Kamis, 16 Maret 2023
SAAT TEDUH
DOA PEMBUKA
BACAAN ALKITAB 1 Samuel 15: 10-21
Apakah Anda termasuk pemakan daging kambing? Biasanya tongseng atau sate kambing menjadi makanan yang nikmat sekali. Tetapi, apakah Anda juga termasuk yang suka meng-kambing hitam-kan orang lain?
Ungkapan 'kambing hitam' sering dipakai untuk orang lain yang dijadikan tumbal atas kesalahan yang tidak diperbuatnya.
Bacaan kita hari ini mengisahkan bagaimana Saul ditolak sebagai raja oleh Tuhan. Satu hal yang mengecewakan Tuhan adalah karena Saul tidak dengan sungguh-sungguh mendengar perintah Tuhan. Tuhan meminta Saul untuk menumpas semua orang Amalek, tanpa ada satu pun yang disisakan (ay. 3). Atas izin Tuhan, Israel berhasil mengalahkan orang Amalek. Tetapi kemudian, Saul dan rakyat Israel menyelamatkan Agag, raja Amalek, dan juga hewan ternak yang bisa dipersembahkan untuk Tuhan (ay. 9).
Niat Saul dan orang Israel itu baik. Mereka tidak lupa untuk mempersembahkan korban terbaik untuk Tuhan. Tetapi mereka lupa, Saul lupa. Tuhan meminta untuk menumpas semuanya, tanpa terkecuali. Saul tidak mendengar apa yang menjadi perintah Tuhan sehingga tidak mencegah rakyatnya untuk menyelamatkan apa yang tersisa dari orang Amalek.
Ketika ditanya oleh Samuel, Saul menjawab: "... sebab rakyat menyelamatkan kambing domba dan lembu-lembu yang terbaik dengan maksud untuk mempersembahkan korban kepada TUHAN, Allahmu; tetapi selebihnya telah kami tumpas (ay. 15)." Saul tidak menyebutkan bahwa perampasan hewan ternak itupun adalah perbuatannya. Padahal, apabila raja memberikan instruksi jelas bahwa semua harus dimusnahkan, maka rakyat pun tidak berani melanggar perintah itu.
Saul menjadikan rakyatnya sebagai kambing hitam. Padahal, sebagai raja, dia yang seharusnya bertanggungjawab atas apa yang dilakukan rakyatnya. Sebagai raja yang diurapi Tuhan, maka Saul punya kewajiban untuk mengarahkan rakyatnya untuk mendengar suara Tuhan. Ketika Saul gagal, maka Tuhan pun tidak berkenan padanya.
Umat Tuhan, hari ini kembali diingatkan bahwa sebagai pribadi yang percaya kepada-Nya kita perlu setia mendengar perintah Tuhan. Kesalahan yang kita lakukan pun harus diakui juga di hadapan-Nya. Saul gagal menerapkan perintah Tuhan dan menjadikan rakyat sebagai kambing hitamnya. Sikap ini yang kiranya dijauhkan dari kita semua.
Tuhan itu Mahapengasih dan Mahapengampun, tetapi Dia tidak membiarkan diri-Nya dipermainkan (Gal. 6: 7). "Karena orang yang sesat adalah kekejian bagi TUHAN, tetapi dengan orang jujur Ia bergaul erat (Ams. 3: 32).
- Berdoa agar krisis energi dan pangan di Eropa akibat terhentinya pasokan bisa ditangani dengan baik.
- Berdoa memohon kekuatan dari Tuhan agar bisa menjalani hidup dengan jujur dan setia kepada-Nya.

Tidak ada komentar:
Posting Komentar