(Selasa, 16 Mei 2023)
Saat Teduh
Nyanyian Pembuka
Isilah Mataku dengan Citra Salib-Mu
(PKJ 270)
Isilah mataku dengan citra salib-Mu
Dengan kasih-Mu penuhi hatiku.
Isilah mulutku dengan syukur pada-Mu.
Hidupku seluruhnya milik-Mu.
Pembacaan Mazmur 93
(dibaca secara berbalasan dengan anggota keluarga)
Doa Pembuka dan Firman
(dipimpin oleh salah satu anggota keluarga)
Pembacaan Alkitab
Perjanjian Lama : Ulangan 5:22-33
Perjanjian Baru : 1 Petrus 3:8-12
Renungan
Ini adalah kisah Siti. Dia adalah seorang anak Tuhan yang begitu aktif dan bersemangat dalam melayani di gereja. Kemampuannya bermain piano begitu luar biasa. Sebab itulah, dia sering diminta untuk menjadi pengiring dalam ibadah-ibadah yang diselenggarakan di gerejanya. Namun, akhir-akhir ini keaktifannya di gereja mulai berkurang. Dia sudah mulai jarang menyanggupi pelayanan yang ditawarkan kepadanya. Ada berbagai macam alasan yang dia buat untuk menolak secara halus permintaan pelayanan yang ditujukan kepadanya. Jika sebelumnya dia begitu mudah dan ringan tangan dalam membantu pelayanan; sekarang dia berubah. Dia menjadi begitu sulit untuk diajak dan dilibatkan dalam pelayanan di gereja. Bahkan dia sudah mulai jarang datang beribadah dan bersekutu dengan umat Tuhan.
Perubahan diri Siti ini kemudian menarik perhatian seorang pendeta yang melayani di gereja itu. Sang pendeta juga merasa ada hal yang tidak biasa dalam diri Siti. Si pendeta berpikir bahwa alasan-alasan yang selama ini diungkapkan Siti untuk menolak tawaran pelayanan pastilah bukan alasan utama. Selama ini memang dia adalah orang yang sibuk, namun ketika dimintai tolong buat melayani, dia begitu bersemangat dan selalu berusaha untuk menyempatkan diri. Tentu ada sesuatu yang dia sembunyikan.
Berbekal keprihatinan atas perubahan diri Siti dan rasa penasaran yang timbul dalam hatinya, maka pendeta itu kemudian meminta waktu untuk bertemu dengan Siti dan membicarakan hal itu. Dalam pertemuan itu, akhirnya terjadilah percakapan yang cukup panjang antara Siti dan pendetanya. Pada kesempatan itu akhirnya Siti mengungkapkan apa yang sebenarnya menjadi utama dia mengalami perubahan. Dia mengungkapkan bahwa dia melakukan itu semua karena dia terluka dengan perkataan salah seorang anggota gereja yang mengatakan kepada salah satu sahabatnya bahwa Siti bersedia melayani di gereja hanya karena dia ingin tampil terus supaya semakin dikenal oleh banyak orang. Orang itu mengungkapkan bahwa selama Siti terus-terusan menyanggupi pelayanan yang ditawarkan kepadanya, maka hal itu akan menjadi penghambat buat yang lain untuk juga bisa melayani seperti Siti. Perkataan itulah yang membuat kemudian Siti memilih untuk membatasi diri dan mengurangi keaktifannya dalam pelayanan.
Saudaraku, bercermin pada pengalaman Siti tersebut berapa kita dapat melihat bahwa perkataan yang kita keluarkan akan membawa dampak yang begitu luar biasa pada diri orang yang mendengarnya. Orang bisa mengalami perubahan sikap hanya karena mendengar tentang apa yang kita katakan. Mempertimbangkan dahsyatnya dampak perkataan yang keluar dari mulut seseorang, maka dalam Surat 1 Petrus 3:8-12 kita membaca bagaimana firman Tuhan mengajak kita untuk benar-benar menjaga mulut kita agar dari dalamnya keluar kata-kata yang membangun dan memberkati. Bukan kata-kata yang jahat, menipu, dan penuh caci maki.
Oleh karena itu, sebagai anak-anak Tuhan, marilah kita terus belajar menjaga lidah dan bibir kita, sehingga kata-kata yang kita ucapkan adalah kata-kata yang membawa berkat. Bukan kata-kata yang melukai dan menyandung sesama kita. Sebab, dengan kita menjaga mulut kita dalam berkata-kata, maka sesungguhnya kita juga sudah berusaha untuk menjaga diri kita dari hal-hal yang jahat dan tidak Tuhan kehendaki. Perhatikanlah terlebih dahulu apa yang hendak kita ucapkan. Jika memang itu baik dan layak diucapkan, maka ucapkanlah itu supaya menjadi berkat bagi sesama kita. Namun, jika yang hendak kita ucapkan itu adalah hal yang tidak layak untuk diucapkan, maka janganlah kita mengucapkannya. Sebab pasti akan membuat orang lain terlukai dan tersandung. Marilah kita jaga dan kendalikan mulut kita masing-masing. Tuhan memberkati. Amin.
Doa Syafaat dan Penutup
- Berdoalah agar masyarakat tetap memperhatikan dan menerapkan protokol kesehatan dalam kesehariannya.
Nyanyian Penutup
Tuhanku Bila Hati Kawanku
(KJ 467 : 1, 2)
Tuhanku bila hati kawanku
Terluka oleh tingkah ujarku
Dan kehendakku jadi panduku
Ampunilah.
Jikalau tuturku tak semena
Dan aku tolak orang berkesah
Pikiran dan tuturku bercela
Ampunilah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar