(Selasa, 20 Juni 2023)
Saat Teduh
Nyanyian Pembuka
Suara-Mu Kudengar
(KJ 33 : 1, 3)
Suara-Mu kudengar
memanggil diriku
supaya 'ku di Golgota
dibasuh darah-Mu
Refrain:
Aku datanglah, Tuhan pada-Mu
Dalam darah-Mu kudus sucikan diriku.
Kau panggil diriku,
supaya kukenal;
iman, harapan yang teguh
dan kasih-Mu kekal.
(kembali ke refrain)
Pembacaan Mazmur 105 : 1-11, 37-45
(dibaca secara berbalasan dengan anggota keluarga)
Doa Pembuka dan Firman
(dipimpin oleh salah satu anggota keluarga)
Pembacaan Alkitab
Perjanjian Lama : 1 Samuel 3 : 1-9
Perjanjian Baru : 2 Tesalonika 2:13 - 3:5
Renungan
Suatu hari ada seorang anak sedang menyeberang jalan. Sebelum ia melintas pada zebra cross, ia telah lebih dahulu melihat ke kanan dan ke kiri. Ia mengamati apakah ada kendaraan yang akan melintas atau tidak. Ketika dirasa situasi sudah cukup aman, maka ia mulai melangkahkan kakinya untuk menyeberangi jalan itu. Tetapi saat ia sudah melangkahkan kakinya, tiba-tiba dari arah kiri terlihat ada kendaraan yang melintas dengan kecepatan yang tinggi. Anak itu tidak mengetahuinya, namun ada seorang bapak yang ada di pinggir jalan tahu akan hal itu, maka tanpa menunda, bapak itu segera berteriak memanggil anak itu untuk kembali menepi. Panggilan dari bapak itu membuat si anak terkejut dan segera menoleh, lalu berbalik menuju ke pinggir jalan, sehingga ia selamat dari ancaman bahaya yang bisa mencelakai hidupnya.
Demikianlah juga yang dilakukan Allah kepada umat-Nya. Allah mengetahui apa yang terbentang dalam jalan kehidupan umat-Nya. Ia memanggil umat-Nya bukan sekadar untuk memberikan tanggung jawab dan beban pelayanan kepada umat-Nya. Panggilan Allah kepada umat-Nya juga dimaksudkan agar umat-Nya dapat terhindar dari bahaya dosa yang mengancam hidup mereka. Terkadang sekalipun sudah cukup berhati-hati, umat tidak sadar bahwa ada dosa yang mengintip dan siap untuk menerkam mereka ketika mereka lengah. Allah tahu tentang hal itu. Sebab itu, Ia memanggil umat-Nya agar umat-Nya tidak mengalami celaka karena dosa. Hal inilah yang dikatakan oleh Paulus kepada Jemaat di Tesalonika dengan kalimat: "Akan tetapi kami harus selalu mengucap syukur kepada Allah karena kamu, saudara-saudara, yang dikasihi Tuhan, sebab Allah dari mulanya telah memilih kamu untuk diselamatkan dalam Roh yang menguduskan kamu dan dalam kebenaran yang kamu percayai. Untuk itulah Ia telah memanggil kamu oleh Injil yang kami beritakan, sehingga kamu boleh memperoleh kemuliaan Yesus Kristus, Tuhan kita." (2 Tes 2:13)
Jika memang demikian maksud Allah memanggil kita, lalu sikap macam apa yang perlu untuk kita nampakkan sebagai respon kita?
Pertama, Paulus menasihatkan agar kita teguh berpegang pada ajaran-ajaran yang telah kita terima. Jangan sampai kita dibelokkan oleh ajaran-ajaran yang tidak benar, yang seringkali justru menjauhkan kita dari Tuhan. Sebab, dengan kita berpegang pada ajaran-ajaran itu, maka kita akan terhindar dari tindakan dan perbuatan yang bertentangan dengan kehendak Allah.
Kedua, jika kita belajar dari pengalaman Samuel saat dipanggil Tuhan, maka sikap kedua yang dapat kita tampakkan sebagai respon kita atas panggilan Tuhan adalah menanggapinya dengan ketaatan untuk mendengar Dia. Kepekaan kita akan suara Tuhan akan terasah dengan baik, jika kita terus membuka telinga bagi suaranya. Pertama dipanggil Tuhan, Samuel tidak tahu itu suara siapa dan dari mana. Namun, setelah berulangkali dia membuka telinga bagi suara itu, maka dengan bimbingan Eli, dia mampu mengenali suara Tuhan yang diperdengarkan kepadanya.
Demikian juga dalam kehidupan kita. Sebagai umat-Nya, kita akan dapat memiliki kepekaan pada suara Tuhan jika kita tidak menutup telinga kita saat Tuhan berbicara. Sekalipun terkadang suara-Nya tidak mudah untuk kita kenali dan cerna dalam kehidupan kita. Kita perlu untuk terus membuka telinga dan hati untuk mendengarkan firman Tuhan Tuhan dalam kehidupan kita. Tanpa ketaatan untuk mendengarkan suara-Nya, maka kita tidaka akan dapat mengenali kebenaran yang diajarkan-Nya dengan baik.
Dua hal inilah yang perlu untuk kita miliki sebagai respon kita akan panggilan Tuhan dalam kehidupan kita. Pertanyaannya, sudahkah keduanya menjadi sikap kita saat kita dipanggil Tuhan? Marilah kita merenungkannya... Amin.
Doa Syafaat dan Penutup
Berdoalah agar masyarakat tetap menjaga kesehatan tubuh dan keluarganya dengan menerapkan pola hidup sehat dalam aktifitas keseharian.
Nyanyian Penutup
Ikut Dikau Saja Tuhan
(KJ 376 : 1, 3)
Ikut Dikau saja Tuhan
jalan damai bagiku
aku s'lamat dan sentosa
hanya oleh darah-Mu.
Refrain:
Aku ingin ikut Dikau
dan mengabdi pada-Mu
dalam Dikau, Jurus'lamat
kubahagia penuh!
Ikut dan menyangkal diri
Aku buang yang fana
hanya turut kehendak-Mu
dan pada-Mu berserah.
(kembali ke refrain)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar