Tataibadah harian
Sabtu –
8 Oktober 2022
Bacaan:
Lukas 5.12-16
Saat teduh
Bisa diiringi
instrumen
Nyanyian Umat
PKJ 147 “Ucap
Syukur Pada Tuhan”
Ucap syukur pada Tuhan
kar’na kita dis’lamatkan oleh-Nya.
Senandungkan lagu baru,
senandungkan lagu baru bagi-Nya.
Nyanyikanlah dengan riang
kar’na kasih setia Tuhan, nyanyilah.
Senandungkan lagu baru,
senandungkan lagu baru bagi-Nya.
Muliakan nama Tuhan
kar’na kuasanya abadi, muliakan.
Senandungkan lagu baru,
senandungkan lagu baru bagi-Nya.
Doa Pembuka - Dipimpin seorang anggota keluarga
Pembacaan Mazmur 111
Seorang anggota
keluarga membacakannya
Renungan
o
Doa persiapan
o
Pembacaan Alkitab: Lukas 5.12-16
Bersyukur itu Bertindak!
Rasul Paulus menulis, “Mengucap syukurlah dalam segala hal …
“ (1 Tesalonika 5.18). Hal itu dinyatakan sebagai ciri orang Kristen.
Hari ini kita belajar apa itu mengucap syukur. Yesus
mengajarkannya kepada orang sakit kulit yang disembuhkan-Nya setelah lama
menderita.
Secara teologis kita dapat mengatakan bahwa ucapan syukur
dimulai dari karya Tuhan. Hal ini diperlihatkan penulis Injil Lukas yang
menggambarkan belas kasihan Yesus terhadap si sakit dan menyembuhkannya.
Kesembuhan yang diberikan Tuhan kepada kita bukan melulu
mengenai masalah jasmani, seperti yang dilakukan-Nya terhadap orang yang sakit
kulit itu. Yang jauh lebih dahsyat dan hebat adalah penyembuhan terhadap status
keberdosaan kita, yang tak sanggup dilakukan oleh manusia manapun.
Setelah orang yang sakit kulit itu disembuhkan, mari kita
lihat apa yang dikatakan Yesus kepadanya. Pertama, ia diminta tidak bicara
kepada siapapun tentang apa yang telah dialaminya. Jika mau disetarakan dengan
hidup kita sekarang – yang mengucap syukur – ini artinya tidak perlu bicara apa-apa
kepada orang lain.
Berikutnya, Yesus meminta dia pergi kepada imam. Pada zaman
dulu, imam dianggap sebagai guru spiritual. Ia melayankan segala perkara di Bait
Allah, termasuk di dalamnya baptisan, pernyataan pengampunan dosa, dan ritual-ritual
keagamaan lainnya. Ini bisa ditafsirkan sebagai tanda jika kita telah diperdamaikan
dengan diri kita, langkah selanjutnya adalah menyatakan pertobatan.
Selanjutnya, apa kata Yesus? Persembahkanlah korban! Ini merupakan
perintah agar kita mempersembahkan diri – melakukan sesuatu – sebagai sikap
nyata ungkapan syukur kita. Tindakan ini bisa berbentuk banyak hal, namun
tentunya bukan hanya berkata-kata!
Jadi mengucap syukur bukan sekadar mengatakan “Terima kasih
Tuhan!” lalu tidak berbuat apapun. Sebaliknya, rasa terima kasih itu sebaiknya
diterjemahkan dalam bentuk sikap yang membangun dan mengubah kehidupan (sesama
ciptaan) menjadi lebih baik.
Pokok doa
Mari
menyambut tatanan hidup baru setelah era pandemi, dengan lebih bertanggung
jawab terhadap kehidupan!
Dipimpin oleh seorang anggota keluarga, atau bergantian
Nyanyian Umat
KJ 450 “Hidup Kita Yang Benar”
Hidup kita yang benar
haruslah mengucap syukur.
Dalam Kristus bergemar,
janganlah tekebur.
Dalam susah pun senang;
dalam
segala hal,
aku bermazmur dan ucap syukur;
itu
kehendak-Nya!
Apa arti hidupmu?
Bukankah ungkapan syukur,
kar’na Kristus Penebus,
berkorban bagimu!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar