MENDUA HATI

 SAAT TEDUH


NYANYIAN PEMBUKA: 

NKB. 34 - Setiamu Tuhanku, Tiada Bertara


  1. SetiaMu, Tuhanku, tiada bertara


di kala suka, di saat gelap.


KasihMu, Allahku, tidak berubah,


‘Kaulah Pelindung abadi tetap.


Reff: SetiaMu Tuhanku, mengharu hatiku,


setiap pagi bertambah jelas.


Yang ‘ku perlukan tetap ‘Kau berikan,


sehingga akupun puas lepas.


  1. Musim yang panas, penghujan, tuaian,


surya, rembulan di langit cerah,


bersama alam memuji, bersaksi


akan setiaMu yang tak bersela. (Reff.)


PEMBACAAN MAZMUR 119 : 9-16
(dibacakan salah seorang anggota keluarga)


DOA PEMBUKAAN DAN FIRMAN
(dipimpin oleh salah satu anggota keluarga)


PEMBACAAN ALKITAB

Perjanjian Lama : Amsal 6 : 2-9

Perjanjian Baru : Matius 19 : 1-12


RENUNGAN

Judul :  “Mendua Hati”

Jemaat yang  dikasihi Tuhan, 

di dalam kehidupan berumah tangga, tak jarang kita menemukan beberapa pergumulan yang menghiasi kehidupan  rumah tangga, salah satunya adalah perselingkuhan. Perselingkuhan menjadi isu yang cukup problematis dalam kehidupan keluarga, maka tak jarang jika perselingkuhan kerap kali menjadi salah satu penyebab kasus perceraian. Terkhusus kita sebagai orang Kristen, perselingkuhan adalah sesuatu yang sangat tidak dibenarkan di dalam ajaran kita. Hal ini pun bisa kita dapati ketika membaca teks Matius pasal 19 : 1-12, dimana Yesus menjelaskan kepada orang Farisi tentang perceraian dan perzinahan.  

Tuhan Yesus menjelaskan bahwasannya setiap orang yang telah menikah, tidak diperkenankan untuk bercerai. Pada dasarnya, dua orang yang telah menikah adalah dua orang yang dipersatukan oleh Allah dan untuk itu ia tidak diperkenankan untuk berpisah. Yesus juga menjelaskan bahwa sedari lahir, setiap orang akan memiliki pasangan hidup kelak, dan ketika sudah memasuki kehidupan pernikahan, pasangan yang menikah bukan lagi dua orang yang hidup bersama, melainkan dua orang yang menyatu. Maka kehidupan pernikahan itu menjadi sesuatu yang seharusnya dijaga dan diupayakan sedemikian rupa, sekalipun banyak sekali tantangan dan godaan di dalam melakukannya karena demikianlah Allah menghendaki kita untuk memperjuangkan kehidupan bersama dengan pasangan kita.

Dalam teks Matius, Yesus juga menekankan tentang bagaimana manusia perlu menghindari perzinahan. Perzinahan disini lebih mengarah pada kehadiran “orang ketiga” dalam relasi suami-istri atau perselingkuhan. Hal ini bisa berarti dua hal : Pertama, seseorang perlu untuk menjaga kesucian dan kekudusan pernikahan. Kedua, setiap pasangan perlu untuk membentengi diri dari hadirnya orang ketiga. Disini kita bisa melihat bahwa kecenderungan manusia untuk mendua hati adalah sesuatu yang sangat tidak disukai Allah. 

Sampai di titik ini, kita mengetahui bahwa perselingkuhan adalah sesuatu yang dibenci oleh Allah. Bahkan dalam kesaksian kitab-kitab perjanjian lama, kita pun bisa melihat bahwa Allah adalah Allah yang menuntut kesetiaan umat-Nya. Allah sendiri pun cemburu dan marah bila ia diduakan dengan ilah-ilah lain. Dengan demikian, ketika menduakan Tuhan saja menjadi hal yang dibenci oleh Allah, apalagi jika manusia menduakan pasangannya? Untuk itulah, Yesus menjadi sangat tegas ketika berbicara tentang perzinahan. Perzinahan disini bukan hanya berbicara tentang kelakuan seksual, namun justru kecenderungan untuk mendua hati. Maka kesetiaan dan komitmen menjadi sesuatu yang perlu dihadirkan dalam sebuah relasi rumah tangga yang ideal. Namun bukan hanya berbicara tentang kehidupan rumah tangga, di dalam pekerjaan pun dapat kita temukan perselingkuhan, yakni ketika seseorang terhasut dan tergoda oleh rasa malas. Rasa malas dapat menjadi orang ketiga dalam relasi seseorang dengan pekerjaannya. Sehingga dalam teks Amsal, kita bisa melihat bagaimana penulis teks Amsal menunjukan indikasi bahwa kemalasan dapat menghancurkan kehidupan manusia, karena di dalam konteks pekerjaan, rasa malas seperti orang ketiga yang merusak kehidupan pekerjaan.  

Dengan demikian, pada hari ini kita diingatkan untuk terus mengupayakan kesetiaan dan komitmen dalam segala hal yang kita lakukan, baik dalam kehidupan rumah tangga, pekerjaan, bahkan relasi dengan Tuhan. Kecenderungan manusia untuk mendua hati perlu kita singkirkan di dalam kehidupan kita sehingga kita senantiasa menunjukan cinta yang sehat baik bagi Tuhan maupun sesama kita. Kesetiaan dan komitmen menjadi kunci dalam mewujudkan relasi yang sehat dan berkenan kepada Tuhan. Kiranya Tuhan menolong kita. Amin.

DOA SYAFAAT DAN PENUTUP

Pokok Doa Khusus :  Kebijakan Pemerintah dalam penanganan Covid-19 semakin baik.

NYANYIAN PENUTUP: 

PKJ. 286 - Keluarga yang Damai


  1. Keluarga yang damai dan saling mengerti,


sehati dalam suka dan di dalam duka.



Reff: Anug’rah Allah Bapa tercurah baginya,


membimbing kehidupan di jalan Tuhan.


  1. Keluarga bahagia saling mengasihi,


setia pada janji yang t’lah diikrarkan.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

TATA IBADAH HARIAN Jumat, 19 Desember 2025     Pujian P e mbukaan KJ 25 : 1 – 3 – YA ALLAHKU DI CAH’YAMU   Ya Allahku, di cah’...