Aku ADA (20 Mei)

Tataibadah Harian

Sabtu, 20 Mei 2023

“Aku ADA

 

 

 

                                                     Saat teduh

 

Doa pembukaan

Dipimpin seorang anggota keluarga

 

Nyanyian Bersama

NKB 35 – Seluruh Alam Tak Henti

 

Seluruh alam tak henti memuliakan Hu;

Mentari, bintang berseri bernyanyilah merdu.

Samud’ra raya, hujan pun mengiringnya serta

memuji riang bertekun Sang Khalik semesta.

 

Penghuni laut semesta dan unggas yang terbang,

Memuji Tuhan, Khaliknya, bersyukur bersenang.

Dan kita pun sepatutnya meniru contohnya:

Memuji Allah yang esa dengan lagu megah.

 

 

 

Pembacaan Mazmur

Mazmur 93

Dibacakan oleh seorang anggota keluarga

 

Perenungan Sabda

-                 Doa persiapan

-                 Pembacaan Alkitab:

2 Raja-raja 2.13-15

Yohanes 8.21-30

Dibacakan oleh seorang anggota keluarga

 

 

“Aku ADA”

 

Bagaimana membuktikan kenyataan? Agak susah bagi orang mempercayai sesuatu yang hanya dibicarakan di mulut, kendati terdengar begitu meyakinkan. Misalnya ketika mendengar harga barang tertentu teramat murah; kita bisa saja mengira barangnya tiruan atau kawe pada awalnya, ternyata barangnya kualitas ori alias asli.

 

Percaya kepada Tuhan sering dilontarkan oleh mulut dan bibir kita, namun sesungguhnya, bagaimana bentuk percaya kita itu?

 

Dalam bacaan Injil Yohanes kita melihat perkataan Yesus kepada banyak orang, yang tidak sungguh-sungguh percaya kepada-Nya. Mereka tidak percaya Yesus adalah Tuhan, juga tidak percaya Yesus berasal dari sorga, juga tidak menerima status Yesus sebagai Juruselamat. Akan tetapi mereka terus mempertanyakan Yesus dan berusaha bertanya seakan-akan mereka peduli tentang siapa Yesus sebenarnya. Padahal mereka lebih banyak berbasa-basi dalam ketidaktahuan dan ketidakpedulian mereka. Itu sebabnya Yesus mengatakan, “Apa gunanya lagi Aku berbicara dengan kamu?” Tokh seluruh penjelasan Yesus tidak mereka mengerti, betapapun bertubi-tubinya pertanyaan yang mereka ajukan.

 

Keberadaan Yesus mestinya dijelaskan dengan sesuatu yang nyata dan berdampak langsung, sama seperti dalam cerita pada bacaan pertama hari ini. Di situ diceritakan tentang Elisa yang bertanya tentang kehadiran Allah dan jawabannya didapatkannya ketika memukul air yang kemudian terbelah, seperti ketika Musa memimpin bangsa Israel menyeberangi laut Teberau. Dalam keajaiban semacam itulah orang-orang menjadi percaya terhadap keberadaan Tuhan.  

 

Dalam hidup kita, berapa seringkah kita bertanya atau mempertanyakan keberadaan Tuhan? Di satu sisi, ketika beribadah kita melantunkan pujian yang syairnya berisikan kepercayaan terhadap Tuhan dan berbagai karya yang dilakukan-Nya. Akan tetapi di sisi lain ketika berada dalam kemalangan atau musibah, kita meragukan kehadiran-Nya, mempertanyakan kebaikan-Nya, seakan-akan Ia tidak ada.

 

Tanpa harus dibuktikan, berbagai cerita Alkitab sesungguhnya mau mengajak kita percaya bahwa Tuhan itu ada. Kala kita bangun tidur di pagi hari, berjalan atau naik mobil menuju tempat kita bekerja, makan bersama teman di restoran, atau dalam berbagai peristiwa kehidupan lainnya. Kalaupun kita bangun dengan badan yang agak pegal karena kesibukan seharian di hari sebelumnya, bukan berarti Tuhan jadi tidak ada bukan? Atau kalau perjalanan ke kantor dilewati di tengah macet sehingga durasinya jadi berjam-jam dan membuat hati kesal, bukan berarti Tuhan hilang lenyap entah ke mana. Juga kalau makanan yang kita makan hari itu hanya berisikan nasi putih ditambah sayur bayam plus kerupuk sehingga selera makan kita jauh berkurang, yang membuat kita menyimpulkan Tuhan tidak memberi berkat bagi kita layaknya mereka yang makan daging atau makanan mahal lainnya. Seluruh perjalanan hidup kita, entah dibuktikan atau tidak, sesungguhnya memperlihatkan keberadaan Tuhan – atau keADAan Tuhan. Tinggal sikap kita terhadap kehadiran Tuhan itu sendiri: percaya atau tidak?

 

 

 

Doa Bersama

Mari mendoakan:

a.     setiap anggota keluarga; agar memiliki kasih dengan perhatian satu terhadap yang lain

b.    melalui kasih itu seluruh anggota keluarga saling menopang di tengah kesulitan hidup yang menerpa

 

 

Nyanyian Bersama

NKB 35 – Seluruh Alam Tak Henti

 

Kub’rikan seluruh hidupku pada-Mu, Tuhanku;

Baik jiwa maupun ragaku menjadi milik-Mu

B’ri kasih-Mu di hatiku tetap berkuasalah

Sehingga seg’nap hidupku menjunjung Dikaulah.

 

 


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Rumah Bagi Tuhan - Kamis, 18 Desember 2025

Kamis, 11 Desember 2025