Sungguh, Tidak Mudah Mengikut Yesus!

 

Tataibadah harian

Sabtu – 3 September 2022

Bacaan: Matius 10.34-42

 

 

 

Saat teduh

Bisa diiringi instrumen

 

Nyanyian Umat

NKB 71 – Sebuah Nama Yang Permai

 

Sebuah nama yang permai,

sedaplah kudengar;

kurindu menyanyikannya,

membuat bergemar.

 

         ‘Ku mengasihi-Nya, Yesus Penebusku,

         ‘Ku mengasihi-Nya, membalas kasih-Nya!

 

Terungkaplah hal kasih-Nya

di dalam nama-Nya,

melipur hati yang resah,

tiada bandingnya.

 

Doa Pembuka - Dipimpin seorang anggota keluarga

 

 

Pembacaan Mazmur 1

Seorang anggota keluarga membacakannya

 

Renungan

o   Doa persiapan

o   Pembacaan Alkitab: Matius 10.34-42

Sungguh, Tidak Mudah Mengikut Yesus!

 

Hadirnya Yesus di dalam dunia mengejutkan!

 

Mengapa demikian? Sebab alih-alih menentramkan keluarga, Ia justru bisa membuat keluarga terpecah. Tentunya, dalam konteks yang dimaksud penulis Injil.

 

Konteks apa yang dimaksud? Jika ada anggota keluarga yang mengikut Yesus dan ada yang tidak, maka mereka akan berseteru. Lho, kok bisa?

 

Yesus meminta pengikut-Nya sungguh-sungguh mengikut Dia, bukan hanya setengah hati. Kalau ikut, ya ikut. Bukan kadang ikut, kadang enggak. Maksudnya begini. Ketika Yesus di tempat enak, kita ikut. Kalau Yesus di tempat gak enak, kita absen. Seringnya kita begitu. Iya gak sih?

 

Ikut Yesus tidak semata diartikan jadi Kristen lho. Enggak gitu. Kalau sekadar jadi Kristen terus sudah dianggap ikut Yesus, kita keliru. Oleh karena itu kalau ada anggota keluarga yang ikut Yesus secara serius, sementara yang lainnya setengah-setengah, gak heran bakal terjadi keributan di situ. Nah, makin jelas kan?

 

Kalau belum, begini aja deh. Pemahaman kita tentang Yesus dan kerajaan yang diajarkan-Nya kan tidak sempurna. Jika mau mengenalinya, kita perlu berlatih mempraktekkannya. Bukan sehari dua hari saja, tapi setiap hari. Bukan seminggu atau sebulan, tapi seumur hidup. Nah, kalau sudah mulai fasih, kita akan merasa yang kita lakukan itu benar. Namun belum tentu yang kita yakini itu senada dengan yang diyakini anggota keluarga kita. Bisa saja menurutnya kebenaran itu bertolak belakang dari apa yang kita yakini. Kalau gini, gimana dong?

 

Apakah sebaiknya kita ganti haluan? Ikut yang lain aja? Janganlah! Terus tekuni pembelajaran tentang Yesus. Bukan dengan membabi buta membenarkan apa yang kita yakini. Yesus aja gak begitu sikapnya kala mengajarkan prinsipnya kepada kita. Tetaplah merendah, dengan kerinduan menjadikan hidup lebih baik. Jangan hindari anggota keluarga kita yang beda ‘keyakinan’ itu. Tetap rangkul dalam kasih biarpun bertikai sepuluh dua puluh kali. Itu proses yang harus kita terima. Kalau tidak mudah, ya, lihat aja lagi judul renungan ini …

 

 

Pokok doa

 

Persiapan menuju hidup kenormalan baru butuh berbagai pengondisian. Mari, sedikit demi sedikit, kita mulai menyiapkan diri. Tidak ada salahnya kan?

 

 

Dipimpin oleh seorang anggota keluarga, atau bergantian

 

Nyanyian Umat

NKB 178 – Ambil Dunia, B'ri ‘Ku Yesus

 

Ambil dunia, b'ri ‘ku Yesus, yang setia janji-Nya;

dan kasih-Nya pun abadi, tak berubah s'lamanya.

 

         O betapa luhur, mulia, luas, lebar kasih-Nya!

         Sungguh purna tebusan-Nya memberi hidup baka!

 

Ambil dunia, b'ri ‘ku Yesus yang menghibur jiwaku,

‘ku tetap 'kan memuji-Nya walau badai menyerbu.

 

Ambil dunia, b'ri ‘ku Yesus – kudambakan senyum-Nya.

Di sepanjang kembaraku, ‘ku dipimpin terang-Nya.

 

Ambil dunia, b'ri ‘ku Yesus – kupegang t'rus salib-Nya.

Sampai nanti makin nyata ‘ku melihat wajah-Nya.

 

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Rumah Bagi Tuhan - Kamis, 18 Desember 2025

Kamis, 11 Desember 2025