RESPONS TERHADAP KASIH TUHAN

 

Tataibadah harian

Sabtu – 1 Oktober 2022

Bacaan: Matius 20.29-34

 

 

 

Saat teduh

Bisa diiringi instrumen

 

Nyanyian Umat

“Nyanyi dan Bersoraklah” (Shout to The Lord)

 

Yesus ku, penyelamatku,
tiada yang seperti Engkau,
setiap hari, ku memuji, keajaiban kasihMU,

Penghibur, pelindung, menara kekuatan,
biarlah semua, yang bernafas,
tak henti menyembahMU,

Nyanyi dan bersoraklah bagi DIA,
pujian hormat kuasa bagi raja,
gunung tunduk, laut bergelora,
mendengar namaMU,

ku bersuka atas perbuatanMU,
selamanya ku kasihi Engkau TUHAN,
tiada janji seperti yang ada padaMU
 

 

Doa Pembuka - Dipimpin seorang anggota keluarga

 

 

Pembacaan Mazmur 37.1-9

Seorang anggota keluarga membacakannya

 

Renungan

o   Doa persiapan

o   Pembacaan Alkitab: Matius 20.29-34

 

Respons terhadap Kasih Tuhan

 

Tuhan mengasihi setiap orang. Itu kita tahu betul.

 

Kalau kita tanya pada diri kita, seberapa besar kita merasakan kasih-Nya, apa jawab kita? Mungkin ada yang mencoba menghitung hal-hal menyenangkan yang diterima selama hidup. Mungkin ada yang mengingat-ingat peristiwa ajaib di masa lampau. Memang bermacam-macam cara kita membangkitkan rasa dikasihi Tuhan.

 

Dalam cerita kali ini dikisahkan dua orang buta berteriak ke arah Yesus, minta tolong. Bukan hanya sekali, namun dua kali. Yesus menghampirinya. Setelah ditanya, orang buta itu memberitahu Yesus bahwa mereka ingin disembuhkan. Karena kasih-Nya, Yesus menyembuhkan mereka.

 

Bukankah kita juga sering berperilaku seperti orang buta tersebut? Saat sakit, kita berteriak minta Yesus menyembuhkan kita. Saat sedih, kita berteriak minta Yesus menghibur kita. Intinya, kita percaya Yesus mau menolong kita menghadapi masalah yang kita alami.

 

Kasih yang menginspirasi seluruh kehidupan Yesus membuat-Nya menolong orang buta. Hal yang sama akan Ia lakukan juga terhadap kita. Namun coba kita renungkan, apakah Yesus akan menolong kita sekalipun kita tidak berteriak kepada-Nya? Rasanya jawabnya adalah ya.

 

Kasih Yesus dinyatakan dan dilimpahkan kepada kita setiap hari. Eh, bukan, setiap waktu. Dia memberikan segala sesuatu bagi kita demi menjalani hidup yang produktif, yakni hidup yang bisa menghasilkan karya positif bagi sesama ciptaan-Nya. Setelah menerima kasih Yesus, orang buta itu segera mengikuti Yesus dan memberikan hidup mereka selamanya bagi Yesus. Itu artinya mereka siap dipakai Yesus membantu-Nya menghadirkan kasih secara nyata dalam hidup mereka selanjutnya. Kalau kita bagaimana?

 

 

 

 

Pokok doa

 

Masa pandemi mengajarkan kita hidup lebih sederhana – memakai apa yang bisa dipakai, membeli apa yang sesuai fungsi yang dibutuhkan, tidak perlu gengsi – sehingga kita patut mengais hikmah yang memperkaya hidup demi kebijaksanaan diri. Kiranya hal ini bisa kita jadikan pedoman hidup demi melangkah ke masa depan yang lebih baik.

 

 

Dipimpin oleh seorang anggota keluarga, atau bergantian

 

Nyanyian Umat

KJ 370 – ‘Ku Mau Berjalan dengan Juruselamatku

 

‘Ku mau berjalan dengan Juruselamatku

di lembah berbunga dan berair sejuk.

Ya, ke mana juga aku mau mengikut-Nya

sampai aku tiba di neg’ri baka.

 

         Ikut, ikut, ikut Tuhan Yesus;

‘ku tetap mendengar dan mengikut-Nya.

Ikut, ikut, ikut Tuhan Yesus;

Ya, ke mana juga ‘ku mengikut-Nya!

 

Bersama Jurus’lamat hatiku teguh

di lembah dan bukit yang perlu kutempuh.

Tuhanku membimbing aku pada jalan-Nya

yang menuju rumah Allah yang baka.

 

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Rumah Bagi Tuhan - Kamis, 18 Desember 2025

Kamis, 11 Desember 2025