Kamis, 26 Januari 2023
SAAT TEDUH
NYANYIAN PEMBUKA
PKJ 264: 1-2 APALAH ARTI IBADAHMU
Apalah arti ibadahmu kepada Tuhan,
bila tiada rela sujud dan sungkur?
Apalah arti ibadahmu kepada Tuhan,
bil tiada hati tulus dan syukur?
Ref.
Ibadah sejati, jadikanlah persembahan.
Ibadah sejati: kasihilah sesamamu.
Ibadah sejati yang berkenan bagi Tuhan,
jujur dan tulus ibadah murni bagi Tuhan.
Marilah ikut melayani orang berkeluh,
agar iman tetap kuat serta teguh.
Itulah tugas pelayanan, juga panggilan,
persembahan yang berkenan bagi Tuhan. (Ref.)
DOA PEMBUKA
BACAAN ALKITAB 1 Ptr. 3: 8-12
RENUNGAN
Bagi Anda menikmat musik tanah air, tentulah pernah mendengar lagu karya musisi Yura Yunita yang judulnya dipakai sebagai judul renungan hari ini. Ya, lagu yang indah ini berhasil menyentuh banyak hati pendengarnya. Berikut adalah cuplikan lirik awal lagu ini.
Di dunia tipu-tipu kamu tempat aku bertumpu.
Baik, jahat, abu-abu, tapi warnamu putih untukku.
Hanya kamu yang mengerti gelombang kepala ini.
Puja-puji tanpa kata, mata kita yang bicara.
Selalu nyaman bersama, janji tak kan kemana-mana.
Lagu ini mencoba membuat terobosan agar setiap insan yang mendengarnya bisa merasa nyaman dengan kejujuran diri dan tulusnya rasa yang diperoleh dari orang lain. Dunia sekitar kita sekarang ini banyak sekali yang memanipulasi dan dimanipulasi, dengan berbagai maksud dan tujuan. Dengan lagu ini, Yura Yunita membahasakan ungkapan yang menyentuh dari setiap relasi yang dalam dan intim.
Petrus pun menyuarakan hal yang sama kepada umat yang membaca surat pertamanya ini. Ia bicara bukan dalam konteks suami-istri saja, tetapi juga kepada "... kamu semua..." (ay. 8). Setiap orang diajak untuk tulus dan jujur kepada orang lain.
Tuhan menghendaki agar umat-Nya memberlakukan kebaikan yang bukan 'karena ada apanya'. Misalnya, orang berlaku baik agar mendapat upah, pujian, atau pengakuan yang diinginkan. Perbuatan baik yang dilakukan tidak tulus tetapi modus, ada hal lain yang dituju dari kebaikan hati itu.
Ajakan Petrus ini pun tidak berasal dari pemikiran Petrus pribadi. Ia mengutip Mazmur 34 untuk memberikan pengajaran ini. Artinya, apa yang diungkapkan ini merupakan pelajaran hidup yang dipahami dari zaman Perjanjian Lama dan diteruskan di Perjanjian Baru. Sekarang ini, kita membacanya sebagai sebuah petunjuk untuk bisa diberlakukan dalam keseharian, bukan hanya dibaca dan diabaikan.
Di tengah dunia yang banyak kepalsuan, jadilah manusia yang tulus dan jujur. Dua sikap ini mau kita jalani bukan supaya mendapat upah, tetapi karena kita tahu inilah yang dikehendaki oleh Tuhan. Kiranya di dunia tipu-tipu ini, kita tetap menjadi umat Tuhan yang sejati. Amin.
DOA SYAFAAT
- Berdoa agar ada kesehatian bangsa-bangsa untuk keluar dari krisis ekonomi global.
NYANYIAN PENUTUP
NKB 193: 1, 3, 5
AKU HENDAK TETAP BERHATI TULUS
Aku hendak tetap berhati tulus
kar'na teman mempercayaiku.
Aku hendak tetap berjalan lurus,
kar'na teman t'lah mengasihiku;
kar'na teman t'lah mengasihiku.
Aku hendak tetap menjadi kawan
bagi yang hatinya penat, sendu.
Dan kasihku ingin t'rus 'ku bagikan,
serta imbalan tiada 'ku perlu;
serta imbalan tiada 'ku perlu.
Aku hendak tetap menaikkan doa
dalam dunia yang sibuk dan cemar.
Aku hendak berpaut pada Allah
dan Kristuslah teladan yang benar;
dan Kristuslah teladan yang benar.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar