(Selasa, 07 Maret 2023)
Saat Teduh
Nyanyian Pembuka
“JIKALAU TUHAN TIDAK MENEBUSKU”
(KJ 39 : 1, 2)
Jikalau Tuhan tidak menebusku
dan Tuhan tidak mengampuniku,
hidupku berbeban dan dosaku berat!
Marilah, ya Tuhan, jamah diriku.
Marilah, ya Tuhan, jamah diriku.
Jikalau Tuhan tidak menjagaku
dan tak menuntun, tak memimpinku,
hidupku tak tentu dan langkahku sesat.
Marilah, ya Tuhan, pimpin anak-Mu.
Marilah, ya Tuhan, pimpin anak-Mu.
Pembacaan Mazmur 128
(dibaca secara berbalasan dengan anggota keluarga)
Doa Pembuka dan Firman
(dipimpin oleh salah satu anggota keluarga)
Pembacaan Alkitab
Perjanjian Lama : Yesaya 65 : 17-25
Perjanjian Baru : Roma 4 : 6-13
Renungan
Salah dalam memahami karya keselamatan yang Allah kerjakan dalam kehidupan umat adalah hal yang kadang terjadi dalam kehidupan kita sebagai manusia. Tak jarang kita memiliki anggapan bahwa karya keselamatan itu terjadi karena merupakan buah dari perilaku kehidupan kita yang baik dan setia kepada Tuhan. Pemahaman seperti ini tentu merupakan pemahaman yang kurang tepat. Sebab, keselamatan yang Allah kerjakan dalam kehidupan kita bukanlah ditentukan oleh perbuatan baik kita. Keselamatan yang Allah kerjakan adalah buah dari cinta kasih Allah sendiri kepada umat-Nya. Allah menyelamatkan umat-Nya, karena Allah mengasihi mereka dan tidak ingin umat-Nya tenggelam dalam kuasa dosa dan semakin jauh dari Dia. Karena itulah, Allah berupaya untuk menolong dan menyelamatkan umat-Nya.
Hal inilah yang juga ditekankan Paulus kepada Jemaat di Roma. Jika kita membaca Surat Roma 4 : 6-13, kita mendapati gambaran bahwa dalam kehidupan umat Tuhan di Roma pada waktu itu agaknya beredar pemahaman yang kurang tepat tentang karya keselamatan yang Allah kerjakan bagi umat. Ada sebagian dari mereka yang beranggapan bahwa keselamatan itu merupakan buah dari kesediaan mereka untuk disunat. Mereka menganggap dan memahami bahwa dengan ketaatan untuk menyunatkan diri, maka umat akan diselamatkan oleh Allah. Anggapan ini tentu pada akhirnya membuat mereka yang tidak bersunat menjadi merasa diri kecil, jika dibandingkan dengan mereka yang sudah bersunat. Padahal, pada waktu itu dalam persekutuan umat Tuhan di Roma, ada juga umat Tuhan yang tidak menyunatkan diri, sebab mereka bukan orang Yahudi, melainkan orang Yunani. Menanggapi pemahaman itu, Paulus kemudian meluruskan pemahaman yang kurang tepat itu dengan berkata: "... Sebab telah kami katakan, bahwa kepada Abraham iman diperhitungkan sebagai kebenaran. Dalam keadaan manakah hal itu diperhitungkan? Sebelum atau sesudah ia disunat? Bukan sesudah disunat, tetapi sebelumnya. Dan tanda sunat itu diterimanya sebagai meterai kebenaran berdasarkan iman yang ditunjukkannya, sebelum ia bersunat..." (Rom 4:9b-11a)
Berdasrkan dari apa yang ditulis Paulus dalam surat roma ini, maka kita dapat menyimpulkan bahwa sesungguhnya keselamatan yang kita peroleh dalam kehidupan ini bukanlah hasil jerih payah kita. Juga bukan hasil perbuatan baik atau ketaatan kita. Justru oleh karena Allah telah lebih dahulu menyelamatkan kita, maka kita kemudian dimampukan untuk berbuat baik dan hidup dalam ketaatan kepada-Nya. Tanpa keselamatan yang Allah kerjakan, sesungguhnya kita manusia yang memiliki kecendurungan hidup dalam dosa. Dengan karya keselamatan yang Tuhan kerjakanlah, kita ditolong untuk melawan kuasa dosa yang mempengaruhi kehidupan kita selama ini.
Oleh karena itu, bukanlah sebuah hal yang salah jika kita kemudian meyakini bahwa keselamatan itu adalah anugerah pemberian Allah. Itu bukan hasil usaha kita. Sebab itu, tidak selayaknya kemudian kita mengagung-agungkan diri kita sendiri karena keselamatan yang telah kita terima dari Tuhan. Seharusnya kita justru menggunakan kehidupan yang telah diselamatkan ini untuk memuliakan dan mengagungkan nama Tuhan dalam kehidupan kita. Berdasarkan pemahaman inilah, maka sebagai orang yang telah menerima keselamatan, kita dipanggil untuk terus berusaha membangung kehidupan yang baik dan berkenan kepada Allah, sebagai wujud ungkapan syukur kita atas keselamatan yang telah dianugerahkan.
Jadi, karena kita sudah diselamatkan, maka kita dipanggil untuk berbuat baik dan hidup dalam kebenaran yang Allah ajarkan. Jangan dibalik pemahamannya! Jangan lagi ulangi kesalahan pemahaman yang pernah dimiliki oleh Jemaat Roma saat itu. Janganlah berbuat baik karena ingin diselamatkan, tetapi berbuatlah baik dengan tujuan untuk memuliakan Tuhan. Sebab sebelum engkau mengenal kebaikan, engkau telah lebih dahulu diselamatkan oleh-Nya. Amin.
Doa Syafaat dan Penutup
- Berdoa agar masyarakat tetap bersedia untuk menerapkan protokol kesehatan di tengah segala aktifitas sehari-hari.
Nyanyian Penutup
“HANYALAH YESUS JURUSELAMAT”
(PKJ 126 : 1-2)
Hanyalah Yesus Juruselamat,
Dialah Sumber hidup baka.
Layaklah Dia terima kuasa,
puji dan hormat selamanya!
Refrain:
Hanyalah Yesus Juruselamat;
aib dan dosa dihapus-Nya.
Hanyalah Yesus Juruselamat;
hidup abadi dib'rikan-Nya!
Tingginya langit tidak setinggi
kasih Tuhanku kepadaku.
Dalamnya laut tidak sedalam
kasih Tuhanku kepadaku.
(kembali ke refrain)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar