyukuri.
    Tentu saja tidak mudah melakukannya. Itu karena kita semua lemah dan tidak berdaya, kematian menjadi sesuatu yang menyakitkan. Di mana Tuhan pada situasi ini? "Akulah Allah, Allahmu." Dia tidak meninggalkan kita, tidak sedikitpun. Dalam situasi yang tidak menentu dan pelik, Ia ada di sana. Saat semuanya selesai, ketika menoleh ke belakang, barulah kita menyadari penyertaan Tuhan yang sunggu ajaib itu.
    Apakah pak David Harapan mendapatkan mujizat Tuhan? Tentu saja. Ia bertahan selama 5 tahun dengan kondisi yang naik-turun. Ia dirawat oleh istri yang luar biasa tegar dengan penuh kasih. Banyak orang yang mendukung dalam doa tiada henti untuk pemulihan beliau. Bukankah itu mujizat? Ya, itu ditutup dengan manis oleh Tuhan, sang Pemilik Kehidupan dengan memanggilnya pulang.



DOA SYAFAAT

  • Berdoa bagi ketahanan bangsa-bangsa miskin dan berkembang atas krisis ekonomi global.
  • Berdoa bagi keluarga Alm. Bpk. David Harapan agar tetap diberikan penghiburan oleh Tuhan.


NYANYIAN PENUTUP
PKJ 244: 2 SEJENAK AKU MENOLEH
Bukan kar’na aku baik
dipegangNya tanganku erat.
Bukan pula orang laik,
hingga aku didekap.
O, betapa aku heran,
dilimpahkan yang terbaik.
Dengan apa kunyatakan
kasih Tuhan yang ajaib?
Kulakukan, kusebarkan
kasih Tuhan yang ajaib.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

“Dipulihkan, Diberkati, dan Dikuatkan oleh DIA”

Sabtu, 20 Desember 2025 SAAT TEDUH   PUJIAN PEMBUKA NKB. 143 _ Janji Yang Manis   Janji yang manis: ” ‘Kau tak ‘Ku lupakan”, tak terombang-a...