(Selasa, 4 April 2023)
Saat Teduh
Nyanyian Pembuka
“DI SALIB-MU, 'KU SUJUD”
(KJ 361 : 1-2)
Di salib-Mu 'ku sujud,
Miskin, buta dan lemah.
Yesus, Kau harapanku,
agar aku s'lamatlah.
Refrain
Ku percaya pada-Mu,
Anak domba Golgota.
Di salib-Mu 'ku sujud:
Diriku s'lamatkanlah!
Dalam hidup yang cemar
Kurindukan Tuhanku.
Suara Yesus kudengar,
"Kuhapuskan dosamu."
(kembali ke refrain)
Pembacaan Mazmur 71 : 1-14
(dibaca secara berbalasan dengan anggota keluarga)
Doa Pembuka dan Firman
(dipimpin oleh salah satu anggota keluarga)
Pembacaan Alkitab
Perjanjian Lama : Yesaya 49 : 1-7
Perjanjian Baru : 1 Korintus 1 : 18-31
Renungan
Minggu ini, sebagai umat Kristiani, kita akan memeringati peristiwa-peristiwa penting di seputar kisah penyaliban Tuhan Yesus Kristus. Setidaknya ada empat peristiwa besar yang akan kita rayakan bersama dalam minggu ini. Pertama, peristiwa perjamuan malam terakhir yang dilakukan oleh Tuhan Yesus bersama dengan para murid-Nya, sebelum Ia mengalami penderitaan dan mati. Peristiwa ini akan kita rayakan dalam ibadah Kamis Putih. Kedua, peristiwa penderitaan dan pengorbanan Kristus di kayu salib, demi menyelamatkan umat manusia dari kuasa dosa. Peristiwa ini akan kita kenang melalui ibadah Jumat Agung. Ketiga, peristiwa kematian dan perjuangan Kristus dalam mengalahkan kausa maut. Kematian dan perjuangan Kristus ini akan kita hayati bersama dalam ibadah Sabtu Sunyi. Keempat, peristiwa kebangkitan Kristus dari kematian, sebagai bukti kemenangan-Nya atas kuasa maut, yang akan kita rayakan dalam ibadah Minggu Paskah.
Kenapa peristiwa seputar salib menjadi begitu penting untuk kita sadari dan kenang dalam kehidupan kita? Bukankan peristiwa seputar salib menunjukkan peristiwa kekalahan Kristus terhadap para penguasa yang waktu itu menjatuhkan hukuman kepada-Nya? Dia tidak melakukan perlawanan ketika hendak ditangkap. Dia tidak melarikan diri dan menghindar padahal Dia sudah tahu sebelumnya bahwa Dia akan menghadapi kesengsaraan dan kematian. Lalu, mengapa peristiwa itu perlu untuk kita kenang dan peringati?
Memang, bagi sebagian orang yang tidak mengenal Allah, peristiwa salib merupakan peristiwa yang dianggap sebagai sebuah kebodohan yang memalukan. Memang, Yesus sudah tahu bahwa diri-Nya akan menderita dan mati, namun pada saat itu, Dia memilih untuk tidak melakukan perlawanan apapun. Bahkan Dia membiarkan diri-Nya diperlakukan demikian, padahal Dia punya kuasa dan mampu untuk membebaskan diri-Nya dari semuanya itu. Apa yang dilakukan Yesus ini, secara manusiawi sering dianggap sebagai bentuk tindakan yang bodoh dan konyol. Sebab itulah, Paulus menuliskan: "...tetapi kami memberitakan Kristus yang disalibkan: untuk orang-orang Yahudi suatu batu sandungan dan untuk orang-orang bukan Yahudi suatu kebodohan..." (1 Korintus 1:23)
Namun, bagi kita yang mengenal Allah dan percaya pada janji Allah, peristiwa seputar salib menjadi sangat penting bagi kita, karena hal itu merupakan puncak dari karya Kristus dalam menghadirkan dan mewujudkan pemenuhan janji Bapa untuk menyelamatkan umat manusia dari kuasa dosa. Justru melalui peristiwa seputar salib, kita melihat betapa besar-Nya cinta kasih Allah kepada umat manusia. Pengorbanan, penderitaan, kematian, dan kebangkitan Kristus membuktikan bahwa Allah begitu mengasihi umat-Nya, sehingga Ia rela untuk mengalami semua tindakan yang dianggap bodoh dan konyol itu, demi membebaskan manusia dari kuasa dosa.
Jika Dia bersedia menanggung sengsara dan hukuman, itu semua karena Dia mengasihi umat-Nya. Dia mengasihi Saudara dan saya. Dia tidak ingin kita terus berada dalam kungkungan kuasa dosa. Sebab itu, Dia tidak melarikan diri dari penderitaan itu. Dia tidak melakukan perlawanan ketika Dia tangkap dan diadili. Dia rela untuk menjalani kesengsaraan yang begitu berat dan mati disalib, demi kita. Sebab itu, Paulus memberi kesaksian: "...tetapi untuk mereka yang dipanggil, baik orang Yahudi, maupun bukan Yahudi, Kristus adalah kekuatan Allah dan hikmat Allah..." (1 Korintus 1:24)
Oleh Kristus-lah, karya keselamatan yang dijanjikan Bapa tergenapi. Melalui pengorbanan-Nya itulah, hidup kita dipulihkan. Kita yang tadinya hidup sebagai seteru Allah, telah diperdamaikan dan diselamatkan. Kita yang tadinya tidak memiliki harapan untuk memperoleh hidup kekal karena dosa-dosa kita, sekarang telah diubahkan menjadi manusia yang memiliki pengharapan karena karya kematian dan kebangkitan Kristus. Karena itu, layaklah bagi kita untuk terus mengenang dan memberitakan karya pengorbanan, kematian, dan kebangkitan Kristus dalam sepanjang hidup kita. "Sebab pemberitaan tentang salib memang adalah kebodohan bagi mereka yang akan binasa, tetapi bagi kita yang diselamatkan pemberitaan itu adalah kekuatan Allah." (1 Kor 1:18) Amin.
Doa Syafaat dan Penutup
- Berdoa agar masyarakat tetap bersemangat dan konsisten dalam menerapkan protokol kesehatan saat berkatifitas di tempat umum.
Nyanyian Penutup
“MEMANDANG SALIB RAJAKU”
(KJ 169 : 1, 2, 5)
Memandang salib Rajaku
yang mati untuk dunia,
Kurasa hancur congkakku
dan harta hilang harganya.
Tak boleh aku bermegah
selain di dalam salib-Mu;
Kubuang nikmat dunia
demi darah-Mu yang kudus.
Andaikan jagad milikku
dan kuserahkan pada-Nya,
tak cukup bagi Tuhanku
diriku yang diminta-Nya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar