Kamis, 27 Oktober 2022
LONG DISTANCE RELATIONSHIP (LDR)
SAAT TEDUH
NYANYIAN PEMBUKA
NKB 141 : 1-2 KASIHKU PADA-MU TAMBAHKANLAH
Kasihku pada-Mu tambahkanlah!
Ya Kristus Tuhanku, o dengarlah!
Ku mohon tak henti: Tambahkan kasihku,
makin besar kepada-Mu.
Dahulu dunia andalanku,
kini Engkau, Tuhan, harapanku.
Inilah doaku: Tambahkan kasihku,
makin besar kepada-Mu.
DOA PEMBUKA
BACAAN ALKITAB – 2 Kor. 1: 1-11
RENUNGAN
Di awal masa pandemi, ada sebagian orang yang menikmati pembatasan sosial. Mereka yang lebih nyaman di rumah saja, misalnya. Bagi mereka, pembatasan sosial adalah hal yang menyenangkan: tidak perlu berinteraksi dengan banyak orang, bisa bekerja dari rumah, tetap bisa melakukan banyak hal walaupun di rumah saja. Namun, ketika menyadari pandemi ini sudah 2,5 tahun lebih dijalani, rasa bosan mulai terasa. Perlahan tapi pasti, banyak orang yang merasa jenuh terus-terusan dibatasi.
Sebagai makhluk sosial, manusia memang diciptakan untuk bisa bersosialisasi dengan sekitarnya. Walaupun ada yang merasa nyaman sendiri, itu tidak berarti dia tidak membutuhkan orang lain untuk beinteraksi. Maka dari itu, ketika pandemi menjadi penghalang untuk berelasi, kehidupan sosial manusia jadi terganggu.
Rasul Paulus pun mengalami betapa beratnya masa-masa di mana dia tidak bisa bertemu dengan orang banyak. Dia pernah dipenjara dan berkomunikasi hanya sebatas surat, yang sekarang ini dijadikan kitab-kitab dalam Perjanjian Baru. Selain itu, hal yang menjadi bebannya adalah ketika ada di Asia Kecil, dia harus menjalani masa pelayanan yang tidak mudah. Di sana, dia tidak menjumpai orang-orang seperti di tempat-tempat lain yang dilayaninya. Kesulitan tersebut digambarkan sebagai “... seolah-olah kami telah dijatuhi hukuman mati.” (ay. 9) Dalam situasi seperti itu, Paulus membutuhkan dukungan moril dari orang-orang yang dikasihinya. Walau terpisah jarak, Paulus merasakan ada dukungan doa dari saudara-saudara yang ada di jemat Korintus (ay. 10-11).
Kita bisa membayangkan, di masa Paulus melayani, begitu sulit untuk berkomunikasi jarak jauh. Tidak seperti masa sekarang yang dimudahkan dengan internet dan jaringan yang luas. Tetapi Paulus tetap bisa menjalani masa-masa sulit itu. Ia tahu betul bahwa kekuatan doa bisa melintasi jarak dan waktu, sebagai sebuah penguatan spiritual yang bisa disampaikan kapanpun, di manapun, dan kepada siapapun. Dengan doa itulah, Paulus mendapat peneguhan dari saudara seiman yang jauh. Ia pun mampu menjalani pelayanan yang sulit itu bukan dengan kekuatannya sendiri, tetapi karena ditopang oleh doa dari orang-orang yang mengasihinya dari kejauhan.
Bagaimana dengan kita? Apakah kita juga sudah mendoakan mereka yang jauh dan terhalang bertemu karena pandemi ini? Ataukah kita justru lebih banyak meluangkan waktu untuk menyenangkan diri yang terkungkung karena pembatasan sosial? Mari kita terus doakan kekasih-kekasih kita yang masih belum bisa bertemu di masa sekarang ini. Karena doa adalah alat komunikasi yang begitu luar biasa, yang bukan hanya menghubungkan kita dengan sesama tetapi juga dengan Tuhan, sang Sumber Penguatan.
Walaupun masih dalam pembatasan masa pandemi, mari giatkan berdoa untuk mereka yang jauh dan dekat. Kiranya doa-doa kita menjadi penghiburan yang menguatkan untuk tetap menjalani kehidupan ini. Amin.
DOA SYAFAAT
· Berdoa untuk pelaksanaan vaksinasi bagi pelajar dan anak-anak (6-11 tahun)
NYANYIAN PENUTUP
DIA HANYA SEJAUH DOA
Bila kau rasa gelisah di hatimu
Bila kelam kabut tak menentu hidupmu
Ingat masih ada s’orang p’nolong bagimu
Yesus tak pernah jauh darimu
Bila cobaan menggodai hatimu
Bila sengsara menimpa keadaanmu
Ingat Yesus takkan pernah jauh darimu
Dia selalu pedulikan kamu
Berseru memanggil nama-Nya
Berdoa Dia kan seg’ra menghampiri dirimu
Percaya Dia tak jauh darimu
Dia hanya sejauh doa
Tidak ada komentar:
Posting Komentar