Tataibadah
Harian
Sabtu,
21 Januari 2023
“Efek
Yesus Kristus”
Saat
teduh
Doa
pembukaan
Dipimpin
seorang anggota keluarga
Nyanyian
Bersama
NKB
6 – Patut Segenap Yang Ada
Patut
segenap yang ada diam dan sujud sembah,
mengosongkan
pikirannya dari barang dunia,
kar’na
Tuhan sungguh hadir, patut dipermulia.
Serafim
menutup wajah, Kerubim sujud sembah
sungkem
di hadapan Dia dan menyanyi tak lelah:
Haleluya,
haleluya, Tuhan Mahamulia!
Pembacaan
Mazmur
Mazmur 27.1-6
Dibacakan
oleh seorang anggota keluarga
Perenungan
Sabda
-
Doa
persiapan
-
Pembacaan
Alkitab:
Lukas 5.27-32
Dibacakan oleh seorang anggota keluarga
“Efek
Yesus Kristus”
Salah satu hal yang sulit ditemukan dalam
kehidupan adalah perubahan diri manusia. Pikiran yang sudah terbentuk dalam
diri seseorang biasanya sukar diubah, apalagi jika yang diyakininya itu sudah
tertanam lama dalam dirinya.
Satu pakar karakter, Jakoep Ezra, menggambarkan
diri manusia sebagai bentukan dari peristiwa kehidupan dan juga didikan 5 tahun
pertama hidupnya. Kala kepribadian seseorang sudah terbentuk, sikapnya juga
dipengaruhi oleh karakternya itu. Hal ini sangat sukar diubah. Hanya peristiwa
tragis yang traumatis yang bisa mendatangkan perubahan dalam dirinya.
Sudah bukan barang asing kalau dikatakan
manusia adalah makhluk berdosa. Betapapun tidak enaknya dampak dosa, manusia
rasanya sukar diajak keluar dari himpitannya. Padahal kalau ditanya, apakah ia
ingin bebas dari dosa, jawabnya sangat mudah ditebak.
Kalau tidak mudah berubah, bagaimana manusia
bisa dibebaskan dari dosanya? Kendati tawaran Allah melalui Yesus Kristus telah
diberikan, namun jika manusia berkeras hati dan berkepala batu, tawaran itu
takkan pernah terwujud sampai kapanpun.
Hal inilah yang menjadi keprihatinan dan
penekanan penulis Injil Lukas.
Di sini digambarkan kerinduan seseorang
untuk berubah secara menyeluruh (bertobat) diakibatkan oleh Yesus.
Pertobatannya dilakukan dengan sebuah tindakan yang ekstrem: menyelenggarakan
sebuah pesta. Seorang pemungut cukai yang biasanya dikategorikan sebagai
seorang yang pelit dan mata duitan, kini mau berbagi dengan sesamanya. Itu
terjadi karena pengaruh yang ditimbulkan Yesus dalam hidupnya.
Pernyataan Yesus juga memperlihatkan apa
yang sesungguhnya dilakukan Allah: mencari yang berdosa (baca: sungguh-sungguh
menyadari kesalahannya) dan mau dengan rendah hati mengakuinya di hadapan
Tuhan.
Ketika seseorang memiliki pengalaman pribadi
yang intens dengan Yesus – dan terus menerus terlibat di dalamnya – maka potensi
terjadinya perubahan akan lebih besar. Dimulai dengan memperlihatkan kerendahan
hati, lalu menuju pada perubahan sikap-sikap lainnya. Tak tertutup kemungkinan
sifat yang sudah mandarah daging juga berubah.
Inilah efek Yesus. Dia bukan sekadar
penyelamat yang bertingkah bak pesulap dengan sekali jentik dan mantra adakadabranya.
Dia memasuki ruang kosong manusia yang memiliki kerinduan hidup sesuai dengan
kehendak Allah Bapa.
Doa
Bersama
Mari
mendoakan:
-
kesiapan
memasuki kehidupan baru, bukan kembali ke gaya hidup masa lalu; kebersediaan
menerima perubahan dan menikmati cara hidup yang berbeda dengan sebelum pandemi
-
kehidupan
bangsa RI yang berada pada fase krusial di tahun politik jelang pemilu tahun
depan; agar masyarakat bisa teredukasi dengan baik sehingga mempraktekkan
nilai-nilai kehidupan yang selaras dengan semangat dan jiwa Pancasila
Nyanyian
Bersama
NKB
87 – Junjungan Yang Kupilih
Junjungan
yang kupilih: Yesusku Penebus.
Yang
bangkit dari mati, berkuasa seterus.
Kendati
banyak orang mengejek, mencela,
kuikut
suara-Nya, lembut mesra.
Benar, benarlah hidup Yesusku.
Bersamaku di jalanku, suara-Nya
kudengar.
Benar, benarlah hidup Yesusku.
Di mana Dia kudengar? Di dalam hatiku!
Menyanyilah
umat-Nya, memuji Tuhanmu!
Nyanyikan
Haleluya, agungkan Rajamu.
Harapan
bagi orang yang mau mencari-Nya,
sebab
Yesusmu hidup selamanya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar