(Selasa, 14 Maret 2023)
Saat Teduh
Nyanyian Pembuka
“DI HENINGNYA MALAM INI”
(PKJ 172)
Di heningnya malam ini,
tulus dan rendah hati,
bertelut, berdoa pada-Mu;
inilah bisik kalbu:
Apa yang aku miliki,
tubuh dan jiwa ini,
kuserahkan hanya pada-Mu,
kurban persembahanku.
walau 'kuberdosa,
walau ternoda,
tetapi darah yang kudus
t'lah sucikan diriku.
dan jati diriku kini
bukan diriku lagi,
melainkan Kristus Tuhanku
hidup dalam diriku.
Pembacaan Mazmur 81
(dibaca secara berbalasan dengan anggota keluarga)
Doa Pembuka dan Firman
(dipimpin oleh salah satu anggota keluarga)
Pembacaan Alkitab
Perjanjian Lama : Kejadian 29 : 1-14
Perjanjian Baru : 1 Korintus 10 : 1-4
Renungan
Setelah, melakukan penipuan terhadap kakaknya atas hak kesulungan, Yakub menghadapi ancaman kemarahan dari Esau, kakaknya. Esau menaruh dendam kepada Yakub karena berkat yang telah diberikan oleh ayahnya kepada Yakub. Esau marah dan ingin membunuh Yakub. Sebab itulah, Yakub kemudian melarikan diri dari Esau agar dirinya tidak mati di tangan Esau.
Kisah pelarian Yakub dari Esau hingga tiba di rumah Laban yang dicatata dalam Kejadian 29:1-14 merupakan gambaran tentang pemeliharaan Tuhan atas kehidupan umat-Nya. Yakub yang tidak memiliki pengalaman hidup di luar rumah, tetap dituntun Allah untuk dapat menemukan rumah Laban dengan cara yang luar biasa. Melalui perjumpaannya dengan para penggembala yang sedang mengantar kambing-dombanya untuk minum di sebuah sumur di padang, membuatnya mengetahui keberadaan Rahel dan Laban. Hal ini membuktikan bahwa Allah tetaplah menuntun dan memelihara Yakub dalam pelariannya. Dia tidak melupakan dan membiarkan Yakub menghadapi pelariannya itu sendirian.
Demikian jugalah yang Allah kerjakan dalam kehidupan umat-Nya Israel. Ketika bangsa itu masih dalam pelarian dari Mesir, Allah pun tetap memelihara mereka dengan cara yang luar biasa. Surat 1 Korintus 10:1-4 menggambarkan bahwa Allah menuntun mereka dengan tiang api dan tiang awan. Allah juga memelihara mereka dengan memberi mereka mana untuk dimakan dan membuat air memancar dari batu karang untuk memberi mereka minum. Semua itu dilakukan Allah dengan tujuan agar umat-Nya tetap terpelihara hidupnya.
Belajar dari dua kisah ini, kita diingatkan bahwa Allah tidak pernah berhenti dalam menjaga dan memelihara kehidupan umat-Nya. Dalam situasi kehidupan seperti apapun, Allah tetap hadir dengan penjagaan dan pemeliharaan-Nya yang sempurna. Memang terkadang, cara-Nya dalam menjaga dan memelihara kita tidak selalu mudah untuk kita pahami dan mengerti. Sebab, Dia bekerja dengan cara-Nya yang ajaib. Oleh karena itu, jika di dalam kehidupan ini kita sedang menghadapi masa hidup yang sulit, janganlah kita kehilangan harapan kepada-Nya. Kita perlu untuk tetap menjaga pengharapan kita hanya kepada-Nya. Sebab, Dialah yang mampu memelihara hidup kita hingga saat ini. Tuhan memberkati. Amin.
Doa Syafaat dan Penutup
- Berdoa agar masyarakat tetap bersedia memperhatikan protokol kesehatan dalam berkativitas.
Nyanyian Penutup
“APAPUN JUGA MENIMPAMU”
(KJ 438 : 1, 3)
Apapun juga menimpamu,
Tuhan menjagamu.
Naungan kasih-Nya pelindungmu,
Tuhan menjagamu.
Refrain:
Tuhan menjagamu
waktu tenang atau tegang
Ia menjagamu,
Tuhan menjagamu.
Dipelihara-Nya hidupmu;
Tuhan menjagamu.
dan didengarkan-Nya doamu;
Tuhan menjagamu.
(kembali ke refrain)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar