Jangan Asal "Boleh"

 (Selasa, 15 November 2022)


Saat Teduh


Nyanyian Pembuka 


"Di Heningnya Malam Ini”

(PKJ 172)


Di heningnya malam ini,

tulus dan rendah hati,

bertelut, berdoa pada-Mu;

inilah bisik kalbu:

Apa yang aku miliki

tubuh dan jiwa ini,

kuserahkan hanya pada-Mu,

kurban persembahanku.

Walau 'ku berdosa, 

walau ternoda,

tetapi darah yang kudus

t'lah sucikan diriku.

Dan jati diriku kini

bukan diriku lagi,

melainkan Kristus Tuhanku

hidup dalam diriku.


Pembacaan Mazmur 141

(dibaca secara berbalasan dengan anggota keluarga)


Doa Pembuka dan Firman

(dipimpin oleh salah satu anggota keluarga)


Pembacaan Alkitab

Perjanjian Lama : Yehezkhiel 39 : 21 - 40:1

Perjanjian Baru : 1 Korintus 10 : 23 - 11 : 1


Renungan

   Dalam hidup ini sebagai manusia sosial, kita sering menggunakan standar "boleh atau tidak boleh" sebagai acuan dalam kita memutuskan untuk melakukan atau tidak melakukan suatu tindakan. Jika suatu tindakan itu adalah tindakan yang secara umum diperbolehkan, maka kita akan cenderung untuk dengan mudah melakukannya. Namun, jika tindakan itu merupakan tindakan yang secara umum tidak diperbolehkan, maka kita pun dengan cepat akan menolak untuk melakukannya. Sebab itu, kita sering bertanya kepada orang lain, boleh atau tidak sih, jika kita melakukan ini? Sebagai anak Tuhan, apakah diperbolehkan jika kita melakukannya? Pertanyaan-pertanyaan ini sebenarnya mengharapkan jawaban yang nantinya dapat kita gunakan untuk menjadi dasar dalam kita memutuskan. Jika sebagian besar orang mengatakan boleh, maka kita akan melakukannya. Jika sebagian besar berkata tidak boleh, maka kita akan mempertimbangkannya lebih dalam sebelum kita melakukannya.

    Hal itulah yang juga menjadi perhatian Paulus dalam menuliskan suratnya kepada Jemaat Korintus. Paulus melihat seakan-akan kalau segala sesuatu sudah diperbolehkan untuk dilakukan, maka itu berarti mereka memiliki kebebasan untuk melakukannya, tanpa harus mempertimbangkan hal-hal yang lain. Padahal tidaklah selalu demikian. Perilaku dan tindakan kita, sekalipun secara umum diperbolehkan, tentu akan membawa dampak bagi orang lain. Dampak-dampak inilah yang seharusnya juga menjadi pertimbangan yang perlu kita perhatikan sebelum kita melakukan suatu tindakan. Apakah tindakan itu akan membawa manfaat buat orang lain atau tidak? Apakah tindakan itu akan menyakiti atau merugikan orang lain atau tidak? dsb. Semuanya itu perlu untuk dipertimbangkan terlebih dahulu. Tidak hanya mengacu pada "boleh atau tidak boleh hal itu dilakukan". Sebab itulah, Paulus mengingatkan kepada Jemaat di Korintus demikian: "Segala sesuatu diperbolehkah." Benar, tetapi bukan segala sesuatu berguna. "Segala sesuatu diperbolehkan." Benar, tetapi bukan segala sesuatu membangun" (1 Korintus 10:23)

    Belajar dari nasihat Paulus kepada Jemaat di Korintus ini, kita diingatkan untuk tidak hanya mempertimbangkan "boleh atau tidak boleh" sebelum kita melakukan sesuatu. Kita juga diajak untuk melihat kegunaan dan manfaatnya bagi orang lain dan diri kita. Sebagai orang-orang beriman, kita diajak untuk melakukan sesuatu yang membawa dampak yang baik dan yang membangun bagi kehidupan pada umumnya. Karena itu, jangan hanya karena sesuatu itu diperbolehkan, maka kita langsung melakukannya. Pertimbangkanlah terlebih dahulu dampak-dampaknya bagi orang lain dan bagi kehidupan secara luas. 

    Orang yang berhikmat atau bijaksana adalah orang yang tidak hanya melihat sesuatu dari kacamata "boleh atau tidak boleh", melainkan dia juga akan mempertimbangkan apakah hal itu bermanfaat, berguna, dan membangun atau tidak? Jika itu bermanfaat, berguna, membangun, dan tidak bertentangan dengan peraturan-peraturan yang ada, maka lakukanlah itu. Namun, jika hal itu tidak membangun, tidak memberi manfaat, tidak berguna; sekalipun diperbolehkan untuk dilakukan, sebaiknya janganlah hal itu kita lakukan dalam kehidupan kita. Jadikanlah diri kita sebagai orang-orang yang melakukan sesuatu yang membawa dampak positif bagi kehidupan. Tuhan memberkati Amin.

 

Doa Syafaat dan Penutup

Berdoa agar masyarakat tetap patuh pada protokol kesehatan dalam beraktifitas di tengah kehidupan sehari-hari.


Nyanyian Penutup


“Di Dunia Yang Penuh Cemar”

(NKB 204 : 1-2)


Di dunia yang penuh cemar

antara sesamamu

hiduplah saleh dan benar.

Nyatakan Yesus dalammu


Refrain :

        Nyatakan Yesus dalammu,

        Nyatakan Yesus dalammu;

        Sampaikan firman dengan teguh,

        Nyatakan Yesus dalammu.


Hidupmu kitab terbuka

dibaca sesamamu;

Apakah tiap pembacanya

melihat Yesus dalammu?

(kembali ke refrain)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

“Dipulihkan, Diberkati, dan Dikuatkan oleh DIA”

Sabtu, 20 Desember 2025 SAAT TEDUH   PUJIAN PEMBUKA NKB. 143 _ Janji Yang Manis   Janji yang manis: ” ‘Kau tak ‘Ku lupakan”, tak terombang-a...