Kamis, 16 Februari 2023
SAAT TEDUH
NYANYIAN PEMBUKA
PKJ 282: 1-2
TUHAN, TOLONGLAH, BANGUNKAN IMAN
Tuhan, tolonglah, bangunkan iman; pulihkanlah kasih yang remuk.
Tuhan, tolonglah, bangunkan iman; pulihkanlah kasih yang remuk.
Ubahlah hatiku, jamahlah diriku
biar di tangan-Mu berbentuk.
Tuhan, tolonglah, bangunkan iman; pulihkanlah kasih yang remuk.
Hati bersujud, jiwa menyembah;
hidupku masyhurkan kasih-Mu.
Hati bersujud, jiwa menyembah;
hidupku masyhurkan kasih-Mu.
T'rimalah baktiku, layakkan diriku
untuk kemuliaan nama-Mu.
Hati bersujud, jiwa menyembah;
hidupku masyhurkan kasih-Mu.
DOA PEMBUKA
BACAAN ALKITAB Keluaran 6: 1-8
RENUNGAN
Generasi yang sekarang sedang di usia produktif bukan hanya generasi Millenial, tapi juga Gen-Z. Generasi inilah yang mewarnai banyak sekali sosial media dengan ekspresi dan juga kekayaan budaya masa kini. Salah satu yang sering diungkapkan oleh generasi ini adalah pentingnya kesehatan mental.
Kebanyakan kita hanya memikirkan kesehatan fisik dan spiritual. Perlunya menjaga pola hidup karena penyakit yang makin banyak dan juga menyerang segal usia sudah sering dibahas. Begitu juga dengan kesehatan spiritual yang terus dijaga melalui ibadah komunal maupun pribadi. Kesehatan mental menjadi penting ketika menghadapi banyak isu dan kasus yang menyebabkan seseorang jadi tidak sehat secara fisik dan spiritual.
Dampak dari kurangnya kesadaran tentang kesehatan mental terlihat dari apa yang dicatat dalam bacaan Alkitab hari ini. "Lalu Musa mengatakan demikian kepada orang Israel, tetapi mereka tidak mendengarkan Musa karena mereka putus asa dan karena perbudakan yang berat itu (ay. 8)."
Perkataan Tuhan yang langsung disampaikan kepada Musa tidak didengarkan karena begitu beratnya tekanan hidup. Firman Tuhan yang menegaskan tentang kasih dan rencana Tuhan untuk membebaskan mereka sama sekali tidak berarti. Semua itu berlalu begitu saja dan tidak memberikan dampak yang berarti.
Ini bukan berarti orang Israel tidak punya iman. Mereka sudah lama memendam semua beban itu sehingga tidak ada hal lain yang bisa dilakukan kecuali menerima semuanya, walaupun berat. Inilah yang diyakini sebagai takdir: seumur hidup, semua keturunan mereka akan menjalani hidup seperti ini.
Umat Tuhan, kesehatan mental merupakan bagian dari hidup kita yang juga perlu diperhatikan. Ketika ada yang mengalami pergumulan berat, tidak semua dari mereka mampu mengolahnya dengan keyakinan iman. Ada sejumlah orang yang harus bertahan sendirian, bahkan mendapat tekanan sebagai orang yang tidak beriman karena mereka tidak berdoa kepada Tuhan. Padahal, mereka membutuhkan orang yang bisa bersama dengan mereka melalui semua beban itu.
Musa pun melakukannya. Dia memperkenalkan Tuhan melalui tindakannya yang membuat Firaun mulai ketakutan. Tuhan melakukan banyak mujizat melalui Musa untuk menunjukkan kasih dan kepedulian-Nya kepada bangsa Israel itu. Mulai dari situlah mereka perlahan bangkit dan menjadi lebih kuat untuk berani keluar dari yang selama ini membebani hidup mereka. Dari situlah spiritual mereka pun terbangun, iman mereka bertumbuh, dan secara fisik mereka lebih kuat untuk bisa melewati segala tantangan dan rintangan yang dibuat Firaun.
Umat Tuhan, hari ini kita belajar untuk bisa membahasakan kepedulian dengan lebih tepat. Manusia diciptakan Tuhan dengan segala kompleksitasnya, sehingga perlu juga mendapat perhatian dari berbagai aspek. Kesehatan mental yang mungkin belum terlalu akrab di masa lampau, sekarang menjadi sorotan. Bagaimana kita akan menyikapinya?
Marilah kita terus belajar untuk memahami diri sendiri dan orang lain dalam iman kepada Tuhan. Kiranya kita dimampukan untuk berpulih dan memulihkan orang lain. Amin.
DOA SYAFAAT
- Berdoa untuk pemulihan dari dampak krisis energi dan pangan akibat terhentinya pasokan.
- Berdoa untuk keluarga, orang-orang terkasih yang berjuang untuk menjalani hidup dengan segala pergumulannya.
NYANYIAN PENUTUP
PKJ 282: 4-5
TUHAN, TOLONGLAH, BANGUNKAN IMAN
Urapi, Tuhan, bibir mulutku
jadi saksi kebaikan-Mu.
Urapi, Tuhan, bibir mulutkku
jadi saksi kebaikan-Mu.
Pakailah diriku, berkati budiku
untuk melukiskan kasih-Mu.
Urapi, Tuhan, bibir mulutku
jadi saksi kebaikan-Mu.
Kasihku, Tuhan, baktiku, Tuhan,
tak setara kemurahan-Mu.
Kasihku, Tuhan, baktiku, Tuhan,
tak setara kemurahan-Mu.
Tetapi rahmat-Mu tak hitung jasaku,
sangatlah besar dan mulia.
Kasihku, Tuhan, baktiku, Tuhan,
tak setara kemurahan-Mu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar