Saat Teduh
Nyanyian Pembuka
Rohani Populer – Maria Shandi: Mengampuni
Ketika hatiku telah disakiti
Ajarku memberi
Hati mengampuni
Ketika hidupku telah dihakimi
Ajarku memberi
Hati mengasihi
Ampuni bila kami
Tak mampu mengampuni yang
Bersalah kepada kami
Seperti hati bapa mengampuni
Mengasihi tiada pamrih
Pembacaan Mazmur 128
(dibaca secara berbalasan oleh anggota keluarga)
Doa Pembuka dan Firman
(dipimpin oleh salah satu anggota keluarga)
Pembacaan Alkitab:
Perjanjian Lama: Yehezkiel 36: 22-32
Perjanjian Baru: Yohanes 7: 53 – 8: 11
Renungan
Kalau kita membaca kitab-kitab Perjanjian Lama, ada
kesan bahwa Tuhan sangat strict. Gambaran “kekerasan” Allah santer kita
temukan di dalam Perjanjian Lama ini. Hukuman, tulah, pembantaian, dan juga pembuangan
jadi hal yang biasa ada di PL, meskipun tidak selalu (Tuhan membebaskan Israel
setelah dijajah bangsa lain, Allah yang mau “ditawar” oleh Abraham untuk
menyelamatkan Sodom dan Gomora, dll). Maka tak heran kalau orang-orang Farisi
yang meneruskan ajran taurat meneruskan hal ini sampai ke zaman Perjanjian
Baru. Kisah Wanita yang berzinah ini adalah salah satu kisah Alkitab yang
populer, karena kisah ini begitu menyentuh, inspiratif, dan ada sisi kerennya
juga kalau kita lihat.
Kehadiran Yesus di dalam dunia salah satunya adalah
untuk menunjukkan Tuhan yang dekat dengan manusia, dan lebih memanusiakan
manusia. Tidak salah bagi ahli agama untuk menegakan ajaran agama, tapi Yesus
berusaha menegur tentang niat dari orang-orang Farisi yang sebenernya munafik.
Bila kita menggunakan perspektif kesadaran dan cinta Anthony de Mello dan
melihat Yesus dalam narasi ini. Kesadaran Yesus terlihat bagaimana Yesus sangat
tenang dalam mengambil keputusan. Ia mengambil waktu untuk berfikir ketika Ia
dicobai dan ditekankan untuk segera memberikkan jawaban yang sebenarnya apapun
jawabannya nanti pasti akan digunakan juga untuk menjatuhkan Dia. Yesus sadar
bahwa perempuan ini bersalah namun ia juga adalah seorang manusia yang harus
diselamatkan. Dengan kecerdasan luar biasa, Yesus memberikan jawaban yang tidak
terfikirkan dan berkata “Barangsiapa di antara kamu tidak berdosa,
hendaklah ia yang pertama melemparkan batu kepada perempuan itu.” Perkataan Yesus seakan “membuka mata” tokoh agama.
Mereka seakan dibangunakan agar bisa berubah. Dan cinta Yesus pun terlihat
ketika sesudah semua orang pergi Yesus memaafkan namun menasehati perempuan
ini. Yesus mengajarkan bahwa cinta kasih adalah yang paling penting, dan sebab
itu Ia sering mengajarkan dan menekankan mengenai mengenai kasih dalam setiap
pengajaran dan tindakanNya.
Akan sangat mengesalkan bila kita melihat orang yang
salah di depan mata kita, dan sebab itu aksi main hakim sendiri cukup sering
kita lihat di keseharian kita. Tapi kita belajar dari Kristus mengenai bahwa
perasaan kasih terhadap sesama tidak boleh dikesampingkan begitu saja. Yesus
yang bahkan tidak berdosa sama sekali, dan bahkan punya kuasa yang besar, tidak
melemparkan batu kepada perempuan berzinah itu. Memang sulit, apalagi kalau
misalnya kita yang merasakan kejahatan orang lain, tapi bukan berarti kita
tidak punya pilihan untuk memaafkan orang yang bersalah kepada kita. Di era
manusia sekarang, penegakan hukuman sudah berbeda dengan yang ada di zaman
Yesus, tapi tentu hukuman yang ada sekarang sudah dengan pertimbangan agama
yang baik, meskipun tidak sempurna. Jadi mari kita belajar untuk memaafkan
orang yang bersalah kepada kita, seperti Kristus telah memaafkan kita.
Doa syafaat dan penutup
Berdoa akan kebijakan pemerintah untuk sekolah dengan
menaati protokol Kesehatan
Nyanyian penutup
Rohani
popular: Melayani lebih sungguh (ayat 3)
Mengampuni,
mengampuni lebih sungguh
Mengampuni,
mengampuni lebih sungguh
Tuhan
lebih dulu mengampuni kepadaku
Mengampuni,
mengampuni lebih sungguh
Tidak ada komentar:
Posting Komentar