Jangan Tunggu Sempurna

(Selasa, 10 Januari 2023)


Saat Teduh


Nyanyian Pembuka 


“Suara-Mu Kudengar”

(KJ 33 : 1-2)


Suara-Mu kudengar memanggil diriku

supaya 'ku di Golgota dibasuh darah-Mu


Refrain:

Aku datanglah,Tuhan pada-Mu;

dalam darah-Mu kudus sucikan diriku.


Kendati 'ku lemah, tenaga Kauberi;

Kau hapus aib dosaku hidupku pun bersih.

(kembali ke refrain)


Pembacaan Mazmur 89:5-37

(dibaca secara berbalasan dengan anggota keluarga)


Doa Pembuka dan Firman

(dipimpin oleh salah satu anggota keluarga)


Pembacaan Alkitab

Perjanjian Lama : Yeremia 1:4-10

Perjanjian Baru : Kisah Para Rasul 8:4-13


Renungan

    Ketika Tuhan memanggil seseorang untuk dilibatkan-Nya dalam karya-Nya. Tuhan lebih dahulu tahu siapa orang itu. Tuhan tidak hanya melihat dan tahu kelebihan dari orang itu, melainkan Ia juga apa yang menjadi kelemahan orang itu. Tuhan tidak memanggil orang-orang yang hidupnya sempurna tanpa kelemahan. Tuhan memanggil setiap anak-Nya yang Ia pandang layak untuk dilibatkan-Nya dalam karya-Nya. Hal itulah yang dapat kita lihat dari kisah yang diungkapkan dalam dua bacaan kita hari ini.

    Yeremia, pada masa hidupnya, dipanggil Tuhan untuk menjadi penyambung lidah bagi Allah dalam menyatakan apa yang akan difirmankan-Nya kepada umat-Nya. Yeremia dipercaya Allah untuk mewartakan perkataan-Nya kepada umat. Allah berfirman kepadanya: "Sesungguhnya, Aku menaruh perkataan-perkataan-Ku ke dalam mulutmu. Ketahuilah, pada hari ini Aku mengangkat engkau atas bangsa-bangsa dan atas kerajaan-kerajaan untuk mencabut dan merobohkan, untuk membinasakan dan meruntuhkan, untuk membangun dan menanam." (Yeremia 1:9b-10) Ini adalah tugas yang tidak mudah. Yeremia harus menjadi pribadi yang benar-benar bertanggungjawab atas tugas ini. Sebab, sampai tidaknya firman Allah kepada umat bergantung dari kebertanggungjawaban Yeremia sebagai pribadi yang dipanggil dan dipakai Allah. Oleh sebab itu, Yeremia sempat ragu dan takut untuk menerima panggilan itu dalam hidupnya. Ia tahu siapa dirinya. Ia sadar bahwa ia adalah seseorang yang masih muda pada waktu itu (Yeremia 1:6). Yeremia tidak percaya diri untuk menanggapi panggilan itu, karena dalam kemudaannya, ia merasa bahwa pengalamannya masih sangat minim dan belum cukup untuk dijadikan bekal dalam menerima panggilan Tuhan.

    Demikian juga dengan Filipus. Ia adalah pribadi yang dipanggil untuk terlibat dalam karya Allah di tengah kehidupan umat-Nya. Sebagai orang yang berlatar belakang bukan Yahudi tentu ada banyak tantangan yang ia hadapi saat ia memberikan kesaksian tentang karya keselamatan Kristus bagi dunia. Pasti tidak sedikit orang yang akan meragukan  kesaksiannya, sebab ia bukan bagian dari dua belas murid yang menyertai Tuhan Yesus dalam berkarya di dunia. Namun demikian, kepadanya tetaplah dipercayakan sebuah tanggung jawab untuk dikerjakan. Ia diutus untuk memberitakan kabar baik kepada orang-orang Samaria yang selama ini justru dimusuhi oleh orang-orang Yahudi. 

    Dan dalam pelayanannya, Yeremia dan Filipus pada akhirnya berhasil mengerjakan apa yang Tuhan percayakan kepada mereka dengan baik. Yeremia berhasil menjadi seorang nabi yang begitu berani dan lantang dalam menyuarakan suara Tuhan kepada umat Israel. Filipus berhasil untuk mewartakan kabar baik kepada mereka sehingga sebagian dari orang-orang Samaria menerima kabar baik dan pada akhirnya mereka hidup menerima Kristus.

    Belajar dari pengalaman Yeremia dan Filipus ini, kita dapat belajar bahwa orang-orang yang dipanggil Tuhan sejatinya bukanlah manusia yang sempurna. Mereka adalah manusia yang juga memiliki kelemahan. Mereka mendapat anugerah untuk dilibatkan Allah dalam karya-Nya. Dalam ketidak sempurnaan mereka, Allah tetap bekerja untuk memperlengkapi dan memampukan mereka dalam mengemban tugas panggilan itu dengan bertanggung jawab. Kepada Yeremia, Allah memperlengkapinya dengan kemampuan untuk berbicara. Sedangkan kepada Filipus, Allah memperlengkapinya dengan kemampuan untuk menyembuhkan orang sakit dan mengusir roh jahat yang merasuki hidup seseorang. 

    Oleh karena itu, jika di dalam hidup ini, kita dipanggil Tuhan untuk melayani, marilah kita sambut panggilan Tuhan itu dengan terbuka. Jangan hanya karena ketidak sempurnaan dan kelemahan yang ada pada kita, lalu kita menolak panggilan Tuhan itu. Justru dengan menerima panggilan Tuhan itu, kita belajar untuk menjadi umat yang tetap taat menerima anugerah Allah dan bertanggung jawab terhadap pelayanan yang Allah percayakan kepada kita. Jangan tunggu kita menjadi manusia yang sempurna dan bisa segala baru kita menerima panggilan Tuhan. Sekaranglah waktunya, selagi Ia berkenan untuk melibatkan kita. Tuhan memberkati. Amin.

 

Doa Syafaat dan Penutup

  • Berdoa agar masyarakat tetap patuh pada protokol kesehatan sekalipun PPKM sudah dinyatakan dicabut.
  • Berdoa agar seluruh masyarakat dimampukan untuk menjalani kehidupan di tahun yang baru dengan sikap hidup yang lebih baik dan lebih bijaksana.


Nyanyian Penutup


“Tuhan Memanggilmu”

(NKB 126 : 1, 3)


Tuhan memanggilmu, hai dengarlah:

Apapun yang terbaik, ya b'rikanlah!

dan jangan kau kejar hormat semu,

muliakan saja Yesus, Tuhanmu.


Refrain:

Tiap karya diberkati-Nya, 

namun yang terbaik diminta-Nya.

Walaupun tak besar talentamu,

b'ri yang terbaik kepada Tuhanmu.


Sanjungan dunia jauhkanlah

dan jangan kau dengar godaannya.

Layani Tuhanmu dalam jerih

dalam hidupmu yang t'lah kau beri.

(kembali ke refrain)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

“Dipulihkan, Diberkati, dan Dikuatkan oleh DIA”

Sabtu, 20 Desember 2025 SAAT TEDUH   PUJIAN PEMBUKA NKB. 143 _ Janji Yang Manis   Janji yang manis: ” ‘Kau tak ‘Ku lupakan”, tak terombang-a...