Tataibadah harian
Sabtu –
17 September 2022
Bacaan:
Markus 12.41-44
Saat teduh
Bisa diiringi
instrumen
Nyanyian Umat
“B’ri Syukur”
Dinyanyikan 2-3
kali
Bri syukur, b’ri syukur
B’rilah syukur, b’ri syukur
Susah ataupun senang, b’ri syukur
Panjatkan doamu, sepenuh hatimu
Kasihnya Yesus jadi milikmu
Doa Pembuka - Dipimpin seorang anggota keluarga
Pembacaan Mazmur 79.1-9
Seorang anggota
keluarga membacakannya
Renungan
o
Doa persiapan
o
Pembacaan Alkitab: Markus 12.41-44
Memberi, Tindakan yang Menunjukkan Syukur
Mengucap syukur adalah kewajiban Kristen!
Bukan hanya saja Paulus menuliskannya dalam sebuah suratnya,
melainkan juga hal itu dinyatakan oleh tokoh yang kisahnya kita baca dalam perikop
ini. Penulis Injil rupanya ingin sikap iman yang ditunjukkan perempuan ini jadi
jiwa dalam hidup Kristen kita.
Kisah ini bertutur tentang seorang perempuan yang miskin. Akan
tetapi perjumpaannya dengan Tuhan membuatnya ingin memberikan sesuatu, di
tengah kemiskinannya. Kala orang lain melihat dia hanya sanggup menerima, dia
memperlihatkan sesuatu yang menakjubkan – yang layak jadi pedoman Kristen di
masa kapanpun.
Memberi – yang layak dan pantas diberikan, dengan cara yang
pantas pula – merupakan keteladanan yang dicatatkan penulis Injil bagi
pembacanya. Hal ini ditegaskan sebagai sikap yang berkenan pada Yesus.
Perempuan ini berjumpa dengan Yesus, dan dampaknya adalah
rasa syukur. Namun alih-alih berdiam diri, dia menunjukkan apa yang tidak dapat
dilihat orang di dalam hatinya – kebaikan Tuhan yang menginsipirasi semua orang
berbuat baik!
Belajar dari kisah ini, jika kita menyebut diri Kristen –
alias pengikut Kristus (Yesus) – maka hidup kita perlu dijalani dengan memperlihatkan
aksi seperti sang perempuan. Bukan demi memamerkan apa yang bisa kita lakukan
(seperti yang dilakukan orang-orang kaya dalam kisah itu), melainkan sebagai
wujud syukur (yang memberkati hidup ciptaan Tuhan lainnya) melalui apa yang
kita terima dari Tuhan (lihat juga tulisan Paulus dalam 2 Korintus 8.12)
Memberi – dengan ketulusan – tentu akan diterima Tuhan. Akan
tetapi, memberi secara optimal, karena rasa syukur yang besar, seperti
ditunjukkan perempuan itu, layak kita tiru. Sebab, jika kita menghitungnya,
bukankah yang kita terima dari Tuhan itu jumlahnya banyak?
Nyanyian Umat
KJ 439 – Bila Topan K’ras Melanda Hidupmu
Dalam pergumulanmu di dunia
janganlah kuatir, Tuhan adalah!
Hitunglah berkat sepanjang hidupmu,
yakinlah, malaikat menyertaimu
Berkat
Tuhan, mari hitunglah,
kau
’kan kagum oleh kasih-Nya.
Berkat
Tuhan mari hitunglah,
kau
niscaya kagum oleh kasih-Nya
Pokok doa
Kita
layak senang mendengar pengumuman WHO tentang hampir berakhirnya pandemi. Betapapun
demikian, syukur kita wajib ditunjukkan dengan tetap memelihara sikap peduli
dan bertanggung jawab terhadap kehidupan, baik yang kita atau pihak lain
jalani. Mari terus memelihara kehidupan!
Dipimpin oleh seorang anggota keluarga, atau bergantian
Nyanyian Umat
KJ 450 – Hidup Kita Yang Benar
Bertekun bersyukurlah
hingga suara-Nya kaudengar:
“Sungguh indah, anak-Ku,
ungkapan syukurmu.”
Dalam
susah pun senang;
dalam
segala hal,
aku bermazmur dan ucap syukur;
itu
kehendak-Nya!
Tuhan Yesus, tolonglah,
sempurnakan syukurku,
Roh Kudus berkuasalah
di dalam hidupku!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar